Pertarungan yang sengit itu berhenti setelah komandan menjatuhkan pedang. Altair menahan luka di leher dengan tangan darah segar mulai mengalir di sela-sela tangan.
Altair terduduk tersungkur dengan kedua lututnya menandakan bahwa dirinya sudah kalah dalam pertarungan. Komandan pergi ke pasukan dan mereka meneriaki kedatangannya.
Mary lari menghampiri dan melihat luka di leher Altair.
“Aku tidak apa-apa. Lukaku hanya tergores.” jawab Altair sebelum Mary menanyakan kondisinya.
Mary mengeluarkan sapu tangan miliknya dan memoleskan obat cair di atasnya memberikan sapu tangan itu kepadanya. Altair menerima dan mengikat sapu tangan di lehernya.
Altair tau mengapa dirinya sampai jatuh terduduk karena lingkaran sihir Mana menyerap tenaga lebih banyak sehingga membuatnya lemas.
Tangan Altair mulai bergetar untuk menghilangkan gemetar diseluruh
Di tanah kerajaan Rhodes sebelum terbentuk, terlihat orang-orang berkumpul untuk berkemah dari beberapa penjuru negara. Mereka beristirahat di tanah itu. Pemimpin pasukan dari masing-masing rombongan juga tengah mempersiapkan kebutuhan untuk menginap. Ada yang sudah menginap dan berkemah di sana, sebelum rombongan yang lain tiba. Salah satunya adalah keluarga Onder de. Dia bersama keluarga dan saudara-saudaranya tengah melakukan persiapan untuk berburu.
Onder de mulai memegang dua belati di tangannya dan sisa belati miliknya melayang menyerang salah satu kepala naga. Belatih yang berterbangan menyerang salah satu kepala naga membuat naga kelelahan dan kebingungan. Belati-belati yang terbang dikendalikan Mana Onder de seperti tali berwarna hijau muda keemasan jika terkena sinar bulan di malam hari. Salah satu belatih yang melayang tergigit oleh naga sisanya berusaha berputar kembali berusaha menusuk kepala naga dan Onder de berusaha lari mendekati sayap naga. Kepakan sayap dari naga mengeluarkan hembusan angin besar membuat pergerakan mereka sedikit terhambat. Setelah diam-diam menyusup di belakang naga terlihat dua sayap yang sibuk mengepakkan untuk membuat hembusan angin yang kuat. Belati yang dipegang dengan kedua tangannya dicengkram dengan kuat. Onder de memusatkan kembali Mana kepada semua belati miliknya. Mana yang melapisi belati-belati membuat ukuran mereka 3x lebih besar dari sebelum
Setelah Altair membaca buku sejarah berdirinya kekaisaran Rhodes dan bagaimana kerajaan ini muncul. Altair merasa takjub dan terpesona dengan kisah heroik, Altair adalah salah satu keturunan dari lima pahlawan yang sangat berjasa. Dalam buku sejarah yang lain 500 tahun yang lalu setelah keluarga Onder de menyegel Mana karena Mana harus disegel setiap 100 tahun sekali sesuai setelah anak laki-laki keturunan sampai puncak kedewasaan. Mereka akan mengembara dan melakukan tugas tersebut. Keturunan Onder de kembali dari misi penyegelan. Ayahnya yang sebagai penerus mutlak membantu penyegelan di altar khusus yang disaksikan oleh Raja mereka dan beberapa orang lainnya. Setelah selesai penyegelan mereka mendengar bahwa pamannya dihukum gantung oleh pihak istana, karena memiliki tanda-tanda akan melakukan kudeta dengan beberapa pengikutnya. Pemuda tersebut lari menemui pamannya dia tidak tahu masalah yang terjadi selama dia meninggalkan kampung halaman dan apa
Setelah melewati banyak tembok, Altair berdiri di pintu masuk hanya terlihat tembok biasa dengan lubang seukuran jari tangan Altair memasukkan jari tangannya namun, tidak ada respon. Altair mencoba cara lain dengan dia mengalirkan Mana yang membalut tubuh dan memusatkan semua di jari tangan. Mana mengalir melewati lubang jari menuju celah-celah dinding batu. Mana biru merambat ke berbagai celah dinding lalu bertemu dan terfokus dalam satu titik di hadapan Altair. Pintu tembok tersebut menghilang perlahan dan terlihat lemari besar dengan rak-rak pembatas, di sana terdapat barang-barang kuno yang sudah ada di zaman awal terbentuknya kerajaan termasuk batu keras milik Onder de kakek ke 1000 tahun. Altair melihat cawan berwarna merah gelap, di sekelilingnya terdapat mata batu berwarna hitam berukuran kecil. Altair bergegas mengambil cawan yang ingin segera keluar sebelum ayahnya kembali masuk kesana yang akan membuatnya terjebak entah sampai berapa lama.
Altair berjalan ke ibu kota Rhodes melihat lingkungan di luar mansion terlihat sangat ramai banyak orang yang berkeliaran. Altair memutuskan untuk keluar dari mansion untuk beberapa hari, setelah mandi Altair bersiap melengkapi barang-barang yang akan dibawa untuk pergi malam itu. Altair memilih untuk keluar kabur dari keluarganya karena jika dia meminta izin terlebih dahulu sangat dipastikan ayahnya tidak akan memberi izin meninggalkan mansion. Altair juga sudah memberikan selembar kertas ke ayahnya jika di akan pergi beberapa hari untuk mengunjungi kota ibunya dulu. Altair berharap jika dirinya terlibat masalah selama diluar ayahnya bisa memakluminya. Meskipun Altair tidak berharap ayahnya tidak dapat membela atau membantunya nanti. Setelah memastikan semua orang tidak terlihat berkeliaran di sekitar mansion Altair pergi melalui jendela di dalam kamarnya. Memakai jubah hitam menutupi wajahnya dan menyandang tas kecil yang berisikan beberapa koin emas
Altair pergi ke suatu tempat di sana terdapat banyak orang sedang berkumpul melihat sesuatu. Matahari sudah mulai menyambut pagi seorang pria paruh baya duduk bersama dengan orang yang sedang melakukan judi jalanan dengan dikelilingi orang yang sedang melihat permainan mereka. “Coba tebak,” ucap si pria yang terlihat seperti pemilik judi. “Kali ini jika kau menang aku pasti akan melipat gandakan taruhan mu,”ucapnya lagi sembari menggigit tusuk gigi. Pria yang berada di hadapannya itu terlihat seperti orang yang cukup kaya lalu dia mengeluarkan beberapa koin emas di dalam kantongnya meletakkan koin di atas kartu yang dipilihnya dengan gugup. “Kali ini kau harus membayarku lebih,” ucapnya sambil meletakkan koin tersebut di sebelah kanan. “Tenang saja,” jawabnya dengan santai. Altair yang sudah berdiri di samping pria yang bertaruh sedang memperhatikan jalannya permainan. Si Bandar membuka kartu pilihan lawannya dengan kartu 3 hat
Pagi Pun tiba, Altair tengah bersiap-siap untuk pergi dari penginapannya semalam. Setelah kembali dari kasino Altair langsung masuk ke dalam penginapan dan segera dia mengumpulkan darah ke dalam cawan. Cawan itu terisi penuh oleh darah Altair dan langsung membuatnya lemas lalu tertidur. Sekarang Altair bangun dengan keadaan segar bugar setelah semua siap, Altair melihat ke arah cincin di jari telunjuknya. Di tengah lingkaran sudah terlihat berwarna merah penuh dengan darah Altair. Merubah lagi menjadi sosok orang lain dengan kekuatan Mana di kalung lehernya. “Sekarang waktunya,” ujar Altair dengan semangat. “Semoga makhluk yang agung ini bisa membantuku keluar dari dunia ini,” ucap Altair sembari mencium cincin. Altair pergi menuruni tangga penginapan, memesan makanan dan pergi ke pasar. Altair pergi ke pasar untuk membeli bubuk batu Mana dan bubuk peri emas. Selama Altair berada di ibu kota, dia melihat sendiri bagaimana rakya
“Masih anak-anak yang belum menjadi penerus pengendali Mana seutuhnya,” terdengar suara kecil yang membisik. Altair berusaha mencari asal suara dan menemukan sebuah makhluk sedang melayang di sebelah bahu kirinya. Memiliki tubuh seperti manusia berbadan ubur-ubur dengan hiasan rumbai seperti gadis belia dengan rambut diikat ke belakang. “Kamu ini apa?” tanya Altair dengan penasaran.