Herlina berjalan sambil menggerutu kesal. Dia masih tak terima dengan perlakuan Carlos yang kasar padanya. "Diksa yang tak berguna itu, aku akan meninggalkanmu ketika mendapatkan Carlos," gumam Herlina.Langkahnya terhenti saat melihat Amanda dan Carlos tampak bahagia menenteng banyak barang belanjaan barang bermerek di tangan mereka. Senyuman merekah di wajah keduanya. Amanda terlihat tidak mempunyai beban berdiri di samping pria kaya."Sial! Aku semakin ingin merebut Carlos dari sisi Amanda," ucap Herlina yang hatinya bergemuruh.Haciuu, Amanda tiba-tiba bersin, "Carlos sepertinya ada orang yang mengutukku," keluh Amanda sembari menggosok hidungnya."Siapa yang berani mengutuk kekasihku?" tanya Carlos."Siapa yang kekasihmu! Aku bukan kekasihmu!" tegas Amanda."Aku akan mengejar cintamu, sampai kamu menerimaku," ucap Carlos.Amanda memerah wajahnya ia menunduk lalu masuk mobil. Amanda melihat bagian belakang mobil yang penuh dengan barang belanjaan. Sepertinya Carlos doyan berbelanj
Carlos tesenyum licik melihat wajah panik Amanda. Entah kenapa ia senang melihat wajah panik itu. Seakan dia akan mendapatkan hati Amanda hari ini."Tetap bekerja atau menjadi kekasihku!" tegas Carlos."Aku pilih tetap bekerja," ucap Amanda."Bagus berarti kamu menerima cintaku," balas Nicolas.Amanda tak mengerti apa yang dikatakan oleh Carlos, tetap bekerja atau menjadi kekasihku. Kalau dia pilih tetap bekerja harusnya ya tidak menerima cintanya. Amanda menggelengkan kepalanya karena tak mengerti apa yang maksud oleh Carlos."Carlos jangan bercanda," keluh Amanda."Tetap bekerja di perusahaanku berarti kamu menerima cintaku. Memilih menjadi kekasihku kamu akan bersamaku selamanya. Artinya sama saja," balas Carlos."Pria yang konyol," ucap Amanda.Carlos tersenyum licik kali ini ia melajukan kendaraannya lagi. Yang penting apa yang ingin ia ucapkan sudah terucap. Amanda termenung sambil melihat jalanan, ia tak lagi menggubris Carlos."Amanda, apa ada yang ingin kamu ucapkan?" tanya C
Amanda membuka pintu rumahnya, ternyata itu adalah Carlos yang sudah tersenyum sambil membawa bunga di tangannya."Kenapa kamu di sini?" tanya Amanda penasaran."Itu bunga untukmu, aku menemukan toko bunga yang masih buka jadi aku membeli ini untukmu," balas Carlos.Amanda menolaknya karena hari sudah malam. Apa nanti kata orang kalau menerima tamu di malam hari apalagi seorang pria."Carlos bawa saja bungamu pulang, aku mau istirhat dulu," jawab Amanda."Aku membawa bunga untukmu. Naik ke lantai tanpa lift seperti ini membuatku capek karena kamu tinggal di rumah susun," ucap Carlos yang menyelonong masuk ke rumah Amanda.Amanda kesal karena Carlos berbuat seenaknya. Dia hanya tak mau di gunjingkan tetangga karena ada tamu laki-laki masuk rumahnya malam hari."Carlos, jangan membuatku jadi bahan perbincangan emak-emak di sini," ucap Amanda."Aku tak peduli, kamu tinggal pindah dari sini ke apartemenku," balas Carlos sembari mengunci pintu rumah Amanda.Amanda mundur perlahan, dia tida
"Maafkan saya," ucap Amanda.Kepala Divisi tetap marah dan mengomel sepanjang waktu. Dia tak tahu siapa lelaki yang ada si dekat Amanda. Yang ia tahu hanya terus mengomel dan memarahi Amanda yang telat."Tak tahukah kamu kalau waktu adalah uang. kamu harus menyelesaikan kerjaanmu hari ini sebelum jam sebelas siang. Bos besar akan memeriksanya sekarang!" seru kepala divisi."Pak Carlos, ternyata Anda ada di sini. Saya sudah membawakan baju ganti yang Anda minta," ucap Angga sembari membawakan baju milik Carlos.Kepala Divisi itu melihat ke arah Carlos. Dia menunduk sebagai tanda hormat. Melihat Wajah Carlos yang seperti tak senang. Kepala Divisi itu berpikir kalau Bos mereka marah pada Amanda."Pak Carlos, sejak kapan Anda di sini. Maaf saya tak tahu. Amanda karyawan kita ini memang pilihan dari HRD langsung. Tapi dia suka seenaknya dan tidak disiplin. Silahlkan kalau memecatnya!" tegas kepala divisi itu.Carlos mengambil baju dari tangan Angga sebelum membalas apa yang dikatakan kepal
Ratna berdebar kuat jantungnya lalu kepala divisi mengedipkan matanya tanda dia mendukungnya. Bahkan dia berdiri di samping Ratna dan membelanya."Ratna, kamu jangan takut. Amanda hanya berlagak saja. Aku tahu kemampuanmu. Jadi terima saja tantangan Amanda," ucap Kepala Divisi Desain."Baik kalau begitu. Untuk membuktikan kalau Desain Amanda di curi sekarang tolong siapkan alat untuk mereka membuat desain!" tegas Carlos. Laila menyiapkan alat untuk membuat desain. Disaksikan banyak orang dan bos besar. Amanda dan Ratna bersaing secara sehat di ruang rapat untuk membuktikan mereka memang mempunyai bakat dalam bidang desain ini."Kenapa kamu terlihat grogi, Ratna?" tanya Carlos "Sa-ya tidak biasa membuat desain di saksikan banyak orang seperti ini," balas Ratna terbataBUkannya tidak biasa tapi sepertinya dia takut kalau desain buatannya tidak sebagus milik Amanda. Amanda tetap fokus ke lembar desain bajunya. Dia teta tenang tidak menghiraukan omongan yang ada di ruangan. Kepala divi
Ratna tertunduk dan bersujud memohon pada Carlos agar tidak dipecat. Dia hanya korban di sini kenapa harus menerima hukuman yang bukan perbuatannya."Tolong jangan hukum saya. Saya tidak bersalah karena hanya mengikuti perintah," ucap Ratna sambil menangis."Lantas kenapa kamu mau melakukan hal kotor seperti ini?" tanya Carlos kesal.Ratna hanya terdiam apalagi kalau bukan karena uang. Semuanya karena uang dia ingin uang banyak yang cepat tanpa capek bekerja."Siapa yang mau bertanggung jawab atas insiden ini?" tanya Carlos lagi."Tentu saja dia sendiri yang bertanggung jawab. Dia yang mencuri desain Amanda, bukti sudah jelas kenapa harus menyeret yang lainnya," ucap kepala divisi desain.Ia tak mau namanya terseret makanya langsung bertindak. Dia harus mengorbankan satu karyawan yang tidak bisa diajak kerjasama olehnya agar posisinya aman."Kamu di pecat! Laila kamu banru urus surat pemecafab untuknya," ucap Carlos denfab tegas."Tu-tungu! Aku tidak bersalah kenapa aku di pecat. Aku
Carlos senang melihat Amanda yang ketakutan seperti itu. Padahal dia hanya menggodanya untuk apa sampai berteriak histeris seperti itu."Layani Aku! Kamu harus meminta maaf dengan melayani aku," ucap Carlos."Dasar mesum, apa tidak ada hal lain selain itu di otakmu?" tegas Amanda."Kamu 'kan sudah tahu kemesumanku seperti apa," balas Carlos menyunggingkan senyumannya.Hehe, Carlos tersenyum licik. Melihat Amanda yang sepertinya salah paham dengan kalimat layani aku. Sudah jelas dia yang berpikir berlebihan."Tidak tahu malu. Masuk rumah orang tanpa permisi masih mengganggu ketertiban di rumah orang!" seru Amanda.Carlos menyentil kening Amanda. Dia tersenyum licik lagi, "Kamu yang berlebihan. Maksud aku layani aku karena mau makan, artinya siapkan makanan yang akan aku makan," ucap Carlos.Amanda tersenyum kecut. Carlos memang keterlalun mengucapkan kalimat yang ambigu sehingga dia salah berpikir."Baiklah, kamu mau makan apa?" tanya Amanda."Aku mau masakanmu!" jawab Carlos.Amanda p
Kedatangan Mulan membuat salah satu orang yang membenci Amanda bersemangat untuk mengadu padanya. Pasalanya semua orang tahu kalau Mulan sangat tergila-gila pada Carlos sejak dulu."Apa kamu bilang. Carlos sedang dekat dengan seorang wanita?" tanya Mulan dengan kasar."Betul bahkan dia juga menjadi arogan membuat kepala divisi desain dipecat dari perusahaan," jawab direktur pemasaran.Mulan menggertakkan giginya dan mengepalkan tangan berusaha menenangkan dirinya. Tapi ternyata dia tak bisa bersikap lembut. Dia segera menuju ruangan Carlos dan bertanya apakah benar dia sedang dekat seorang wanita seperti yang di rumorkan belakangan ini."Kalau hanya untuk berbuat onar lebih baik jangan ke sini," ucap Carlos."Aku adalah tunanganmu. Kenapa kamu mengusirku?" tanya Mulan."Siapa yang tunanganmu, aku tak merasa kalau aku adalah tunanganmu," balas Carlos.Carlos mengusir Mulan karena tak menyukainya. Sikapnya yang arogan dan suka menindas orang membuat Carlos merasa dia bukan orang yang pa