Share

15

BAGIAN 15

              “Pak, pulanglah. Ini sudah sangat larut. Kasihan orang rumahmu. Pasti pada khawatir,” kataku mengalihkan arah pembicaraan sekaligus mengusirnya secara halus.

              “Baiklah kalau begitu. Kamu baik-baik di sini. Kabari aku kapan pun yang kamu butuhkan.” Pak Candra tiba-tiba menyampirkan tangannya ke bahuku. Lelaki itu dengan serta merta memajukan wajahnya. Semakin dekat, tapi dengan tegas langsung kutangkis. Ya, aku memang sekasar itu. Apalagi dengan lelaki beristri yang gatal.

              Muka Pak Candra langsung berubah ekspresi. Lelaki itu tampak kemalu-maluan dengan warna wajah yang kemerahan. Lama-lama aku jadi kehilangan respek dengan lelaki ini. Dipikirnya, aku mau-mau sajakah?

    

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status