Share

Sebuah Harapan

“Mas Haris. Dibungkus saja baksonya, kepala aku pusing banget. Pulang yuk.”

Wanita yang waktu itu menghampiri. Aku masih ingat wajahnya, dia menemani lelaki yang wajahnya mirip Mas Adnan ini.

Apa aku boleh berharap kalau dia memang Mas Adnan?

“Iya, iya.”

“Aku tunggu di depan ya, taksi online sudah datang.” Dia berlalu keluar.

“Mbak, saya mohon informasinya ya.” Dia mengeluarkan ponselnya dan menyerahkan padaku. “Boleh minta nomor ponselnya?”

Aku mengangguk, meraih benda pipih itu dan menuliskan nomor dan namaku di sana.

“Lea.” Dia mengulum senyum menyebut namaku. “Makasih sebelumnya, semoga memang saya nggak salah orang lagi.”

Salah orang lagi?

Aku dibuat penasaran olehnya.

Tuhan, kalau memang lelaki itu suamiku berikan aku petunjuk. Aku ingin kembali bersamanya. Memulai lembaran baru setelah hatiku babak belur dihantam masalah bertubi-tubi.

Rasa tidak rela muncul saat dia pergi. Andai saja wanita itu tidak datang, kami bisa bicara lebih banyak lagi.

***

[Mbak, kapan ada waktu?]

Senyu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ning Wahy
dobel up dong
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status