Rumah tua antik yang membawa keuntungan jika dijual. Kakek dan nenek Grizell sudah meninggal, dan akan susah jika hidup sendirian mengurus rumah yang begitu besar, tangan Grizell tidak bisa mengelola kebutuhan rumah ini sendirian. Lagipula tidak ada yang memedulikan jika Grizell menjualnya dan membeli rumah sederhana. Orangtuanya juga tidak pernah peduli dengan apa yang dilakukan Grizell.
“Halo?”
“Bagaimana kabarmu? Pindahanmu sudah selesai? Mau aku bantu beres-beres?” Telepon berdering dan itu dari Davian pacar Grizell sedang meneleponnya.
“Em, tidak usah. Tidak banyak yang aku pindahkan, aku tidak membawa banyak barang. Bolehkah aku curhat?” tanya Grizell yang agak takut tinggal sendirian di rumah yang besar seorang diri. Setidaknya berbicara dengan orang yang disayanginya membuatnya lebih tenang.
“Kau ketakutan tinggal sendirian? Bicaralah padaku atau kau mau lihat wajahku?” tanya Davian yang berusaha membuat Grizell sedikit terhibur dengan itu.
Asli, cahaya itu asli kegelapan yang palsu
Davian tetap memaksa untuk bisa mendengarkan apa yang akan dikatakan Grizell. Matanya penuh dengan tatapan menginginkan kepercayaan Grizell terhadap Davian. Grizell menatap mata Davian dan menghela napas untuk memulai menceritakan apa yang ditemukannya di rumah. “Ikut aku pulang ke rumah, tapi kau yakin tidak alergi lagi dengan bulu anjing?” tanya Grizell memastikan sekali lagi jika Davian tidak alergi dan hanya mengatakan alasan ini untuk bisa melihat apa yang disembunyikan Grizell. “Aku yakin, aku sudah mendapatkan obat untuk itu.” Grizell naik motor bersama dengan Davian yang memboncengnya. Grizell menunjukkan arah rumahnya dan Davian mengikutinya dengan baik tanpa menggunakan kacamata yang malahan membuat Grizell agak khawatir dengan itu, tapi mungkin selama dua tahun tidak bertemu, ada banyak perubahan yang terjadi pada Davian yang tidak diketahuinya, dan Davian sengaja untuk tidak memberitahu Grizell untuk sebuah kejutan kecil. “Itu rumahmu?” ta
“Tidak usah, kami akan tidur di ruang keluarga dekat televisi, itu lebih nyaman dibandingkan dengan tidur di dalam kamar,” kata Davian yang tahu kalau ini adalah rumah dari nenek kakeknya Grizell dan tidak ingin tidur di dalam kamar yang mungkin saja ada hal yang seharusnya tidak diketahui Davian bahkan untuk Grizell. “Kenapa? Sebaiknya kan tidur di dalam kamar, itu lebih am-” Davian langsung menutup mulut Jonas dan menatapnya seperti sebuah telepati anak cerdas lainnya. Grizell menatap mereka berdua dan tahu jika Davian hanya ingin menjaganya karena itu menginginkan tidur di ruang keluarga yang mana berada di depan kamar tidur Grizell. Grizell hanya tersenyum dan membiarkan saja mereka tidur dimana pun mereka inginkan. “Kalau begitu, tidurlah di mana saja.” Davian langsung berjalan ke ruang keluarga dan tahu sedikit mengenai denah rumah karena sebelum kembali pulang untuk mengambil pakaian, Davian berkeliling sebentar sementara Grizell merawat serigala tadi.
Davian pulang ke rumahnya dan ingat kalau dirinya hendak menemani Grizell untuk pergi berbelanja, sayangnya itu tidak dapat dilakukannya karena walaupun masih awal pembelajaran sudah ada kerja kelompok untuk membuat sebuah penelitian, kelas A memang tidak menunda-nunda waktu dengan perkenalan seperti itu. Mereka langsung dihadapkan dengan tugas dan juga kerja kelompok untuk lebih mengakrabkan diri dengan teman baru, seperti itu perkenalan mereka.Di rumah Davian, orangtuanya sedang berkebun dan senang melihat teman-temannya yang datang berkunjung. Penampilan orangtua Davian memang sederhana tapi sebenarnya mereka memiliki pekerjaan yang hebat dengan gaji yang hebat juga. “Aku pulang.”“Vian, ajak masuk teman-temanmu. Tapi Grizell mana? Ibu kira kau satu sekolah dengan Grizell lagi kan sekarang?” tanya ibu Davian yang sering mendengar Davian menceritakan mengenai Grizell padanya, bahkan hubungan mereka sudah diketahui oleh beberapa kerabatnya, ma
Enzo menatap mereka berdua tapi merasa tidak suka pada Davian yang bersikap seperti pria sempurna, padahal semua orang memiliki kekurangan masing-masing. Tidak mau tahu urusan lebih dalam lagi, Enzo mendekat pada Grizell dan mengelus-eluskan badannya pada lengan Grizell yang membuat Grizell kembali melihat apa yang telah dilakukannya. “Sebaiknya kau pulang, belanjanmu belum kau berikan pada ibumu,” kata Grizell yang menggendong Hopi dan turun bersama karena lantai atas tidak begitu sering didatangi Grizell saat nenek kakeknya masih hidup, ada banyak hal yang aneh pada lantai dua rumah dan Grizell tidak ingin masuk ke dalam keanehannya. “Ini bukan ungkapan untuk mengusirku bukan?” tanya Davian yang tersenyum pada Grizell dan Grizell membalas senyumannya. “Ini kekhawatiran orangtua.” Davian dengan berat hati pulang kembali ke rumahnya. Sebenarnya jika ingin Davian mau menginap tapi apakah tidak masalah jika seperti itu terus? Sepertinya tidak baik untuk
Ezno duduk dan masih mengamati kotak besar yang berisi banyak gambar bergerak yang sangat menginspirasi. Tapi Enzo sendiri masih berusaha untuk bisa berubah menjadi manusia tapi sayangnya tenaganya masih belum cukup untuk itu, entah sudah berapa lama dirinya tidak makan dan menghirup sedikit udara yang bisa membuatnya gila, tapi karena sudah mendapatkan jantung manusia Enzo kebal dengan semuanya walaupun tenaganya terkuras habis. Karena tidak dapat membunuh Grizell, Enzo hanya bisa berpikir untuk menghilang dan meninggalkan Grizell, karena jika dirinya masih tetap tinggal di sini saat dirinya berubah menjadi manusia akan gawat. Enzo memang monster tapi tentunya monster itu bukan dalam pikiran manusia melainkan hal yang bagus dalam pikiran makhluk sepertinya. Enzo membuat rumah menjadi berantakan, bahkan kamar Grizell sendiri sudah sangat kotor dengan tebaran debu yang dibawa Enzo dari selimut kotor yang ada diruang bawah tanah. Seisi rumah terkhusus lantai dasar kotor dan se
Pagi berikutnya, Grizell sampai di sekolah dengan menggunakan seragam lain karena seragam yang kemarin masih basah dijemur. Yah, ini tentunya melanggar peraturan sekolah, tapi jika menggunakan jaket tentunya tidak akan kelihatan kalau Grizell hanya memakai seragamnya saat SMP dan tidak ada curiga dengan itu, tapi hal yang harus dihindari adalah anggota OSIS yang sedang berjaga.Davian lewat dan melihat Grizell lalu timbul rasa bersalah dalam dirinya mengenai kejadian kemarin yang mana tidak membantu Grizell saat berada di selokan dan malah pergi begitu saja. Itu bukan sikap seseorang yang menyukai seseorang apa adanya, dan yakin jika Grizell bisa memikirkan hal yang seperti itu juga.Sesaat sebelum mengejar Grizell yang sudah masuk ke kelas, bel sekolah berbunyi dan mengharuskan seluruh siswa untuk masuk ke kelas, keterlambatan menimbulkan sangsi yang lumayan berat, membersihkan toilet lama yang tidak gunakan dan itu menyeramkan untuk sebagian orang.Besok sudah
Enzo melihat Grizell menangis sangat kencang tapi tidak berbicara sepatah katapun. Iya juga, kalaupun Grizell memberitahu Enzo apa yang terjadi padanya, tidak mungkin juga Enzo bisa membantunya menyelesaikan masalah, apalagi dalam wujud serigala yang tidak bisa berbicara seperti manusia. Enzo membiarkan dirinya dipeluk Grizell dalam waktu yang cukup lama. Hingga suara bel dari luar rumah membuat Grizell menoleh ke jendela untuk melihat siapa yang datang, mungkin saja itu tante Olive yang kembali karena lupa barangnya. Tapi itu adalah Davian yang berkali-kali mengetuk dan memencet bel untuk bisa bertemu dengan Grizell. Grizell semakin menangis saat melihat Davian yang mencoba untuk masuk, lalu Enzo juga menoleh untuk melihat siapa yang datang dan mengapa gadis polos tidak turun untuk membukakan pintu. Atau mungkin tidak mau membuka pintu karena wajahnya yang bengkak karena menangis. “Hopi, kalau kau paham dengan apa yang kukatakan ... bisa aku meminta tolong?”
Beberapa saat berlalu, Grizell banyak memperhatikan lingkungan sekitar dan menghadapi kenyataan sama dengan membiarkan kita hidup semakin kuat. Sepatah kata kuat dan hidup itu menjadi semangat baru untuk Grizell. Awalnya memang menyedihkan tapi lama-kelamaan semuanya akan baik-baik saja dan kita akan terbiasa dengan semuanya. Benar-benar hidup itu perputaran roda yang misterius, Grizell memang tidak kekurangan uang tapi hidupnya kesepian, sedangkan orang yang kekurangan uang hidupnya bahagia bersama keluarganya karena berpikir hidup hari ini dan seterusnya butuh kebahagiaan dan keberanian untuk mengumpulkan uang dan berbagi.Setelah makan, mereka akhirnya pergi pantai yang berada sangat jauh dari rumah, tapi tidak apa. Pantai itu berada di pinggiran kota yang menjadi destinasi wisata yang lumayan diminati. Mereka sampai saat siang hari dan Grizell langsung membebaskan Puli untuk berlarian di atas pasir bersama dengan Hopi yang kelihatannya sangat senang dibawa keluar untuk ja