Share

9. Perpisahan

"Aku berhak bahagia, Nay. Mas Faris pun juga."

"Tapi kondisi---"

"Aku bahagia, masih ada kamu, Umi. Ada Dimas dan Rizal," ujar Ivana di antara gemetar suaranya.

Naya mendekati Ivana dan memeluknya, Namun terlihat raut amat sedih Naya, yang merasa bersalah. Perlakuan kakaknya telah membuat sahabatnya menderita.

"Aku akan menjagamu, Va. Percayalah."

"Makasih, Nay. Kamu tetap adikku, mantan adik ipar, jangan songong loo."

Ivana tersenyum mencoba keluar dari zona sedih. Tanpa mereka berdua sadari. Dari arah dapur, tampak Mak Ijah dan Pak No dan empat perempuan berseragam, saling bertatapan karena mendengar pembicaraan itu sejak awal, mereka terdiam sedih.

"Apakah, kau membawa apa yang aku pesan, Nay?" tanya Ivana.

"Oiya, ini hasil pemeriksaan yang kau minta, tapi hanya fotokopiannya saja, yang asli dipegang dr. Sinta."

Naya memberikan map warna kuning ke Ivana untuk ke dua kalinya.

"Menurut, dokter Sinta. Laporan itu udah lengkap dengan diagnosa gejala awal, sampai beberapa stadium lan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status