Share

11. Fear

Edgar menghempaskan Maria tanpa kelembutan, bahkan ketika melihat Maria yang terang-terangan mengusap tangannya yang memerah perih Edgar tak peduli. Lelaki itu kalap, ramahnya hilang, sabarnya telah tiada.

“Jelasin,” geram Edgar, mencoba menanam sabar satu kali lagi.

Maria membalas tatapan Edgar tak kalah tajam. “Enggak ada.”

Deru napasnya memburu, emosi.

Decihan dikeluarkan dari mulut Edgar.

Mungkin memang Maria tidak punya sedikitpun pengalaman menenangkan seseorang yang tengah tenggelam dalam amarah hingga wanita itu bisa dengan ketus menjawab pertanyaan Edgar dengan kata-kata seperti tadi.

Namun Edgar juga tak pernah berhadapan dengan wanita seperti ini sebelumnya, atau lebih tepatnya Edgar tak pernah seemosi ini sebelumnya.

Bayangkan jika kalian yang ada di posisi Edgar. Betapa bingungnya lelaki itu dibuatnya.

Edgar menghembuskan napas, tatapan matanya belum melunak. “Kalo begitu Ares akan gue bawa.”

Perih di pe

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status