Share

Bab 1: Part 2

“Asia Armelina, lo dimana sekarang?”

Asia kaget saat mendengar ucapan dari Dylan, belum sempat dia berbicara tetapi dia malah dikejutkan dengan suara yang dirindukannya. Dylan, calon gebetannya yang sudah disukai sejak lama.

Padahal Asia pikir dia masih bersama istrinya, ternyata tanpa dipikirkan oleh Asia. Dylan tiba-tiba datang sendiri ke rumahnya. Oh my god, sendirian pula nekat juga Dylan menemui Asia. Padahal hari ini ada drama Jepang favoritnya, Dylan selalu datang di waktu yang tidak tepat.

Untungnya saja orangtuanya tidak ada, sedangkan kakak perempuannya sedang ada urusan diluar. Kalau ada orangtuanya bisa bahaya, dan Dylan malah kepedean tingkat dewa nanti.

“Ya ampun, biasa aja kali, Dyl. Gue lagi di rumah, kenapa?”

“Lo tahu nggak, sih. Gue tuh di depan rumah lo. Cepet buruan nggak pakai lama, Asia Armelina.” bentak Dylan.

Asia seketika tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Dylan. Seolah dirinya disamber petir hingga mendapati calon gebetannya sendiri ada di depan rumah. Aneh nggak, sih?

"Mau ngapain sih, Dyl? Nggak ada angin nggak ada petir malah kesini." Asia mengatakan dari atas loteng rumahnya.

Saat melihat Dylan, dia melihat pria itu dengan membawa banyak makanan. Satu tangan membawa matcha latte kesukaannya dan satu lagi membawa dimsum. Dylan tahu aja deh, kesukaan Asia.

"Bukain pintu dong, gue mau masuk mau ngambil dokumen yang waktu itu gue titipin ke lo, As."

Gue kirain Dylan kangen sama gue. Ahh gue aja yang halu, ya ampun Asia Armelina.

"Iya sebentar, gue turun, nih," Asia langsung mematikan ponselnya dan turun ke bawah.

Asia segera mungkin sedikit berdandan dia tidak mau dandanannya kalah dengan istrinya Dylan. Kalau dipikir-pikir belum tentu Dylan memperhatikan penampilannya, padahal,kan, dia cuma mau mengambil dokumen aja.

Ahh daripada menghapus lipstiknya, mubadzir dong! Ya sudahlah biarkan saja apa yang Dylan mau katakan nanti..

"Gue tuh cuma mau ketemu Dylan, bukan ketemu Shawn Mendes OMG.."

Perlahan, Asia mulai menuruni tangga satu persatu. Asia melihat rumah orangtuanya kosong tanpa ada suara apapun kecuali suara hentakan kakinya.

Asia berlari kecil hingga menghampiri pintu, dia melihat Dylan yang sudah ada di depan pagar rumahnya. Tak lama dia mengambil kunci dan membukakan pagarnya.

"Ya ampun, lama banget, sih, Lo. Habis kenapa, sih?" Dylan langsung saja masuk ke rumah Asia tanpa permisi.

Lalu tak lama Dylan memberikan makanan dan minuman itu kepada Asia.

"Ihh..dasar nyebelin banget, Lo, Dylan," cerca Asia.

"Nyebelin gini bikin Lo kangen nggak, nih," balas Dylan.

Dylan kenapa, sih, kadang-kadang nyebelin kadang-kadang ngangenin. Untung sayang kalau enggak udah gue selepet dari tadi.

"Ihh apa, sih, Lo,"

Asia mengikuti Dylan dari belakang yang sudah duduk rapi di ruang tamu. Dengan cepat dia meletakkan makanan dan minuman dari Dylan. Dan memberikan minuman pada Dylan. Langsung saja Asia menghabiskan makanan dengan gigitan yang lezat.

"Asia, gue kangen banget sama Lo," kata Dylan hingga membuat Asia menatapnya seolah tak percaya.

Melihat Asia seperti itu, Dylan sontak membantunya untuk mengatur agar Asia tidak tersumbat makanan. Tapi bukannya menelan makanan, Asia malah memperhatikan Dylan. Bodohnya Asia!

Nggak salah, kan, kalau Asia menaruh hati padanya walaupun Dylan sudah punya istri? Lagi pula Dylan duluan, sih, yang mulai!

"Makanya kalau makan, tuh, pelan-pelan. Jangan rakus, makanan itu, tuh, buat Lo semua. Gue nggak makan" jelas Dylan.

Asia hanya mengiyakan perkataan Dylan. Bisa nggak, sih, Dylan nggak memperlakukan dirinya sebagai seorang ratu. Padahal jelas-jelas dia sudah punya istri, kan?

Ini, tuh, hati woy bukan cuma hal yang bisa Lo mainin, Dylan. Segala alasan mau ngambil dokumen lagi, bilang aja mau baperin anak orang. Ya ampun degdegan, nih, Asia!

Dylan merangkul Asia dengan penuh hangat, Asia yang sedang makan dimsum tak percaya dipeluk oleh Dylan. Dia seperti merasakan sengatan listrik yang ada di dalam rongga.

Asia menengok, buat apa Dylan berterima kasih?

"Makasih, ya, udah mau cicipin makanan istri gue. Nah, gimana sekarang, enak nggak?"

Asia merasa disamber petir oleh orang yang disayanginya. Seolah minat Asia untuk makan kini telah hilang.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status