"Kak, kita ini keluarga. Ayah dan Ibu membesarkanmu selama 20 tahun lebih. Kamu nggak bakal membalas kebaikan mereka dengan kejahatan, 'kan?" Lantaran melihat Darwin terus memasang ekspresi dingin, Aurel hanya bisa mengubah targetnya menjadi Paula.Wajah putih Paula tampak datar. Kemudian, dia menggertakkan gigi sambil berkata dengan lantang, "Aku dan Keluarga Ignasius sudah putus hubungan.""Meskipun begitu, kamu nggak seharusnya bekerja sama dengan orang luar untuk mencelakaiku. Memangnya kamu nggak merasa bersalah pada Ayah dan Ibu? Pak Darwin juga nggak akan menyukai wanita kejam seperti ini, 'kan?" sahut Aurel sambil mendongak sedikit. Ini saat paling tepat untuk memperlihatkan kelemahannya.Dulu, Richie selalu memeluk Aurel saat dia bersikap seperti ini. Kemudian, Richie akan memberikan semua yang diinginkannya. Namun, Darwin malah tidak memberi tanggapan apa pun sejak tadi.Paula sungguh kesal dengan sikap Aurel ini. Dia maju dua langkah, tetapi ditarik oleh Darwin untuk kembali
Jadi, tidak peduli siapa pun wanita yang mengandung anaknya, Darwin tetap akan bersikap seperti ini. Dengan kata lain, hubungan mereka hanya sebatas anak.Paula seharusnya merasa senang akan hal ini. Dia pun berusaha menenangkan dirinya, lalu kembali menatap orang-orang yang bertengkar itu."Apa yang kamu lakukan? Sudah gila, ya? Di saat seperti ini, kamu masih ingin mencari kalungmu?" Orang-orang di dalam ruangan merasakan firasat buruk sehingga mendorong gadis itu.Gadis itu sontak menangis dan berteriak, "Kalungku hilang! Kalian harus melepaskan pakaian kalian untuk membuktikannya! Seperti yang dikatakan Aurel, ini demi kebaikan kalian semua!"Begitu mendengarnya, orang-orang itu akhirnya memahami maksud ucapan Darwin barusan. Wanita kaya yang berbicara duluan itu sontak menampar Aurel dan membentak, "Silakan kalau kamu ingin merayu pria, tapi jangan menyeret kami ke dalam masalah!""Kalau bukan karena kamu, kami nggak bakal menyulitkan Paula di butik!" hardik seorang wanita sembari
Paula menelan ludah, berusaha agar suaranya tidak terdengar bergetar. Kemudian, dia menyahut, "Aku bukan tempat daur ulang sampah. Aku nggak menerima sampah, terutama limbah berbahaya."Para pelayan tak kuasa tertawa mendengarnya. Sementara itu, Darwin tersenyum tipis. Paula yang semula berdebar-debar menjadi lebih tenang sekarang. Ternyata, Richie tidak begitu menakutkan."Dasar jalang! Aku akan membunuhmu!" pekik Richie dengan mata memerah. Dia terlihat seperti orang yang kehilangan akal sehat. Paula hanya menyunggingkan senyuman menonton keseruan ini."Waktunya nggak banyak lagi, cepat buktikan kalau kalian nggak bersalah. Setengah jam lagi, pintu akan ditutup dan kita nggak bisa keluar lagi untuk selamanya!" seru gadis yang kehilangan kalung itu."Apa? Masih ada batas waktu seperti ini?""Kalian nggak merasa suhu tempat ini menjadi makin tinggi?""Ah! Kenapa lantainya begitu panas?"Suasana di ruang bawah tanah menjadi kacau balau. Beberapa menit kemudian, mereka semua baru tenang
Mungkin, mereka sedang menceritakan semuanya kepada keluarga masing-masing, berharap ada yang membalaskan dendam mereka kepada Keluarga Sasongko.Sayangnya, orang-orang ini memiliki terlalu banyak kekurangan. Keluarga Sasongko bisa menemukan kelemahan mereka dengan mudah.Sudah syukur kalau keluarga mereka tidak mengusir mereka dari kediaman. Jadi, tidak mungkin ada yang berani membalas dendam. Meskipun melaporkan insiden ini kepada polisi, mereka hanya akan membuat situasi makin gawat. Pertama karena mereka tidak punya bukti, kedua karena mereka telah menindas Paula."Tuan Darwin, Tuan Terry dan Nona Paula menunggumu di ruang makan," ujar seorang pelayan yang menghampiri Darwin dengan sopan.Darwin mengangguk. Ketika tiba di ruang makan, dia melihat Paula sedang meminum sup dengan pelan. Wanita ini terlihat begitu patuh saat tidak melawannya. Namun, begitu berbicara dengannya, Paula malah menjadi pembangkang."Paula, asal kamu tahu, Darwin ini sangat cengeng. Pohon layu, dia menangis.
"Ibu matikan teleponnya dulu, ya. Paula, kamu harus datang." Yuni akhirnya mengakhiri panggilan karena didesak oleh suster.Paula tertegun menatap ponselnya. Meskipun Yuni sekeluarga sangat tidak tahu malu, hanya mereka yang memiliki hubungan darah dengannya. Apakah Paula benar-benar akan mengabaikan mereka?"Kenapa?" tanya Darwin. Entah sejak kapan, pria ini sudah berdiri di belakangnya.Paula terkejut dan buru-buru menyembunyikan ponselnya di belakang punggung. "Bukan apa-apa."Sikap Paula jelas begitu mencurigakan. Darwin menatapnya dengan sungguh-sungguh, lalu berujar, "Paula, sekarang kamu termasuk anggota Keluarga Sasongko. Kalau ada masalah yang nggak bisa diselesaikan, serahkan saja kepada kami. Kamu hanya akan kerepotan kalau memaksakan diri."Paula memahami maksud Darwin. Menurut Darwin, Paula hanya wanita lemah sehingga tidak akan sanggup melindungi diri sendiri ataupun anak mereka, apalagi menghadapi berbagai masalah di Keluarga Ignasius. Jika terus menolak bantuan dari Kel
Di depan pintu masuk Grup Sasongko, Wilson bersiap-siap untuk pulang kerja. Ponselnya tiba-tiba berdering.Menakutkannya, Darwin menghentikan langkah kakinya dan menatap Wilson lekat-lekat. Bosnya ini tidak melontarkan apa pun, seolah-olah menunggunya mengeluarkan ponsel untuk membaca pesan tersebut.Wilson mengeluarkan ponselnya dengan gugup. Ketika melihat pesan yang dikirim Paula, dia segera menyodorkan ponselnya kepada Darwin.Darwin tidak menerimanya, melainkan bertanya, "Dia mengirim pesan untukmu. Nggak pantas kalau aku melihatnya, 'kan?"Wilson menelan ludahnya dan membatin, 'Apa-apaan ini? Aku cuma seorang asisten. Aku nggak mau menjadi bagian dari permainan kalian!'"Mungkin saja Bu Paula salah mengirim pesan," sahut Wilson yang tersenyum canggung. Darwin pun tidak menanggapi dan hanya menatap Wilson dengan tatapan yang makin dingin. Wilson akhirnya memberanikan diri untuk bertanya, "Gimana, Pak? Apa aku harus menyelidikinya?""Kamu kira ucapanku cuma angin lalu? Sudah kubila
Begitu teringat dengan dirinya yang dipermalukan dan disiksa di ruang bawah tanah, serta bagaimana Richie menyiksanya tanpa ampun, Aurel sungguh ingin menghancurkan Paula hingga berkeping-keping."Itu akibat perbuatanmu sendiri, nggak ada hubungannya denganku," balas Paula. Ketika mendengar suara marah Aurel, Paula sebenarnya masih merasa takut. Hanya saja, akal sehatnya sudah mampu membiarkannya berhadapan dengan adiknya sekarang."Kenapa nggak ada hubungannya denganmu? Kalau bukan karena kamu, mana mungkin Keluarga Sasongko mengurungku di ruang bawah tanah? Mana mungkin mereka memusuhi Keluarga Ignasius, bahkan melarang Keluarga Antoro membantu kami?" seru Aurel yang histeris.Tidak ada yang tahu bagaimana Aurel bertahan selama satu hari ini. Richie memang sudah bosan dengannya sejak awal. Namun, Aurel mengesampingkan semua harga dirinya dan berusaha mati-matian untuk menyenangkannya. Dia membiarkan pria itu melecehkannya demi memenangkan hatinya kembali.Untungnya Aurel cukup mengen
"Pagi," sapa Paula dengan sopan."Sudah nggak pagi lagi, Tuan Putri. Lima menit lagi kamu bakal terlambat!" ucap Harry yang sengaja berekspresi meledek. Kemudian, asap motornya langsung diarahkan ke Paula.Paula mengentakkan kakinya dan memaki dengan kesal. "Harry, dasar bajingan!""Lalala," balas Harry dengan kekanak-kanakan.Tidak jauh dari sana, Darwin duduk di mobilnya dan memperhatikan adegan itu dengan saksama. Dia memegang semua data dan foto sejak Paula dan Richie mulai berpacaran.Ternyata Richie juga suka meledek Paula. Hampir semua foto yang diunggahnya di media sosial adalah ekspresi Paula yang kesal. Bahkan, ada beberapa foto wanita itu yang hampir menangis. Paula ternyata menyukai tipe pria yang muda, ceria, dan berenergi. Seumur hidup ini, Darwin tidak mungkin menjadi pria seperti itu."Pak, mau masuk nggak?" tanya Wilson.Darwin melemparkan semua dokumen itu ke samping, lalu menjawab, "Kita balik saja."Awalnya, Darwin ingin pergi ke perusahaan untuk melihat apakah Paul