Vote dulu yaaa....
Jangan lupa komentarnya.😍😍😘😘Aku setia menunggumu... 😘😘_______________________________________
Sam menatap kepergian Kyle, wanita itu benar-benar tak memiliki hati mempermalukan Sam di depan teman-temannya. "Wanita angkuh," ujar Sam pelan megusap wajahnya yang terdapat bekas ludahan dari wanita itu.
"Astaga Sam, apakah itu wanita pilihan mu?" Tanya kesal Livy mendekati Sam, Livy adalah ibu kandung Sam.
Sam hanya diam tak bisa menjawab pertanyaan Livy, Sam juga melirik ayah kandungnya yang kini tengah memperhatikan dengan iba. "Ibu sangat kecewa atas perlakuan wanita itu Sam, ibu akan menjodohkan mu dengan wanita lain, bukan wanita tak tahu attitude seperti itu," tegas Livy masih menahan amarah. Jelas Livy tak terima akan hal itu, putra satu-satunya dipermalukan seperti itu.
Kedua teman Sam juga mendekati Sam, mereka adalah Henry dan Bruno, mereka berteman cukup lama hampir dua tahun. "Sam aku turut prihatin," ucap Henry menatap tak tega pada temannya.
"Aku akan kembali ibu, aku ingin membersihkan wajahku," ujar Sam lalu pergi meninggalkan mereka, menahan seluruh amarahnya, ia mengerti bahwa saat ini semua pusat perhatian hanya tertuju pada dirinya. Namun ia berusaha mengabaikan tatapan itu dengan terus berjalan mencari letak restauran terdekat, singgah sesaat hanya untuk mencuci muka.
"Enyahlah kau!" Teriak Sam di depan kaca kamar mandi.
"Kau mempermalukan ku di depan keluargaku dan teman-teman ku, wanita angkuh, kau lihat Kyle, kau akan mengerti sosok diriku yang sebenarnya," ucap Sam pada kaca dan meninju kasar tembok marmer di sebelahnya.
Setelah selesai mencuci muka, Sam memilih keluar dari sana, semakin ia berada disana semakin membuat emosinya tak terkontrol. Sam terus melangkah menyusuri jalanan, namun ia melihat kerumunan orang sedang memukuli seseorang.
"Hai hentikan apa yang kau lakukan," teriak Sam mendekati pria yang sedang terkulai lemah di bawah.
"Dia pencuri," ucap salah satu pemuda disana.
"Ya, dia adalah pencuri," balas pemuda lainnya yang berada di samping kanan.
"A-a-ak-aku bu-bukan pencuri," ucap pria yang penuh darah di mulutnya, pria itu adalah Charles.
"Kau tidak dengar? Dia bukanlah pencuri, sekarang pergilah!" Usir Sam mencoba membantu Charles berdiri.
"Pergilah," usir Sam kedua kalinya, dan itu cukup mampu membuat beberapa orang mulai pergi dari sana.
"Terima kasih kau membantuku," ucap Charles lemah menatap wajah Sam.
"Tenanglah, aku akan membantu mu," Sam berdiri meletakkan pergelangan tangan Charles pada pundaknya.
Jika Sam dan Charles sedang bersedih atas apa yang tengah ia alami, berbeda dengan Kyle yang tak sengaja bertemu temannya Zoey saat ingin menuju mobilnya. "Oh.. astaga Kyle, apa aku terlambat untuk datang ke acara mu?" Tanya Zoey tergesa-gesa.
"Acara? Kau bilang acara? Acara apa maksudmu?" Balas Kyle tak mengerti.
"Bukankah kau dan Tn. Sam bertunangan?" Ucap Zoey mengernyitkan dahi.
"Sam? Pria miskin itu? Pria yang baru saja aku ludahi? Kau tahu? Aku meludahi wajahnya di depan semua orang, dasar pria bodoh, idiot, kau tahu Zoey dia mencoba melamar ku, tapi lamaran itu aku tolak mentah-mentah," ucap Kyle berbangga hati diikuti tertawa kecil.
Zoey membuka mulut lebar-lebar. "Astaga, apa yang kau lakukan Kyle," teriak Zoey menarik tangan Kyle seketika dan mencari tempat sepi.
"Lepas! Apa maksudmu Zoey?" Kyle melepas tangan Zoey.
"Kau tahu Kyle bahwa Tn. Sam ternyata adalah pemegang saham utama dimana kita bekerja saat ini," ucap Zoey terburu-buru entah harus memulai dari mana.
"Maksud mu Sam adalah pemilik sebuah toko berlian Geoffrey Jewelry?" Tanya Kyle tak percaya, mana mungkin Kyle percaya sedangkan saat ini ia bekerja disana berposisi sebagai manager di Geoffrey Jewelry, "mustahil, aku adalah manager nya," ucap Kyle masih tak percaya.
"Aku mengerti kau tak percaya dengan ucapan ku, tapi aku juga baru mendengar berita ini saat aku menguping pembicaraan Tn. Sam secara langsung, aku ingin memberitahu mu tapi mungkin ini sudah terlambat, dan mengapa kau harus meludahi wajahnya," ucap Zoey gemas mengangkat tangan ingin sekali menjambak rambut Kyle.
"Sial," ucap Kyle mulai sedikit gelisah.
"Nama Tn. Sam adalah Sam Glen Geoffrey, dan kau telah membuat kesalahan besar," ucap Zoey menggoyangkan pundak Kyle, membuat Kyle semakin takut.
"Aku harus pergi Zoey," sela Kyle lalu meninggalkan Zoey disana sendiri.
Dagh
Kyle membanting keras stir mobilnya. "Matilah riwayat ku," kata Kyle mencoba tenang namun tak bisa.
"Tidak, di Kanada tidak ada yang tahu bahwa aku memiliki saudara kembar disini. Ya, Perry akan menggantikan posisiku sementara disini," Kyle mengangguk pelan lalu menyalakan mesin mobilnya menuju apartemen.
Sesampai di apartemen Kyle mencari keberadaan Perry. "Perry, Perry dimana kau?" Teriak Kyle tak menemukan batang hidung Perry.
"Ya kak? Aku disini," ucap Perry seraya membuka pintu kamar mandi.
"Perry ingat! Untuk sementara waktu kau harus menggantikan posisi ku disini apa kau paham?" Ucap Kyle mengambil sebuah koper di atas lemari dan membukanya.
"Maksud kakak?" Tanya Perry menatap Kyle begitu terburu-buru memasukkan pakaiannya di dalam koper.
"Besok kau harus datang di Geoffrey Jewelry tepat pukul tujuh pagi, disana kau akan bekerja sebagai manager berlian," ucap Kyle menyiapkan seragam kerjanya, "dan ini pakaian untuk mu besok," Kyle meletakkan pakaian itu di atas kasur.
"Tidak kak, aku tidak bisa," ucap Perry menolak.
"Kau harus melakukan ini Perry, karena kakak akan ke Los Angles, ada urusan penting disana," ucap Kyle dan mengambil beberapa lembar uang, "ini cukup untuk kebutuhan mu selama satu bulan," ucap Kyle, tanpa sepengetahuan Perry, tangan Kyle telah mengambil ponsel miliknya, tentu dengan tangan yang bergerak cepat.
"Kakak," teriak Perry melihat kepergian Kyle membawa koper hitam di belakang.
_____********_____
"Jadi ini semua ulah wanita?" Tanya Sam di rumahnya sedang membantu Charles mengobati lukanya.
"Ya, dia melupakanku seakan tak mengenal aku, bahkan aku mencoba mengingatkan dia bahwa kita pernah bertemu di Los Angles, tetapi dia malah berteriak aku seorang pencuri, membuat orang-orang memukuli wajahku, begitulah ceritanya" balas Charles tidak detail namun cukup jelas bisa dipahami Sam.
"Dan aku lebih bersedih mendengar cerita mu, siapa nama mu? Oh... dan terima kasih kau telah membantu ku," kata Charles memegang perutnya yang sakit akibat pijakan kaki beberapa orang tadi.
"Sam Glen Geoffrey, tapi kau bisa memanggilku Sam," balas Sam.
Sam mengeluarkan ponselnya, jarinya mengetuk dua kali pada layar kaca ponsel, otomatis layar itu menyala dan terpampanglah sebuah foto cantik Kyle yang Sam gunakan sebagai wallpaper disana.
"Kyle," ucap Charles intens saat melihat foto wallpaper itu, "kau mengenalnya?" Tanya Sam tak kalah intens.
"Tentu aku mengenal dia Sam, dia adalah wanita yang baru saja aku ceritakan padamu," balas Charles begitu kesal mengingat perlakuan Kyle.
"APAA?" teriak Sam tak percaya, sangat tak percaya.
"Kyle Megan Marizta, bukankah itu adalah namanya," ucap Charles mencoba meyakinkan bahwa memang ia tak berbohong.
Sam mendengar nama itu, memang benar, itu adalah nama Kyle yang sedang bekerja di Geoffrey Jewelry miliknya. "Charles kau harus ikut aku?" Ajak Sam lalu ia berdiri dari duduknya.
Sebenarnya Charles tak ingin mengikuti Sam, kondisi di tubuhnya masih sakit total, tapi terlihat Sam begitu serius Charles memilih untuk menuruti ajakan Sam.
Sam mengajak Charles di sebuah apartemen, apartemen itu bukanlah miliknya, namun milik ayahnya yaitu Jonathan Glen Geoffrey. Begitu pula juga dengan nama apartemen itu. Geoffrey.
"Terima kasih Sam kau membantuku untuk mencari tempat tinggal, tapi tidak Sam, aku sudah menyewa hotel disini bersama temanku," ucap Charles di dalam mobil saat melihat pemandangan apartemen yang disuguhkan Sam.
"Bodoh," batin Sam menahan tawa.
"Aku tak menyuruh mu tinggal disini Charles,"balas Sam melihat beberapa orang berlalu lalang di depan.
"Lalu?" Tanya Charles tak mengerti.
"Ini adalah tempat tinggal Kyle Megan Marizta, wanita angkuh yang sudah mempermalukanku di depan keluargaku dan teman-temanku, dan... dan dia juga sudah membuatmu babak belur seperti itu," perjelas Sam panjang lebar melirik arah Charles.
"Kyle," ucap Charles sedikit emosi hanya mendengar nama wanita itu.
"Menurut mu apa yang harus kita lakukan? Kuharap kau pria normal, dan kau pasti mengerti jalan pikiran ku," tindas Sam tak sabar dengan obsesi yang sudah berputar-putar di otaknya.
_______________________________________
Seorang gadis tengah bercermin di depan kaca melihat apakah penampilannya cukup bagus untuk pagi hari ini. "Aku tidak mengerti mengapa kakak menyuruhku seperti ini," ucap Perry sendiri di depan cermin."Ponsel, dimana ponselku?" Gumam Perry melirik ke arah meja namun tak menemukan."Baiklah kurasa aku harus segera berangkat, aku tidak ingin nama baik kakakku menjadi jelek akibat aku terlambat," ucap Perry mengambil tas selempang yang sudah ia siapkan.Gadis cantik itu menaiki taksi dan berkata kepada sopir untuk segera mengantarnya ke Geoffrey Jewelry, tak lama kemudian taksi itu telah sampai tepat di depan Geoffrey Jewelry.Di dalam taksi Perry dapat melihat bangunan yang begitu megah, sebuah pondasi kokoh berukirkan G.J (Geoffrey Jewelry) bewarna silver mengkilap disana, pintu terbuat dari kaca tembus pandang, dan dua orang pria memakai kacamata hitam berdiri di depan pintu."T
Vote dulu dong... biar aku semangat hehehe.. love you.._______________________________________"aaasshhh," desah Perry saat bagian sensitifnya tersentuh jemari Sam."Apakah ini desah dari seorang wanita yang meludahi ku kemarin?" Ucap Sam kini beralih posisi di belakang Perry."Apa kau lupa Kyle? Aku adalah Sam. Ya, aku adalah Sam Glen Geoffrey seorang pria yang kau ludahi di depan umum waktu aku mencoba melamar mu," ucap Sam menekan kewanitaan Pery dengan jempolnya."Ahhss... Sam? Tidak Sam, kau salah paham tentang ini," bela Perry menyempitkan kedua selangkangannya agar jemari Sam tak semakin dalam."Bagiku itu hanya omong kosong sekarang, aku tak peduli lagi Kyle," ucap Sam menjambak rambut Perry di belakang, menjilati leher bagian belakang Perry penuh nafsu dan sesekali mencecap nya."Aaahh hentikan," ucap Perry dengan mulutnya yang
04:00 AMPerry merasa sedikit susah untuk bernafas, tersadar bahwa tubuhnya tertindih oleh tubuh Charles. "Aku membencimu Charles," ucap Perry sembari mencoba mendorong tubuh Charles.Tak berhasil, Charles malah memeluk erat tubuh Perry semakin erat. Namun ada sebuah tangan kekar mencoba menjauhkan tubuh Charles disana. "Bangunlah Charles," ucap Sam menyampingkan Charles yang tak kunjung bangun.Kini Perry harus menahan malu bertatapan dengan Sam, bagaimana tidak, wanita itu tanpa sehelai benangpun dan berposisi kian menggoda di depan mata Sam.Sam mengendong tubuh Perry ala bridal style disana, Perry mencoba sedikit memberontak ketika Sam berhasil mendekap tubuh mungilnya di dada bidang Sam. "Diamlah Kyle! Diamlah atau aku akan memerkosa mu," bentak Sam mampu membuat Perry terdiam detik itu juga.Sam menidurkan wanita itu di atas sofa yang empuk, lalu pria itu pergi membawa hand
Beberapa jam kemudian.Perry merasakan tidur di suatu tempat yang empuk, namun ia tak ingin membuka matanya, namun perasaan Perry merasa ada keganjalan disana, bukankah ia seharusnya berada di kamar mandi?Seketika wanita itu membuka kedua matanya. "Kauuuuu?" Teriak Perry tak percaya melihat 2 pria di depan mata, pria itu adalah Sam dan Charles.Charles duduk di kursi sofa kecil, sedangkan Sam bersender di dekat meja rias memainkan korek. "Kau harusnya berterimakasih kepadaku! Bukan meneriaki ku seperti itu, dasar jalang," ucap Sam berjalan mendekati Perry dengan tatapan serius."Tolong! Tolong akuuu! Tolong," teriak Perry tak karuan melihat Sam mulai semakin dekat.Sam menarik rambut Perry ke atas, menjepit dagu Perry dengan jemarinya lalu menciumnya tanpa ampun. "Mmpphh-emm-uum," Perry berusaha memundurkan wajahnya namun Sam berhasil menahan perlawanan Perry.
"tidak, lepaskan aku! Untuk apa kau membawaku kemari orang asing?" Suara Perry terdengar takut saat Sam mencoba menarik tangannya."Panggil aku Sam, kenapa kau seolah-olah tak mengenalku sama sekali," jawab Sam mengarahkan tubuh Perry tepat di depannya."Sam, panggil aku Sam," kata Sam penuh tekanan."Sam," ucap Perry dengan terpaksa."Charles bawa dia masuk! Aku akan menyusul mu," Sam mengambil ponsel di dalam sakunya dan pergi."Kemari kau Kyle, aku akan memberimu banyak pelajaran agar kau tak menjadi wanita angkuh," ucap Charles menarik tangan Perry memasuki sebuah ruangan pemandian."Charles kau harus dengarkan aku, aku memiliki kakak disini, maafkan kakakku Charles, tapi sungguh itu bukan aku," Perry berusaha keras meyakinkan Charles, namun Charles tak memperdulikan itu semua.Perry melihat seluruh tamu disana lebih dominan dengan pr
"ibu sudah berapa kali aku bilang, aku tidak ingin berkencan dengan wanita yang tidak aku suka ibu," ucap Sam duduk di sofa bersama Livy sang ibu. "Kali ini kau harus menuruti perintah ibu Sam, ibu tidak ingin terulang kembali kejadian memalukan itu," tegas Livy menutup kasar majalah yang berada di pangkuannya. "Ibu aku tidak bisa, mengertilah ibu," ucap Sam penuh permohonan. "Kau harus bertemu dengan Paula, jam 9 malam Sam, ibu harap kau mengingat itu," ucap Livy dan berlalu pergi. "Andai saja kau tidak menolak ku seperti ini Kyle, mungkin semua kejadian ini takkan terjadi," kata Sam pelan sembari memegang kepala. Sam mengambil ponsel dan menelpon Charles. "Charles dimana wanita itu?" Tanya Sam. "Dia masih bersamaku di apartemen, dia tidak bisa berhenti menangis Sam, tapi aku memberinya makanan dan obat tidur, setidaknya bi
"ibu sudah berapa kali aku bilang, aku tidak ingin berkencan dengan wanita yang tidak aku suka ibu," ucap Sam duduk di sofa bersama Livy sang ibu."Kali ini kau harus menuruti perintah ibu Sam, ibu tidak ingin terulang kembali kejadian memalukan itu," tegas Livy menutup kasar majalah yang berada di pangkuannya."Ibu aku tidak bisa, mengertilah ibu," ucap Sam penuh permohonan."Kau harus bertemu dengan Paula, jam 9 malam Sam, ibu harap kau mengingat itu," ucap Livy dan berlalu pergi."Andai saja kau tidak menolak ku seperti ini Kyle, mungkin semua kejadian ini takkan terjadi," kata Sam pelan sembari memegang kepala.Sam mengambil ponsel dan menelpon Charles."Charles dimana wanita itu?" Tanya Sam."Dia masih bersamaku di apartemen, dia tidak bisa berhenti menangis Sam, tapi aku memberinya makanan dan obat tidur, setidaknya biarkan ia tidur
Perry berjalan sendiri usai menemani Sam malam itu. Ya, Sam meninggalkan wanita itu sendirian dan membiarkan angin malam mengelilingi tubuhnya. "Aku akan membuktikan semua ucapanku Sam," ucap Perry sendiri sembari berjalan menyusuri jalanan malam itu.Tak terasa Perry sudah sampai di pintu apartemen, Perry mulai membuka pintu dan melihat pemandangan yang benar-benar membuat paru-parunya sedikit bisa bernafas. "Ka-kakak," ucap Perry tak percaya melihat Kyle tengah asik menggunakan hair dryer di rambutnya.Perry sungguh ingin mengungkapkan semua hal yang terjadi saat Kyle tak ada disini, Perry ingin mengatakan bahwa ia telah diperkosa oleh lelaki yang tak ia kenal mengatasnamakan dirinya, namun Perry memilih diam, karena Perry takut jika Kyle melarikan diri kedua kalinya."Darimana saja kau Perry, bukankah aku sudah bilang padamu, jangan pernah berkeliaran di malam hari," kata Kyle mengibaskan rambut.