Share

Sama-Sama Jomblo

"Meskipun dirimu tak bersayap, ku akan percaya kau mampu terbang bawa diri tanpa takut dan ragu ...," nyanyi Cherry di atas panggung Merlino Cafe and Bar yang penuh sesak oleh pengunjung malam itu.

Sebagian besar pengunjung adalah penggemar gadis belia bersuara merdu tersebut. Mereka rela merogoh kocek untuk memesan minuman atau makanan ringan demi diperbolehkan menonton pertunjukan Cherry.

Big boss Cherry pun ikut senang karena tempat hiburan miliknya semakin ramai saja semenjak ada penyanyi yang baru pengganti Astrid. Bahkan, dia terkadang menyempatkan waktu untuk menonton penampilan Cherry dari salah satu sofa VIP sekadar untuk menghibur diri seusai kesibukannya sepanjang hari.

Tepuk tangan meriah ditujukan kepada Cherry seusai lantunan lagu Sang Dewi yang dipopulerkan kembali oleh Lyodra. Malam ini Merlino mendapat kunjungan sobatnya Nicky Jansen yang terkadang mampir untuk sekadar minum-minum di sana. Mereka duduk di sofa yang sama dan mengobrol akrab.

"Lino, itu penyanyi kamu beneran kagak jual diri ya? Tempo hari ada tamu iseng yang kegatelan nyoba nawar dia, kebetulan aku pas main ke mari. Kuhajarlah si Om-om genit itu!" ujar Nicky terkenang kejadian beberapa bulan lalu yang menimpa Cherry.

Sobatnya hanya terkekeh lalu menyahut, "Kenapa emang? Kamu mau deketin si Cherry jangan-jangan ya, Nick?"

"Yaelah. Gitu amat kamu nanyanya! Berapa sih umur Cherry?" balas Nicky Jansen dengan nada penasaran yang kentara.

"Dua puluh, dia baru beberapa bulan lulus SMA. Masih ABG tuh, makanya fansnya banyak. Beda sama si Astrid dulu yang udah rada tuwir!" jawab Merlino seraya memandangi penampilan artisnya di atas panggung. 

Nicky Jansen pun terkekeh mendengar pendapat sobatnya. Dia juga sadar diri bila usianya berbeda cukup jauh dengan gadis itu. Dia melihat pemuda-pemuda fans berat Cherry berkumpul di depan panggung merekam video penampilan idolanya maupun mengambil foto gadis itu.

"Monica, gimana kabarnya? Kalian beneran sudah putus, Nick?" tanya Merlino merubah topik pembicaraannya. Sobatnya itu seharusnya sudah usia menikah, tetapi tunangannya malah digondol duda. Batal sudah rencana pernikahan mereka.

Mendengar nama mantan tunangannya disinggung oleh Merlino, pria itu mendengkus kesal. "Jangan sebut nama perempuan itu lagi deh! Biar dia bahagia sama selingkuhannya, masih status tunangan aja dia udah berani selingkuh apa lagi kalau sudah nikah. Beruntung aku tahu sejak awal dan mengakhiri hubungan toksik itu dengannya!"

Merlino jadi merasa bersalah telah membawa kenangan buruk Nicky. Kebetulan Cherry baru saja menyelesaikan sesi menyanyi pertamanya. Maka sebelum gadis itu menghilang ke back stage, Merlino memberi kode lambaian tangan untuk memanggilnya ke sofa tempat dia duduk bersama Nicky Jansen.

"Selamat malam, Pak Merlino. Ada apa ya kok saya dipanggil?" sapa Cherry sedikit cemas, dia takut penampilannya tadi dianggap kurang maksimal oleh big bossnya.

"Malam, Cher. Nggak ada yang khusus kok, kamu nyanyi bagus-bagus aja. Ini, sobatku mau kenalan sama kamu!" jawab Merlino mengendikkan dagunya ke arah pria blasteran berambut cokelat gelap nyaris hitam itu, tetapi bermata cokelat keemasan khas orang luar Indonesia.

Tentu saja Cherry mengenali pria yang dulu pernah menjadi penyelamatnya saat diganggu oleh pengunjung genit saat penampilan perdananya di Merlino Cafe and Bar. "Saya sudah pernah kenalan kok, Pak. Beliau ini Pak Nicky Jansen, saya masih ingat namanya karena sudah menolong saat diganggu tamu iseng," jawab gadis itu yang sontak membuat Nicky tersenyum lebar.

'Gadis yang baik, rupanya dia nggak melupakan bantuan kecilku tempo hari!' batin Nicky memuji sifat Cherry.

"Ohh, baguslah kalau kalian sudah saling kenal. Duduk dong di sofa, jangan berdiri terus, ntar pegel kamunya. Oya ... ajakin sobatku ini ngobrol dong, siapa tahu kalian cocok, sama-sama jomblo juga!" Mendadak kaki Merlino disepak di bawah meja sofa oleh Nicky sambil berdehem-dehem.

Cherry yang mengetahuinya pun terkikik menutupi mulutnya dengan telapak tangan kanannya melirik ke arah big bossnya dan Nicky. 

"Kamu ini bikin malu aja, Lino. Memangnya kalau jomblo nggak boleh ya?" tukas Nicky dengan wajah merona. 

"Cher, kalau kamu cari high quality jomblo, nah ini sobatku boleh dilirik. Ganteng, punya perusahaan sendiri, setia pula ... nggak neko-neko pokoknya!" tutur Merlino mempromosikan Nicky habis-habisan agar Cherry tertarik.

Namun, Cherry menjawab santai, "Mungkin temenan dulu saja lebih cocok, Pak. Sepertinya kami sama-sama nyaman berstatus jomblo saat ini." Dia lalu mengalihkan pandangannya ke sobat big bossnya, "Iya 'kan, Pak Nicky?"

"Be—bener, Cher. Setuju!" sahut Nicky terbata-bata karena grogi.

"Tukeran nomor HP deh kalian biar bisa lancar temenannya, oke?" saran Merlino dengan cerdik. Dia sudah bertekad ingin mencarikan pendamping pengganti Monica untuk Nicky.

Dengan patuh Cherry memberikan nomor ponsel barunya ke teman barunya yang berusia jauh di atasnya. Jelas sekali Nicky adalah seorang pria matang, bukan lagi ABG sepertinya.

"Besok kamu libur 'kan jadwal manggungnya di sini? Ketemuan gih sama Nicky, dinner gitu kek apa ngemall buat hangout bareng!" Jurus-jurus makcomblang dilancarkan oleh Merlino.

Sementara Cherry yang masih lugu bingung bagaimana harus menolak karena dia tak punya alasan. Selama ini Cherry terlalu sibuk bekerja hampir setiap hari sehingga tak ada rencana bepergian atau kesibukan lainnya di luar rumah. 

"Apa kamu mau dinner sama aku, Cher?" tanya Nicky kalem tanpa nada paksaan.

Cherry meremat-remat kedua tangan di pangkuannya, bimbang sebelum akhirnya dia mengangguk setuju. "Boleh, Pak Nicky. Cuma dinner aja ya?" jawabnya.

"Tenang, sobatku ini bukan lelaki buaya darat kok. Aku berani jamin, Cher!" sahut Merlino agar gadis polos itu tidak menganggap Nicky sebagai ancaman.

Cherry pun tersenyum, dia percaya Nicky memang orang baik karena dulu pernah menolongnya. Dia pun menjawab, "Iya, Pak. Saya senang kok dapat teman baru yang baik seperti Pak Nicky!"

Pria yang dipuji kalau dirinya baik oleh Cherry pun merasa berbunga-bunga. Merlino dengan isengnya menggoda sobatnya itu, "Cieehh ... cieehh ... ditunggu ya, Nick!"

"Apaan sih?!" sahut Nicky salah tingkah sendiri seperti anak remaja.

"Ada deh," balas Merlino tak ingin membuat Cherry tak nyaman bila dia terlalu eksplisit menjodohkan mereka dua kaum jombloers tersebut.

Akhirnya waktu istirahat Cherry pun usai, dia harus kembali ke atas panggung untuk menghibur pengunjung tempat hiburan malam tersebut. Malam semakin larut, tetapi dia harus tetap bekerja profesional. Lagu-lagu upbeat dibawakan untuk menambah semarak suasana dunia gemerlap di tempat kerjanya.

Lagu Girl on Fire milik Alicia Keys dilantunkan dengan energik oleh Cherry yang diikuti oleh para penggemar beratnya yang enggan pulang ke rumah hingga lagu terakhir yang dibawakan oleh gadis manis itu.

Dari sofa Nicky tersenyum dengan rasa kagum dengan semangat gadis ABG yang begitu tegar harus mencari nafkah hingga jauh malam di tempat yang mungkin saja berbahaya baginya. Dia ingin menjajaki kemungkinan menjalin hubungan dengan Cherry pada dinner mereka besok malam.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status