Share

Part 2, Fitnah Ibu Mertua

Hati Chelsea hancur saat itu, namun ia tidak ada kesempatan untuk menitikan air mata karena para adik ipar dan juga kedua mertuanya segera memberikan perintah lainnya pada Chelsea.

Wanita berusia 30 tahun itu, diperintah untuk memijat kaki nyonya Andin, namun sebelumnya Chelsea harus memenuhi perintah sang adik ipar yang pertama.

"Kakak ipar, tolong sisir rambut ku terlebih dahulu, aku akan pergi ke kampus, tapi ini sudah mepet sekali waktunya," ucap Raras yang sangat panik saat itu.

"I-iya, aku akan membantu mu untuk menyisir rambut, tunggu sebentar ya." jawab Chelsea dengan patuh.

Raras merasa sangat terbantu saat itu, ia sama sekali tidak mengingat bagaimana sikap yang telah ia tunjukkan sebelumnya pada Chelsea saat di meja makan, namun hal itu tak membuat Chelsea marah. Ia terus saja berusaha untuk bersikap baik pada keluarga suaminya itu.

Chelsea Wulandari, wanita berusia 30 itu menikah dengan Edo Wijaya Kusuma tanpa menjalin hubungan terlebih dahulu. Sebuah pernikahan yang sama sekali tidak dikehendaki oleh Edo dan keluarga, mereka menikah karena sebuah surat wasiat dari almarhum nenek dari Edo, yang mengenal baik keluarga Chelsea.

Pernikahan itu terjadi begitu singkat, Chelsea adalah seorang gadis desa yang usianya sudah cukup dewasa bahkan sangat matang, ia terlambat menikah karena selama ini harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarganya yang terbilang tidak mampu, sebab itulah yang membuat Chelsea harus menerima perjodohan tanpa cinta itu di usianya yang sudah sangat dewasa.

Bahkan Chelsea sendiri tidak menyangka jika ternyata pernikahannya dengan Edo justru membuka tabir penderitaan yang tidak pernah ia sangka sebelumnya, sebelumnya ibu Chelsea berpikir jika Chelsea menikah dengan Edo, maka hidupnya akan sangat bahagia.

Karena keluarga Bram Wijaya Kusuma sangat lah kaya, bahkan tidak akan habis tujuh turunan. Mereka mengira bahwa pernikahannya akan membuat kehidupan Chelsea jauh dari bayangan kemiskinan.

"Kakak ipar!"

Pekik Raras saat itu, hingga membuat Chelsea terkejut bukan main.

"I-iya Ras," ucap Chelsea tersadar dari lamunannya.

"Kakak Ipar, kenapa lama sekali menyisir rambut ku, aku bisa telat kalau begini!" omel Raras yang merasa sangat kesal saat itu.

"I-iya, ini sudah kok." jawab Chelsea meletakkan sisir lalu menyingkirkan tangannya.

Raras bangkit dari tempat duduk nya, sejak tadi ia duduk di meja rias untuk mendapatkan hasil sisiran yang indah, namun karena Chelsea terlalu banyak melamun membuat dirinya marah dan kesal.

Saat itu Raras sama sekali tidak mengucapkan terima kasih karena sudah dibantu oleh Chelsea, ia justru mendorong pundak Chelsea hingga membuatnya hampir terjungkal.

Tidak ada yang benar-benar bersikap baik pada Chelsea selama ini, bahkan harapannya pada sang suami pun kerap kali sering tak terbalas lantaran Edo tak pernah bersikap manis.

"Oh, astaga, aku melupakan sesuatu," ucap Chelsea memukul jidatnya sendiri.

Ya, Chelsea melupakan perintah dari ibu mertuanya, nyonya Andin sudah menunggu cukup lama di kamar. Dan saat itu Chelsea buru-buru mengetuk pintu lalu membuka nya.

"Maaf Ibu, aku terlambat datang," ucap Chelsea menghampiri nyonya Andin yang sedang duduk memainkan ponselnya.

"Ya, sudah selesai semua kan pekerjaan kamu? Kalau sudah, segera pijit tubuhku," pinta nyonya Andin yang sudah sangat siap kala itu.

"Ya Bu." singkat Chelsea menjawab dan berjalan mendekati ranjang mewah nan megah yang ada di hadapannya.

Perlahan, Chelsea mulai melakukan gerakan memijit kala itu, nyonya Andin bukan lah tidak mampu untuk membeli seseorang yang akan memijat tubuhnya setiap hari, namun karena kebenciannya pada Chelsea lah yang membuat nyonya Andin justru menempatkan Chelsea pada posisi yang tidak jauh bedanya dari seorang pembantu rumah tangga, yang akan patuh di perintah oleh majikannya kapanpun itu.

"Chelsea, jangan terlalu kencang, sakit!" rengek nyonya Andin sengaja melakukan itu.

"M-maaf Ibu, tapi ini aku lakukan sangat pelan dan hati-hati," ucap Chelsea yang tidak sengaja mendapatkan perlakuan tidak mengenakan dari nyonya Andin.

"Bohong! Kamu pasti sengaja menyakitiku, kan? Kamu harus mendapatkan hukuman dari Edo." celetuk nyonya Andin marah dan menatap kasar wajah Chelsea yang ketakutan.

Nyonya Andin mengambil ponselnya, ia menghubungi putra kesayangannya yang sedang sibuk di kantor, ponsel itu berdering dan segera di angkat oleh Edo.

"Halo Ibu, ada apa?" tanya Edo dengan suara seraknya.

"Edo, kamu pulang lah sekarang, aku sangat sakit hati dengan perlakuan istrimu ini," ucap nyonya Andin mengadukan kejahatan yang sama sekali tidak dilakukan oleh Chelsea.

"Memangnya ada apa, Bu? Apa yang dilakukan oleh Chelsea? Aku sangat sibuk di kantor, Ibu," seru Edo sedikit menolak saat nyonya Andin mengadukan perbuatan istrinya.

"Ibu meminta istrimu untuk memijit kakiku, tapi apa yang dia lakukan? Dia memijitnya dengan sangat keras sampai membuat ibu kesakitan, kamu harus memberikan hukuman padanya demi Ibu, Edo." jelas nyonya Andin menatap tajam ke arah Chelsea.

Chelsea tak bisa berkata apapun, saat itu ia hanya bisa menangis sambil menggelengkan kepalanya, ia ingin sekali berkata pada suaminya bahwa apa yang dikatakan oleh Ibu mertuanya itu bohong, tetapi Chelsea tidak mampu merangkai kalimat itu hingga keluar dari mulutnya.

"Baik Ibu, aku akan mengurus Chelsea setelah aku pulang nanti, sekarang aku benar-benar tidak bisa pulang, aku sangat sibuk," ucap Edo yang tidak bisa memenuhi panggilan Ibu yang ia hormati itu.

"Baik lah, tapi berjanji lah pada Ibumu ini, kalau kamu akan memberikan perhitungan pada Chelsea, dia sudah menyakiti Ibu," seru nyonya Andin sedikit kecewa.

"Baik Ibu, jangan khawatir, sekarang aku tutup dulu telepon nya." jawab Edo segera mematikan ponselnya.

Edo meletakkan ponselnya di meja, ia pun duduk di singgasananya dengan posisi memegang kepala, nafasnya seolah berhembus kasar menatap langit-langit berwarna abu-abu di ruangan itu.

"Sejak menikah dengan wanita itu, hidupku dan keluargaku tidak pernah mendapatkan ketenangan, ada saja yang dia lakukan setiap hari, sampai membuat kepalaku sangat pusing."

Ungkapan dari Edo itu terdengar oleh seorang gadis seksi bernama Clara, gadis cantik yang saat ini menjadi sekertaris Edo itu masuk ke ruangan bosnya tanpa permisi.

"Pak," lirih Clara memanggil bos nya.

Edo setengah terkejut, ia menurunkan kakinya yang sejak tadi berada di atas meja, lalu setelah itu ia kembali bersikap cool di hadapan sekertaris nya itu.

"Clara, ada apa? Apa kamu tidak tahu aturan sopan santun, harusnya sebelum masuk ke ruangan seseorang, coba lah untuk mengetuk pintu terlebih dahulu!" tegas Edo saat itu.

"Iya Pak, maafkan saya. Tapi ini sedikit penting Pak, ada meeting dadakan yang harus Bapak hadiri saat ini juga," ucap Clara menunduk hormat di hadapan Edo.

"Baik, kamu bisa siapkan semuanya dan kita akan berangkat sekarang." jawab Edo dengan sigap menyanggupi semua itu.

Clara mengangguk patuh, lalu berlalu pergi meninggalkan ruangan Edo, Clara dengan pelan menutup pintu ruangan tersebut dan masuk kembali ke ruangannya.

Clara nampaknya sudah mengetahui sedikit rahasia yang ia tidak ketahui sebelumnya, sejak menikah memang bosnya itu kerap kali berubah-rubah moodnya, bahkan sering sekali Edo marah-marah tanpa ada sebab di kantor.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status