"Sudah jam dua siang. Aku, apa jawabanku? Apakah aku mencintai Higiri? Aku mulai mencintainya? Menyukainya? Memikirkannya?" gumam Kenta dalam hati, ia ragu kalau ia sendiri merindukan celotehan Higiri yang kadang membuatnya tertawa, namun ia merasa janggal, pertemuan mereka sangat, sangat singkat sekali. Dengan semua pertanyaan itu, Kenta tiba-tiba saja terlelap tidur. Dalam tidurnya, ia memimpikan kenangan manis kemarin-kemarin, bersama Higiri. Ciuman pertamanya, pelukan hangat seorang pria yang mengaku bahwa pria itu mencintai dirinya, sampai tawa dan senyum ketika mereka bepergian bersama. Memori yang indah, namun, di satu sisi lainnya, sejak kehadiran Higiri, memori-memori masa kecil Kenta yang kelam, justru kembali muncul ke permukaan, dan menghantui Kenta. Ada hubungan apakah ini? Tiba-tiba saja, Kenta membuka matanya dan melihat ke arah jam. Ia terbangun begitu merasakan jantungnya berdebar kencang, namun, ia belum juga menemukan jawabannya. Sudah setengah empat sore! Ia denga
Kenta terdiam menerima benda tersebut, itu hanyalah sebuah kotak perhiasan warna hitam. Higiri lalu mencium bibir Kenta lagi, lalu berkata, "Aku akan mengantarmu pulang. Ingat, dua hari waktumu untuk memutuskan. Karena aku sendiri tidak punya waktu banyak. Aku tidak akan memaksamu, jangan terima jika kau merasa terpaksa, jujur saja dengan hatimu."Higiri lalu mengantar Kenta pulang dari pasar malam tersebut. Sepanjang perjalanan, mereka hanya terdiam, seperti salah tingkah. Kenta sendiri tidak berani berbicara apapun, sementara Higiri, wajahnya masih memerah pertanda ia memang tersipu malu. Mereka menaiki beberapa kereta MRT dan melewati beberapa halte bus, lalu, akhirnya sampai di rumah Kenta. Higiri lalu pamit pulang, sementara Kenta masuk ke dalam rumahnya, dan membersihkan dirinya, lalu berbaring di atas ranjangnya. Ia mengambil kotak perhiasan hitam yang diberikan Higiri dan menatap kotak tersebut dalam waktu yang sangat lama. Ada keraguan dalam hatinya. “Higiri ini, bercanda,
"Ah, iya, iya. Oh, aku kesini karena ada beberapa hal…" seru X, sambil melirik sesuatu yang menggantung di leher Kenta, ia lalu menggaruk kepalanya dan berkata, "Oh, jadi begitu ya, apakah ini keputusanmu? Apa kau yakin dengan keputusan ini? Kau sudah tahu siapa dirimu, kan? Kau juga sudah tahu siapa anak muda itu, kan?”Kenta menatap X dengan penuh kebingungan, dan bertanya, "Maksudnya? Ah, sebaiknya kita duduk dulu di dalam, aku akan menyiapkan minuman!"Mereka berdua lalu masuk ke dalam rumah. X lalu mengambil duduk di kursi dekat meja makan, dan Kenta langsung membawakan air minum segelas untuk pamannya itu. "Kenta, apa itu?" tanya X sambil menunjuk-nunjuk kalung yang dipakai Kenta. Kenta lalu menggenggam kalung yang ia pakai di lehernya, sambil berseru, "Oh, oh, ini? Paman, aku sebenarnya, sebenarnya… mempunyai seorang pacar! Dan dia memberikanku kalung ini kemarin!"X menatap kalung tersebut agak lama. Kalung itu lalu memancarkan sedikit cahaya berwarna warni, padahal warna kal
Pagi ini, Kenta terlihat sedang berjalan, sendirian. Ia berjalan menuju sekolahnya, namun bukan untuk sekolah kali ini. Ia sedang mengingat-ingat kenangannya sendiri di sekolah ini.Pagi ini udaranya sangat segar. Kenta terpikir untuk mengunjungi sekolahnya Higiri, letaknya tidak jauh dan ia tahu jalan ke sana. Dengan rasa penasaran, Kenta berjalan menelusuri jalan setapak yang agak sepi. Memang, hari ini masih dalam suasana liburan untuknya karena sudah lulus. Sesampainya ia di sekolah tempat Higiri belajar, ia mendengar bunyi bel, pertanda sudah waktunya masuk kelas, dan sudah tidak nampak lagi murid-murid sekolah yang berlalu lalang. Kenta dengan seksama melihat sekolah tersebut dan terkejut, lalu bergumam, "Aku tidak pernah ke sini, namun memang benar kata orang-orang, sekolah ini besar sekali! Lebih besar dari pada sekolahku!”Ia lalu berjalan mengelilingi sekolah tersebut. Namun, selagi Kenta memandang sekolah itu, ia melihat dua orang di belakang sekolah, dari kejauhan. Seoran
X menghela nafasnya panjang, menunggu Kenta tenang dulu. Setelah itu, ia mulai bercerita: - Suatu hari, Ratu Angel menyadari bahwa perang antar suku di dalam Dunia Musik, tidak bisa dihindarkan. Suku Bass bahkan mengincar Dunia Manusia, dan penduduk suatu desa menjadi korbannya. Ratu Angel lalu mengunjungi Dunia Manusia hanya untuk melindungi suku tersebut dari serangan suku Bass yang ingin menghisap energi para manusia di dalam Dunia Manusia. Desa tersebut mempunyai kekuatan alam melimpah dan suku Bass hendak menyerap energi desa tersebut dengan alat musik hitam mereka. Ratu Angel menyamar menjadi seorang manusia, membaur dengan penduduk setempat dan secara diam-diam, ia mengusir semua prajurit suku Bass keluar dari desa tersebut. Namun ada seorang manusia yang terluka parah karena ikut dengan sang ratu untuk melindungi para penduduk desa dari serangan prajurit suku Bass. Ratu Angel melihatnya dan merasa iba. Dengan kekuatan dari energi musiknya, ia lalu melakukan sesuatu. Ia menye
-- X mempunyai bawahan empat orang, yakni Nozomi (berambut hitam dan bola mata coklat), Ahr (berambut coklat dan bola mata coklat), Westo (berambut hitam dengan bola mata abu-abu), dan terakhir adalah Son (berambut abu-abu dengan bola mata hitam). Semuanya berusia sembilan puluh tahun, namun memang terhenti pertumbuhannya di usia tiga puluh tahun. Mereka semua nampak seperti usia tiga puluh tahun, kecuali X, yang berusia seratus tahun dan ia nampak lebih tua, karena tugasnya sangat banyak dari dulu, bahkan rambut abu-abu yang menipis, dan bola mata putihnya, selalu menatap tajam lawannya.-- "Jenderal X, jangan bilang, bahwa Ratu sedang mengandung seorang anak, dengan penduduk kita?" tanya Nozomi dengan penuh kebingungan. X mengambil nafas panjang dan membalas, "Bukan, namun manusia di dunia manusia... anak yang ada di dalam rahim ratu kita, adalah keturunan antara makhluk Dunia Musik dan manusia mortal dari dunia manusia”Dan mereka semua langsung terkejut."Hei, X, jangan bilang ba
Hari itu, suasana istana sendu sedih. Ratu Angel menangis sepanjang hari di dalam kamarnya. Ia lalu bergumam, "Aku akan menjagamu dari jauh, tapi, jika prajurit suku Bass mengetahui kau adalah seorang keturunan hybrid, mereka pasti akan menyakitimu, mengincar energi yang kuat yang ada dalam dirimu, dan menjadikan mereka suku penguasa dunia. Aku ingin kau hidup dengan penuh cinta dan kasih sayang, kumohion, tetaplah bertahan hidup!”Malam itu juga, setelah semua persiapan yang dibutuhkan telah siap, X juga bersiap membawa Kenta kecil ke dunia manusia, untuk mengawalnya secara langsung. Kereta istana juga telah dipersiapkan untuk menembus portal. "Aku akan menyusul, kalau kita pergi bersama, tentu akan ada yang curiga nanti," ucap Ratu Angel yang terduduk di atas kursi rodanya, kepada X, yang sedang menggendong bayi perempuan kecil sambil bersiap masuk ke dalam kereta istana. X lalu mengucap pamit, "Aku akan pergi dahulu, Yang Mulia”Sambil menatap ke arah kereta istana yang membawa a
Pria tersebut adalah raja suku Bass, Fedrix. Ia hanya tertawa mendengar pernyataan Ratu Angel, dan membalas, "Ya, kalian memang tidak adil! Mengapa hanya suku Bass yang kalian musuhi? Bukan salahku jika aku harus mengambil energi kalian, ya karena kalian sendiri menganggap diri kalian sendiri adalah penjaga satu-satunya Dunia Musik, namun membunuh prajuritku, yang terang-terangan juga adalah penduduk Dunia Musik! Menganggap kami adalah ancaman, apa yang pernah kalian lakukan untuk suku kami? Apakah di dalam Dunia Musik hanya ada suku Simfoni dan Harmoni yang bisa memakai kekuatan musik dan lagu? Maksud kalian, kami tidak boleh dan tidak bisa?"Ratu Angel kali ini benar-benar kesal, melihat Fedrix justru tertawa lebar, ia lalu membalas, "Berhenti mengambil energi dari orang lain secara ilegal, menguras habis nyawanya dan mengambil keluarganya hanya untuk menjadi prajuritmu! Kami juga tahu bahwa yang kau incar bukanlah energi untuk bertahan hidup demi sukumu sendiri, yang kau inginkan ad