Wilson melangkah dengan langkah pasti, mendekati Viyone yang berdiri di hadapannya. Ekspresi wajahnya serius, menatap dalam ke mata Viyone, "Apapun syaratmu, katakan saja!" Viyone menatap balik Wilson, menegaskan dengan tegas, "Menikah hanya demi anak-anak. Aku tidak ingin mereka sedih dan terpuruk karena masalah kita!" Wilson mengangguk setuju, wajahnya menunjukkan tekad yang kuat, "Aku akan mengadakan acara pesta pernikahan secara besar-besaran!" ujarnya dengan penuh semangat. Viyone segera membantah, "Tidak perlu! Aku tidak ingin banyak orang yang tahu soal pernikahan kita," balasnya dengan nada tegas. "Kamu adalah mafia, aku tidak berharap orang-orang di luar sana mengenal anak-anak!" Wilson terdiam sejenak dan mempertimbangkan," Baiklah, kita akan mengadakan pesta secara kecil-kecilan."Viyone tetap membantah usul pria itu," Tidak perlu juga, Aku tidak ingin ada yang kalau aku menikah denganmu. aku tidak mau ada yang tahu siapa ayah dari anak-anakku!" jawabnya tegas."Mereka
Nick menatap mereka dan menjawab," Bos dan nona Viyone sedang berbicara, tidak mungkin aku ikut campur."Elvis yang tidak puas dengan sifat rekannya lebih sering diam, ia pun berkata," Setidaknya kamu pikirkan cara yang terbaik agar bos menikah dengan nona Viyone bukan hanya di atas kertas! Aku hanya khawatir andaikan kalau suatu hari nona Viyone meminta cerai bagaimana dengan anak-anak!" "Asalkan bos tidak bermain wanita, Maka tidak akan ada perceraian," jawab Nick."Jangan bercanda! sejak kapan aku bermain wanita," ujar Wilson." Bos harus membuat nona Viyone merasa aman dan nyaman, Percaya pada bos. Jangan sampai ada wanita lain lagi yang datang ke rumah. Kalau tidak, sampai kapan pun nona Viyone tetap tidak akan percaya dengan bos," tegas Nick, matanya menatap tajam Mike, tangan melipat di dada menegaskan keseriusannya. Mike mengangguk, memahami bahwa Nick benar. Dia merasa empati terhadap perasaan Viyone yang baru mengalami kegagalan dalam pernikahannya. Mike menyadari bahwa Vi
Jeff melirik ke arah Chris sebelum membuka pintu mobil "Chris!" teriak Jeff dengan suara keras yang menyebabkan Chris menoleh ke arah ayah tirinya itu dengan kaget. "Papa Jeff! Kenapa bisa ada di sini?" tanya Chris dengan suara gemetar, masih terbayang-bayang perlakuan kasar yang pernah dia terima dari pria itu. Jeff berjalan mendekati Chris dengan senyum ramah yang seolah ingin menenangkan hati anak itu. Namun, langkahnya terhenti ketika Ethan, pengawal Chris, menghadangnya. "Tunggu, Tuan! Apa yang ingin Anda lakukan?" tegas Ethan yang melindungi Chris dari balik tubuhnya. "Chris, papa hanya ingin minta maaf," ujar Jeff dengan suara lembut, berusaha menyakinkan anak itu, "Aku sadar, aku pernah bersikap buruk padamu. Tapi, percayalah, sekarang papa datang untuk memperbaiki segalanya." Chris terdiam, bingung harus meresapi kata-kata ayah tirinya itu atau tetap waspada. Namun, tatapan matanya yang penuh ketakutan dan ketidakpercayaan tidak dapat disembunyikan."Paman, Aku ingin bic
Raut wajah Jeff berubah menjadi pucat dan gemetar, Ia juga menahan sakit sehingga tidak sanggup untuk bersuara.Nick berdiri tegak di depan Jeff, Tatapan matanya tajam dan dingin, membuat Jeff tak berkutik. "Dengar baik-baik, Jeff Hamilton. Wanita yang kau sakiti adalah wanita milik bos kami. Dan anak tirimu adalah anak kandung bos kami. Jadi, jangan coba-coba melakukan hal yang bodoh. Menyakiti tuan muda kami sama saja menantang kami. Sejak awal tanpa kamu sadari, kau sudah menyinggung seorang pemimpin mafia Dragon," kecam Nick dengan nada mengancam. Jeff, yang menahan sakit sehingga wajahnya pucat, memohon pada Nick, "To-tolong lepaskan tanganku!" Ketika Nick mendekati Jeff, ia bisa melihat betapa ketakutan pria itu. Nick kemudian berbisik di telinga Jeff, "Bagaimana dengan adikmu? Apakah masih sakit? Bagaimana dengan tikaman yang kuberikan padamu?" Jeff terkejut mendengar Nick menyebut adiknya. Wajahnya semakin pucat, dan tubuhnya gemetar. "Kau... Kau adalah pria itu?"tanyanya y
Jeff dibawa secara paksa oleh Nick ke kantor pengacara untuk tanda tangan surat penceraian dengan Viyone. Ia hanya bisa menurut dan melakukan apa yang diminta mafia itu.Setelah selesai tanda tangan, Wilson nenyerahkan cek yang tercantum nominal. Ia melempar ke arah Jeff dan berkata," Ini sebagai ganti kamu yang telah membiayai anakku. Tapi, bukan berarti aku sudah melupakan apa yang kamu lakukan padanya!" kata Wilson dengan nada mengancam." Aku tidak suka berhutang. dan aku juga paling membenci orang yang telah melukai keluargaku. Lebih baik jaga sikapmu dan berhati-hati!"Jeff menatap nominal yang tidak sedikit jumlahnya di lembaran cek tersebut."Jeff Hamilton, aku tidak ingin melihatmu lagi. Kau telah merenggut nyawa anakku. Aku tidak akan memaafkanmu sampai aku mati!" ujar Viyone."Semua dokumen telah disediakan oleh pengacaraku, Aku tidak suka menunda jika melakukan sesuatu. Karena sudah sepakat jadi selanjutnya pengacaraku yang akan mewakiliku," kata Wilson dengan nada tegas,"
Malam itu, Wilson duduk di meja kerjanya yang rapi, lampu meja menyala terang memberi fokus pada foto yang sedang dipegangnya. Foto itu menampilkan seorang pria paruh baya dengan raut wajah yang tidak dikenal. Wilson menatap foto itu dengan tatapan tajam, seolah-olah hendak melihat ke dalam jiwa pria itu. "Ryan Stand, Aku akan menemuimu," ucap Wilson dengan nada penuh tekad, seakan dia ingin membunuh pria itu.Sementara itu, di luar ruangan, Chris berjalan dengan langkah ragu menuju ke ruang kerja ayahnya. Dia berdiri di depan pintu, tangannya bergetar sejenak sebelum sempat mengetuk. Pikirannya teringat pada apa yang pernah dikatakan Jeff tentang kebiasaannya yang tidak sopan. "Apakah papa akan marah kalau aku masuk ke dalam? Papa Jeff selalu mengatakan aku tidak sopan karena aku masuk dan mengganggunya," gumam Chris dengan ekspresi cemas. Dia memutuskan untuk duduk di luar ruangan, menunggu ayahnya menyelesaikan pekerjaannya. Saat Chris menunggu, Wilson terus menatap foto itu. Ia t
Keesokan harinya, Wilson dan Viyone tiba di kantor sipil dengan wajah datar dan tegang. Mereka berjalan beriringan menuju meja petugas yang akan mengesahkan pernikahan mereka. Tanpa adanya acara makan dan pesta, mereka hanya ingin segera menyelesaikan proses ini sesuai keinginan Viyone. Mereka saling bertukar cincin, namun tak ada senyuman manis yang terukir di wajah mereka. Bahkan ciuman pun tak ada yang terjadi. Suasana menjadi begitu hening dan canggung sehingga membuat orang-orang di sekitar mereka merasa aneh dan penasaran. "Mereka tidak mirip pengantin baru," ucap Elvis yang berdiri di pintu sambil mengamati pasangan tersebut. "Lebih mirip bermusuhan," timpal Ethan yang berdiri di sampingnya. Mereka berdua terdiam sejenak, kemudian Elvis melontarkan pertanyaan, "Apakah ini awal yang baik?" Ethan menggelengkan kepala, "Aku tidak yakin pernikahan ini akan bertahan lama," jawabnya dengan ragu. Sementara itu, Nick yang mendengarkan percakapan mereka, menatap Wilson dan Viyone.
"Baik, Bos!" jawab Nick.Di sebuah toko alat tulis yang luas dan berbagai macam pilihan, Viyone berjalan menyusuri lorong demi lorong dengan penuh semangat. Matanya terpaku pada deretan buku dan alat tulis dengan motif robot dan mobil yang menarik perhatiannya. Ia mengambil beberapa buku bergambar robot, pensil berwarna, serta penggaris bergambar mobil yang keren. "Chris sangat suka belajar dan menulis, semua ini sangat cocok untuk anak-anak!" ucap Viyone penuh semangat sambil memperlihatkan pilihannya kepada Steven dan Mike yang mengikuti di belakangnya.Viyone mengunakan Black Card untuk membayar belanjaannya. Sementara Ponsel Wilson menerima beberapa notif dari bank. Karena uangnya yang digunakan oleh istrinya.Wilson pun membaca semua notif belanja tersebut dengan tersenyum. Ia merasa puas istrinya mengunakan kartu pemberiannya. Di satu sisi, Nick, Elvis dan Ethan sedang mengamati senyuman bos mereka."Apakah ini namanya sedang jatuh cinta?" bisik Elvis yang duduk bersama dua tem