Harvey menjawab dengan tegas, "Maaf, aku nggak bisa memenuhi permintaan ini. Nyawaku juga bukan milikku sendiri. George, aku tahu kamu membenciku dan marah padaku, tapi situasinya sudah seperti ini. Kavin juga nggak bisa hidup lagi.""Terus kenapa kamu berpura-pura jadi orang baik? Kalau kamu ingin membunuhku, bunuh saja. Kalau kamu ingin memotongku, potong saja. Aku nggak bisa kabur dari situasi ini."Harvey menggelengkan kepalanya. "Kamu adalah adiknya, jadi aku nggak akan melukaimu."George mencibir, "Dasar munafik.""George, kita itu sepupu, kita adalah keluarga sejak lahir.""Aku cuma punya satu kakak laki-laki," kata George sambil menutup mata dan tidak melihat lagi.Harvey sudah memperkirakan kalau George akan merespons seperti ini, jadi dia tidak keberatan. "Kamu nggak aman di sini, aku akan membawamu pergi.""Jangan sentuh aku!""Kamu adalah orang yang menyerang guru. Kamu pikir Keluarga Farrell akan membiarkanmu? Keluarga Farrell nggak akan membiarkanmu, apalagi Keluarga Aswi
Selena menjadi dokter pribadi Rudy selama beberapa hari berikutnya.Mungkin Keluarga Farrell sangat percaya padanya karena jaminan dari Afraska dan Remy, serta rekomendasi dari Harvey.Satu-satunya hal yang membuat Selena bingung adalah Rudy sering kali menatapnya sampai tertegun seolah-olah melihat orang lain melalui matanya."Pak Rudy, sudah waktunya makan." Selena masuk sambil membawa bubur.Rudy sedang menjelaskan isi pekerjaan kepada seseorang. Namun, begitu melihat Selena masuk, dia langsung mengusir orang itu.Dia selalu tersenyum manis pada Selena dan terlihat seperti kakek tetangga.Mira adalah istri keduanya sehingga usia Jasper dan Michelle relatif lebih muda.Kisah sukses kakek ini bisa dijadikan sebuah buku.Melihat kondisi ayahnya makin membaik, Jasper sudah menganggap Selena sebagai tamu terhormat. Dia sangat menghormatinya dan bersikap sopan padanya."Vanessa, berkatmu, ayahku bisa pulih dengan baik.""Tuan Jasper terlalu sungkan." Selena menyuapi Rudy. Dia tidak melaku
Selama beberapa tahun Selena pergi, ini bukanlah pertama kalinya Rudy mengungkit hal ini kepada Harvey.Michelle memohon kepada ayah dan neneknya dengan sangat keras.Bagaimanapun juga, Harvey punya posisi yang tinggi di hati Rudy. Rudy selalu menghormati perasaannya makanya masalah ini tidak pernah selesai.Michelle tampak malu, sementara Rudy berkata lagi, "Dulu kamu nggak mau. Aku tahu kamu sangat mencintai mantan istrimu dan berharap bisa menikahinya lagi suatu hari nanti, tapi dia sudah pergi selama empat tahun. Nak, ada berapa 4 tahun dalam kehidupan seseorang? Putriku menyukaimu selama bertahun-tahun. Kalau kamu menyukai seseorang, itu nggak masalah, lagian kamu juga masih sendiri. Aku selalu memperlakukanmu seperti anakku sendiri, jadi kenapa kita nggak jadi keluarga saja?"Harvey mengetahui ini dengan jelas. Dia telah mengikuti Rudy dalam suka maupun duka dan membantunya menyelesaikan banyak masalah sehingga Rudy benar-benar menghargainya.Begitu seseorang menduduki posisi tin
Michelle berlari ke samping Harvey dengan mata merah, lalu memukul keras dada Harvey dengan tangannya."Harvey, apa kamu nggak punya hati? Aku sudah menggali satu hati untukmu, tapi kamu masih nggak peduli. Dulu kamu menolakku dengan alasan, tapi sekarang Selena sudah pergi selama itu. Apa kamu pikir dia akan kembali?""Apa dia akan kembali atau nggak ada hubungannya dengan aku menerimamu atau nggak."Harvey mengelilingi Michelle dan langsung menuju ke tempat tidur dengan tatapan yang sangat tegar."Guru, saya sangat berterima kasih atas bimbingan Anda dan istri guru selama bertahun-tahun. Kalian berdua adalah orang tua yang sangat penting bagi saya. Hubungan kita tidak akan berubah hanya karena saya tidak menikahi Michel. Saya akan menjaga kalian berdua dengan baik sekarang maupun di masa depan. Saya juga mengerti niat baik kalian. Seperti yang saya katakan setengah tahun yang lalu, Michel sudah tidak muda lagi, dia juga harus menikah dan membangun karier. Tapi saya jelas tidak pantas
Rudy menghentikan dengan dingin. "Michel, Ayah sudah bilang kamu harus lebih menghormati dokter."Michelle baru saja ditolak oleh Harvey. Dia tidak tahu harus melampiaskan amarahnya ke mana, sementara hanya Selena satu-satunya orang luar di dalam kamar.Oleh karena itu, tentu saja dia akan melampiaskan amarahnya pada Selena. Ayahnya selalu sangat lembut dan memanjakannya sehingga dia sangat tidak puas dengan sikap ayahnya ini."Ayah, kenapa Ayah juga kayak gini? Aku nggak salah bicara, 'kan? Kita sedang membahas masalah keluarga di sini, sedangkan dia itu siapa? Bisa-bisanya dia menguping di sini. Dia nggak punya sopan santun sama sekali.""Michelle!" Suara Rudy terdengar makin dingin. "Sepertinya selama ini Ayah nggak mengurusmu dan benar-benar terlalu memanjakanmu. Apa ini didikan keluargamu?"Michelle berkata dengan marah kepada Selena, "Ini semua salahmu!"Selena meletakkan kacang mete di tangannya dan membersihkan serpihan kacang yang ada di tangannya."Ya, semuanya salahku. Mulai
"Pak Rudy, kalian tidak perlu menyalahkan Nona Michelle. Saya tidak marah sama sekali, jadi saya harap keberadaan saya tidak memengaruhi keharmonisan keluarga kalian. Saya akan pergi sekarang."Harvey segera berkata, "Aku akan mengantarmu."Begitu pintu tertutup, Michelle langsung menangis dengan keras. "Ayah, Ibu! Kakak menamparku! Bahkan Harvey juga berani menamparku! Semua ini karena wanita itu! Aku nggak mau dia ada di sini.""Diam." Suara rendah Rudy terdengar, tetapi penuh dengan aura yang mencengkam.Dia menatap Mira dengan dingin. "Apa ini putri baik yang kamu didik? Malu-maluin banget."Mira ingin mengatakan sesuatu tetapi akhirnya hanya berkata dengan lemah, "Ini salahku. Tapi Rudy, Harvey sudah tumbuh makin keras kepala selama beberapa tahun ini. Dia menolak pertunangan dan bahkan berani menampar Michel di depan kita."Rudy mendengkus dingin. "Dia sengaja memperlihatkannya ke kita untuk memberi tahu kita kalau dia berani menampar Michel meski itu di depan kita. Entah apa yan
Sebenarnya Selena ingin pulang, tetapi Harvey membawanya ke tempat tersembunyi lainnya.Mereka berganti mobil di tengah jalan. Selena menatapnya dengan wajah bingung. "Kejutan apa lagi yang kamu sembunyikan?""Kamu akan tahu setelah sampai di sana." Harvey menggandeng tangannya dan masuk ke vila.Tidak lama kemudian, dia melihat Isaac. Selena melepaskan tangan Harvey dengan kasar seolah menghadapi musuh besar. "Apa yang kamu lakukan pada kakak?"Hati Harvey terasa agak sakit saat melihat wajah Selena yang penuh dengan kewaspadaan. "Apa kamu sangat nggak percaya padaku?""Aku tahu kalau aku nggak bisa menyembunyikan apa pun darimu."Mungkin malam itu Harvey menyadarinya. Begitu Selena pergi, Harvey menyuruh orang untuk membawa George pergi. Strategi mengalihkan perhatian yang cerdik!Harvey menggenggam tangannya lagi. "Aku tahu aku sudah melakukan banyak hal di masa lalu yang membuatmu nggak percaya padaku. Aku memang pantas menerimanya. Tapi aku sudah bilang kalau aku nggak akan menyak
Kediaman Aswin."Brak!"Hayden mendorong semua barang di atas meja ke lantai. "Kenapa dia bisa kabur dari kepungan orang sebanyak itu? Apa yang kalian lakukan?""Tuan Hayden, dia sudah tertembak beberapa kali. Meski dia berhasil kabur, dia tidak akan bertahan lama. Anda tidak perlu khawatir.""Apa dia sudah mati? Terus mayatnya di mana? Aku mau lihat mayatnya mau dia hidup atau mati! Jasper sudah mulai mencurigaiku. Kalau kalian melakukan ini, aku akan mati begitu dia menangkap orang si*lan itu!"Baik itu Jasper maupun Harvey, mereka hanya mencurigainya tanpa bukti. Satu-satunya saksi adalah George.Namun, Hayden tidak bisa menemukan jejak orang itu di Kota Arama. Ini membuatnya sangat gelisah."Tuan Hayden, Anda marah dan khawatir juga tidak ada gunanya. Kami sudah mengirim orang untuk mencarinya. Kami akan segera memberi tahu Tuan begitu menerima kabar."Hayden duduk di kursi, mengangkat tangan, dan meremas dahinya sendiri.Kenapa masalahnya jadi seperti ini?"Oh ya, Tuan Hayden, say