Share

HARI BURUK

Sefti cemberut saat melihat Rina melambai dari kejauhan. Gadis mungil itu memasang wajah tanpa dosa meski molor dari janji hampir satu jam lamanya.

Mereka janji bertemu pukul 14.00 WIB, namun kini sudah pukul 15.14 WIB. Padahal, menunggu merupakan pekerjaan yang sangat membosankan.

Sefti kesal dengan kejadian di perpustakaan tadi dan kini juga bertambah gara-gara Rina. Hampir tiga jam lebih ia menungu di kantin dengan tiga gelas jus apel, satu piring mie Aceh dan 5 potong kue kering.

Belum lagi para mahasiswa yang melihat ke arahnya dengan sorotan tajam. Entah apa yang ada dalam pikiran mereka. Sefti mulai risih.

“Hai cantik. Sorry telat. Maaf ya,” ujar Rina.

Sefti tetap memasang wajah cemberut. Ia benar-benar kesal.

“Sorry. Sebagai gantinya, aku yang traktir hari ini. Kamu bisa makan apapun, aku yang bayar,” kata Rina lagi.

Lobi Rina kali ini sedikit membuat cemberut di wajah Sefti menghilang. Namun gadis berd

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status