Share

19. Ngidam

"Not bad," cetus lelaki itu, lalu mulai mengambil alasnya sendiri.

Aku mendengkus keras, lalu menengadah.

Terkadang lelaki memang perlu dipancing agar dia bisa mengerti.

Tak lama, suara bel terdengar menginterupsi kami. Khalid hendak beranjak, tapi kutahan.

"Biar aku aja!" Dia kembali duduk dan lanjut makan, sementara aku berjalan menuju pintu.

"Bu Melani?" gumamku saat melihat dari layar perempuan itu berdiri menenteng mangkuk di tangannya.

Lekas aku membuka pintu.

"Ada yang bisa dibantu, Bu?"

Bu Melani menggeleng pelan, lalu tersenyum kecil.

"Nggak, kok, Mbak. Saya cuma mau anterin ini. Kebetulan buat sahur tadi bikin Soto Betawi." Dia menyodorkan mangkuk dengan dua pegangan itu ke hadapanku.

"Aduh, saya jadi enak, Bu. Makasih banyak, ya. Kebetulan kesiangan tadi, jadi nggak sempet masak macem-macem."

"Iya. Sama-sama. Semoga suka, ya."

"Eh, ngomong-ngomong Ibu udah sahur?"

"Udah, baru aja tadi."

"Sendiri?"

Perempuan itu mengangguk.

"Suami saya baru pulang H-7 nanti."

"Ya, ampun.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status