Guardian Golden Wing langsung berdiri paling depan dengan skill pertahanan terkuatnya, sementara itu fighter Golden Wing menghantamkan pukulannya mengarah kepada fighter dan swordman Heptagram lainnya yang masih berdiri berdekatan tanpa bergerak sedikitpun. Lancer Golden Wing sendiri segera melemparkan tombaknya mengarah kepada lancer Heptagram yang masih belum bergerak sejak tadi, sementara itu skill black hole wizard Golden Wing sudah ada tepat di atas para anggota Heptagram dan mulai menyerap apapun yang ada di bawahnya.“Ini aneh, ketiga rekan mereka masih belum bergerak,” batin priest Golden Wing yang merasakan firasat buruk saat melihat lancer, fighter dan swordman Heptagram lainnya masih belum bergerak atau berkedip sedikitpun sejak tadi.“Padahal aku yakin tadi sebelumnya mereka bisa selamat karena di saat bersamaan mengerahkan skillnya untuk menahan dua serangan level 70 kami,” sambung priest Golden Wing. Padahal kini lawannya sudah menggunakan beberapa skill level 70 secara
Bongkahan-bongkahan tanah langsung berhamburan dari tempat ledakan terjadi, cekungan tanah yang dalam seketika tercipta dibalik kepulan debu tebal yang membumbung tinggi. Namun mendadak saja dari kepulan debu tersebut melesat dua skill tebasan pedang milik swordman Heptagram. Kedua skill tersebut melesat mengarah kepada priest, archer dan wizard dari Golden Wing.“Mustahil, bagaimana bisa serangannya tidak terhalau oleh skill guardian?” gumam priest Golden Wing yang langsung segera menggunakan sihir healingnya untuk mengantisipasi keadaan terburuk jika skill tersebut mengenai mereka bertiga.“Darkest nightmare!” teriak archer Golden Wing seraya menarik busur panahnya yang sudah memancarkan aura hitam gelap.‘Wwrrr’‘Dhooomrrrr’Suara riuh angin kembali bergemuruh dari tempat archer Golden Wing berdiri saat dia melepaskan skill archer level 70 miliknya untuk meredam serangan dua skill swordman yang datang. Tak lama kemudian tanah kembali bergetar kuat disertai suara dentuman keras yang
“Thunder slash!” ucap swordman Heptagram saat tubuhnya masih melayang dibawa oleh archer Heptagram.Saat itu juga swordman Heptagram menebaskan pedangnya yang sudah diselimuti oleh petir mengarah kepada fighter Golden Wing yang juga masih melayang di udara. Dua kilatan petir seketika melesat dari dua pedang swordman Heptagram, fighter Golden Wing segera menggunakan skillnya untuk menghalau serangan yang datang.“Thunder punch!” teriak fighter Golden Wing sambil mengayunkan tangannya mengincar tebasan petir yang datang, akan tetapi mendadak saja tebasan petir itu menghindari pukulan petir fighter dan malah bergerak ke belakangnya. Sontak saja fighter Golden Wing terkejut bukan main melihatnya.“Fire kick!” ucap fighter Golden Wing yang tidak kehabisan akal segera menggunakan skillnya untuk menghalau tebasan petir yang malah bergerak menyerang dari belakang, tapi lagi-lagi dua tebasan petir itu bergerak menghindari tendangan fighter dan langsung menghantam pinggang kiri dan kanannya den
“Ampun!” teriak beberapa petualang saling bersahut-sahutan saat gemuruh angin yang datang dari arah Satria terasa semakin kuat saja.“Ampuni kami!” timpal petualang Golden Wing lainnya yang sudah tidak kuasa menahan ketakutan yang mereka rasakan.“Summon: undead king thunderia!”“Summon spirit elemental: undine!” ucap Satria lagi saat dia masih bersiap menggunakan skill fighter level 80 miliknya.Saat itu juga tanah semakin mengamuk saja seiring dengan deru angin yang semakin mengerikan, muncul kilatan petir hitam menyambar dari atap lantai dungeon yang kemudian menghantam tanah dan menciptakan sosok undead king thunderia. Di dekatnya juga muncul titik-titik air yang semakin lama semakin membesar hingga percikannya bisa terilhat dengan jelas, perlahan titik-titik air tersebut membentuk roh elemen air undine.“Mustahil..” ujar Rexa yang semakin tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Dari apa yang dia saksikan tadi, jelas-jelas sihir tingkat delapan yang Satria tunjukan merupakan perw
“Sebaiknya tuan putri, Nekora dan Heptagram langsung segera pulang saja menuju Kerajaan Lunar dengan menggunakan gate of teleportation,” tutur Satria setelah mereka semua keluar dari bangunan penjaga dungeon.“Eh? Memangnya apa yang ingin tuan lakukan dulu di sini?” tanya Trixi terkejut.“Iya nih kak. Aku juga ingin bersama kakak saja,” timpal Nekora.“Aku masih ada urusan di sini bersama dengan Alexa dan Noir. Lagipula aku ingin kalian segera beristirahat setelah perjalanan panjang yang melelahkan di dungeon. Terlebih pasti Raja Foxi sudah khawatir dengan tuan putri,” jawab Satria seraya mengeluarkan item gate of teleportation dari slot tasnya.“Nekora juga harus segera pulang. Nyonya Miria dan kak Lixia pasti sudah khawatir menunggumu,” sambung Satria sambil memasang item gate of teleportation.“Baiklah jika itu keputusan tuan. Ayo Nekora,” tutur Trixi sambil meraih tangan Nekora untuk dia ajak memasuki portal teleportasi. Meski terlihat terpaksa namun Nekora akhirnya mau ikut bersa
“Ya, jika dilihat dari situasi dan petunjuk yang kita dapatkan sejauh ini. Tapi jika dia memang bukan developer, bagaimana caranya dia membawa kita kemari? Itulah yang membuatku sangat kebingungan. Satu-satunya cara membuat kita berada di dunia ini hanya bisa dilakukan oleh pihak developer,” jawab Satria.“Jika kau saja sebingung itu, apalagi aku,” tukas Alexa sembari tersenyum.“Yah, karena itulah aku ingin kau dan Noir ikut membantuku memikirkannya. Itu juga agar kita semua bisa kembali ke dunia nyata,” tutur Satria.“Kau ini, hobi sekali memberi kami perintah untuk memikirkan pertanyaan yang sangat sulit dijawab,” sindir Alexa sambil tertawa kecil. Satria hanya tersenyum sedikit saja mendengarnya. Mereka berdua terus memacu kudanya di tengah gelapnya jalanan, cahaya rembulan tampaknya malam ini terhalang oleh awan mendung di langit.“Ne, Satria,” ucap Alexa pelan setelah mereka terdiam agak lama.“Ya?” tukas Satria sembari melirik Alexa.“Apakah kau benar-benar ingin kembali ke dun
Satria segera memakai pakaian khas petualangnya yang sudah dikenal luas oleh para penduduk Kota Lunar. Dengan cepat Satria berjalan menuju ke arah balai kota. Sepanjang jalan tampak para penduduk dan petualang yang berpapasan dengannya bersikap sangat hormat, mereka semua tahu kalau jasa Satria bagi Kerajaan Lunar sangatlah besar.Dalam perjalanan ke balai kota dia melewati pembangunan istana kerajaan yang sudah hampir selesai. Tidak heran jika dalam waktu dua bulanan saja kini struktur bangunan istana sudah hampir rampung sebab yang bekerja di sana juga sangatlah banyak. Satria hanya menyapa para pekerja sebentar sebelum melanjutkan lagi langkahnya menuju balai kota.“Selamat datang tuan pengembara, nona Alexa telah menunggu di ruang tamu khusus bersama dengan nona Trixi,” ucap penjaga balai kota saat Satria tiba.Satria hanya mengangguk saja lalu masuk ke dalam bangunan balai kota, dia segera pergi ke ruang tamu khusus untuk menemui Alexa dan utusan yang katanya datang dari Kerajaan
Satria dan Alexa segera mengantar Anniel menuju penginapan khusus tamu bagi Kerajaan Lunar. Letaknya agak jauh dari balai kota, namun keamanannya terjamin sebab di sana sudah ada prajurit tangguh yang khusus bertugas untuk berjaga di sekitar penginapan. Satria dan Alexa secara langsung mengantar Anniel sampai ke kamarnya.“Wah, apa ini tidak terlalu berlebihan ya?” tukas Anniel setelah melihat kemewahan yang ada di dalam kamarnya.“Ini hal yang wajar untuk tamu sepenting anda,” jawab Satria.“Nona bisa menekan tombol di sana jika memerlukan sesuatu, nanti pelayan akan langsung datang ke kamar nona. Jika nona ingin jalan-jalan di sekitar kota tolong beritahu para penjaga, tolong izinkan salah satu dari mereka juga untuk menemani nona,” jelas Alexa.“Terima kasih banyak. Padahal saya bukanlah utusan resmi Kerajaan Alf,” ujar Anniel.“Kami tidak membedakan utusan resmi atau tidaknya, kami hanya menilai seberapa penting kabar yang nona sampaikan. Dilihat dari sana saja kami pikir nona sud