Share

Hampir Menyerah

"Mau kemana?" tanya Bu Laila dengan mata awas mencuri celah ke dalam kamar dari pintu yang baru saja dibuka Xabiru.

"Ke dapur, haus," jawab Xabiru dengan cepat menutup rapat pintu kamarnya.

"Memang habis makan apa?"

Kening Xabiru berkerut mendengar pertanyaan ibunya.

"Makan?" Kepala Xabiru refleks menggeleng setelahnya.

"Tidak ada."

"Terus ngapain haus? Tuh kenapa keringatan? AC di kamarmu mati?" Bu Laila bertanya menyelidik. Ia penasaran apakah sepasang suami-istri tersebut telah melakukan ritual malam pertama mereka.

"Ehm, ini ee … I–iya, ada masalah sama AC-nya. Nanti besok Xabiru panggil orang buat benerin. AC di kamar Ibu, aman kan? Ada masalah? Biar sekalian nanti barengan minta dibenerin." Xabiru mencoba mengelak seraya menyapu tengkuk lehernya yang ternyata memang basah karena keringat. Ia baru sadar ucapan ibunya benar. Ia berkeringat di dalam kamar yang sebenarnya AC-nya baik-baik saja.

"Aman, dingin kok. Aira mana? Apa dia kepanasan di sana? Kalau bisa dicek sekarang s
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status