Penguasaan dan pertanggungjawabanku atas penelitian tesisku.dihadapan tim penguji yang kebanyakanadalah profesor, termasuk profesor Thomas Black,Ph.D. sebagai pembimbingku. Aku wajib membuat tesis dalam bahasa Inggris,profesor Black sangat membantu aku menempatkan grammar dan bahasa ilmiah yang tepat. Aku akhirnya dinyatakan lulus tanpa perbaikan dan lulus dengan nilai yang membuat profesor Black puas. Ketika upacara pengumuman, profesor Black mendekatiku,” Aku tunggu di apartemen , “ bisikknya menyalamiku sambil tersenyum penuh arti. Aku memanggil taksi menuju ke apartemen profesor Black, aku ingin mengucapkan terima kasih atas kesetiaannya membimbingku sambil memikirkan hadiah apa yang akan kuberikan. Di walk in closetnya semua barang-barang mewah, aku tidak sanggup membelinya.Hum, mungkin aku mengajaknya makan malam di retoran? Batinku . Tak terasa aku sampai di apartemen profesor Blacl, aku menekan jariku dan pintu terbuka. Profesor sedang duduk di sofa rupanya dia menunggu
Profesor melambatkan jalannya mobil, matanya separuh melihat jalan di depannya dan separuh lagi pada pemandangan di sekitarnya. Aku mengikuti arah pandangan profesor dan bersamanya kami mengagumi pemandangan yang menakjubkan di bawah dan di depan. Hutan makin menipis dan berganti dengan rumput hijau tebal serta batu berlapis lumut, jalanan membelok menjauhi sungai, di bukit di atasnya , aku melihat rumah kecil mungil . Rumah itu terbuat dari batu dan semen , ada cerobong asap yang sedang mengeluarkan asap. Dua sayap bangunan membentuk sudut , satu sayap panjang dan rendah, sedang sayap lainnya lebih tinggi berbentuk persegi.Rumah yang nampak kuno terlihat mengagumkan. Ada gerbang untuk memasuki halamannya yang luas, berjejer pohon pinus dengan aneka bunga yang sedang berkembang. Profesor turun dari mobil untuk membuka pintu gerbang, sejenak kabut tipis menutupi tubuhnya. Profesor membuka gerbang, kembali ke mobil dan mobilpun masuk kemudian berhenti dan menutup gerbangnya lagi. “Ki
Makan malam tiba di ruang makan sudah ada kedua orang tua profesor dan profesor menungguku setelah mandi,aku berdandan sedikit memakai gaun kembang-kembang kecil yang dibeli profesor , baru pertama kali aku pakai. Profesor menatapku dengan tatapan mesra. “Jessika , what took you so long, I,m hungry.” Keluh profesor. Aku tersenyum manis lalu menyampaikan maaf. Duduk di samping profesor. “Let’s start dinner, “ kata Mrs.Black. Makan malam dimulai dengan berdoa yang dipimpin oleh Mr. Black. Setelah berdoa satu sama lain menyerukan, “Enjoy your meal.” Makan malam penuh kehangatan di meja makan, mamanya profesor memanjakanku dengan mengambil makanan khas western, daging yang dipanggang setengah matang terasa lembut di lidahku membuatku terus menguyahnya dengan menganggukkan kepalaku karena Mrs. Black terus menatapku, mungkin ingin melihat apakah aku menyukainya. “Delicious,” kataku sambil tersenyum. Mrs. Black tersenyum mendengar pujianku. “Jessika really like grilled meat.” Kata
Jalan semakin mendaki dan medan semakin terjal, berbatuan, aku dan profesor fokus pada medan yang semakin terjal dan landai. Pemandangan indah tersaji di depan kami, bukit kecil cantik dan menawan diselubungi awan terasa dingin. Aku menempel tubuhku pada profesor yang terlihat biasa-biasa saja tidak kedinginan dan ngos-ngosan. Rasanya aku kekurangan oksigen membuat aku membuka mulutku lebar-lebar. Melihatku profesor tertawa terbahak-bahak. “Kita istirahat di batu di depan,” katanya memelukku erat-erat. “Mau kupanaskan?” tanyanya. “Pakai apa?” tanyaku dengan nada menggoda. “Dengan tubuhku, tapi nanti di telaga , aku akan memanaskan tubuhmu.” Bisiknya tepat di gendang telingaku. Kamipun mencapai batu yang ditunjuk oleh profesor. Kami duduk, aku melihat sekelilingnya sunyi senyap tidak ada tanda kehidupan,”Prof, hanya kita berdua di sini?” tanyaku. “Yeah, Ini milik kita, kita bisa lakukan apa saja di sini.” “Ini wilayah milik orangtua angkatmu?” tanyaku. “Bukan! Hari ini dan beso
Malam terakhir di pondok kami tidur di ranjang single yang terbuat dari kayu . Kami mengangkat jerami dari tanah yang telah mengalaskan dirinya untuk kami bergumul dan berpagut ke atas tempat tidur. Api di perapian sudah redup karena kayu bakar sudah habis Profesor sutradara yang mengatur semuanya, aku hanya mengikuti keinginannya. Dia yang masak, dia mencuci peralatan makan, aku hanya duduk di kursi melihat dia beraktivitas.Kadang-kadang profesor menghampiriku, mengelus kepalaku, mencium bibirku kembali beraktivitas. Tidak ada signal, kami menghemat baterai ponsel kami untuk perjalanan pulang ke rumah keluarga Black. “Kita cepat naik ke tempat tidur, selama bulan masih masuk ke dalam pondok, “kata profesor mengangkatku dari kursi dan membaringkan di tempat tidur, dibukanya kemejaku, menatap tubuhku yang disinari sinar bulan.Membuka kaosnya, hanya celana pendek di tubuh kami masih tersisa. Kami memanaskan tubuh kami dengan berpelukan di tempat tidur, aku melingkarkan tanganku di at
Mengapa Mrs.Black menyalahkanku sebagai perempuan liar, mengapa dia tidak menyalahkan anaknya? Bukankah hubungan intim terjadi jika dua orang sepakat melakukannya? Tidak tahukah dia betapa liarnya Tom ketika menggauliku? Keliarannya ditransfer ke tubuhku membuat aku tertular keliarannya sehingga kami lepas kendali? Apakah dengan s*ks ada cinta? Apakah cinta menuntut s*ks?pertanyaan yang selalu menyerbu benakku. S*ks pertama dengan daddy aku lakukan karena ingin merasakan sesuatu yang katanya nikmatnya tak berujung. Setelah melakukannya aku ingin melakukannya lagi, lagi dan lagi. Setiap melakukan s*ks dengan daddy, lama-lama aku merasakan cintanya dalam setiap rengkuhan dan pagutannya, merasakan hubungan emosional setiap melakukan s*ks dengan daddy, ada dorongan untuk membuatnya bahagia demikian juga sebaliknya. Aku pikir aku jatuh cinta pada daddy. S*ks pertama dengan profesor Tom aku berpikir dia memanfaatku untuk melampiaskan hasrat dan gairahnya yang dibungkus rapi dengan l
Aku bangun ketika sinar matahari menerpa tubuhku yang telanjang. Keringat karena hubungan intim semalam , hawa panas di dalam mobil membuatku semakin berkeringat ketika sebagian sinar matahari menerpa tubuhku. Aku menggeliat, mencari pakaianku yang jatuh berhamburan di lantai mobil. Mencari ranselku yang ada di lantai bawah mobil, mengambil handuk menyeka keringat yang terasa lengket di seluruh tubuhku, belum lagi air yang kami keluarkan dari milik kami membuat seluruh tubuhku terasa gerah. Profesor masih tertidur lelap, mulutnya terbuka disertai desisan dengkur Profesor membuat aku ingin membuat sedikit kenakalan. Aku mengambil ponselku dan mengabadikannya yang sedang tidur dengan mulut terbuka kemudian mengambil video dan mengabadikan seluruh gestur tubuhnya . Aku mengupload dan mengirim ke Whatapp profesor dengan caption Dewa Amor tertidur lelap setelah bercinta habis-habisan dengan dewi Aphrodite. Untung p*nisnya tidur, kalau tidak memberontak mita masuk ke dalam lobang nikmatk
Pemakaman Mrs. Black tanpa kehadiran profesor membuatku gelisah, sebagai orang Timur yang mengedepankan tradisi menghormati orangtua, entah orangtua kandung, orangtua angkat , orang tua asuh atau siapapun yang namanya orangtua yang berperan serta membuat seseorang dapat berhasil dalam hidupnya hendaknya dihormati sampai akhir hayatnya. Aku berusaha membujuk profesor untuk hadir tanpa diriku, dia marah dan kemarahannya diakhiri dengan s*ks. Bagi profesor tubuhnya yang meledak-ledak setelah mencapai puncak kenikmatan membuatnya tenang, stress dan depresinya hilang. Ketika melakukan hind setelah menikmati s*ks dengan kekerasan, dia memelukku, bagaikan anak kecil dia terisak-isak dalam pelukanku. Dia tahu aku sangat menderita karena kekerasan yang dilakukannya, nyeri , sakit diselubungi nikmat yang hanya sebentar kurasakan dan aku hanya pasrah dalam kungkungannya, menatapnya dengan tatapan menahan sakit. Profesor tahu apa sebabnya aku mendesaknya untuk hadir kepemakaman , takut kala