***
Ayu terus diseret paksa oleh anak buah Juragan Tono tersebut, Aldo mengikuti dengan sembunyi-sembunyi."Kau akan tetap dipasung sampai besok pagi," ucap Dodo sambil mendorong tubuh Ayu ke lantai.Tiga sekelompok itu pun kembali ke gubuk masing-masing, Aldo yang masih memantau, kini mencoba melihat kondisi Ayu.Ternyata Ayu sudah bersandar dengan begitu lemah, lima cabukan serta dua kali tamparan mengenai tubuh Ayu yang mungil, bahkan Ayu tidak diizinkan makan sampai besok pagi.Aldo menghampiri Ayu dan masuk mengunci pintu dari dalam."Bertahanlah, saya akan membawakanmu makanan nanti malam," ucap Aldo."Pergi dari sini!" usir Ayu tanpa ekspresi."Saya hanya ingin membantumu, jangan takut, saya bukan orang jahat," papar Aldo yang berusaha meyakinkan Ayu."Saya tidak pernah merasa takut, pergilah!" Ayu berkata dengan lemah.Aldo menuruti perkataan Ayu, dengan berat hati Aldo terpaksa melangkah pergi.Gadis yang bernama Ayu sungguh membuat Aldo merasa iba sekaligus penasaran.
Kini Aldo sudah beristirahat di gubuknya, Aldo mengirim pesan pada Danu.[ Kamu bisa melihat apa yang terjadi di sini lewat leptop di ruangan kerja saya, segera bertindak jika keadaan di sini sudah darurat ]
"Sial! Jaringan di desa ini tidak stabil," gumam Aldo dengan kesal.Pesan yang Aldo kirim ke Danu tertunda.
Aldo segera membersihkan diri di sungai belakang gubuk, terlihat sudah ramai yang mandi di sana laki-laki dan perempuan mandi di sungai yang sama.Aldo mencoba membiasakan diri mengikuti kebiasaan di desa.
"Ayo sini, nanti keburu magrib," ajak salah seorang teman baru Aldo."Iya, Kang." Aldo pun mendekat dan segera duduk di atas batu yang cukup besar di sungai itu."Kang Danu gantengnya kayak artis-artis yang di kota," ujar seorang gadis menggoda Aldo."Hus! Genit kamu," ledek Dewi yang juga berada di sana.Aldo hanya tersenyum, gadis-gadis di sana terpesona melihat ketampanan Aldo, bagaimana jika mereka tau kalau Aldo adalah seorang pengusaha kaya raya. Selesai mandi Aldo kembali ke kamarnya. Hingga hari sudah semakin gelap, Aldo gelisah memikirkan Ayu. Aldo membuka ransel miliknya, ternyata banyak persediaan roti di dalamnya. Aldo segera mengambil roti tersebut dan membawa untuk Ayu.Aldo berjalan dengan hati-hati, tidak ada yang mendekati gudang tempat Ayu tinggal. Aldo merasa aman untuk ke sana.Kini Aldo sudah berada di depan gudang, Namun pintu gudang itu sedikit terbuka padahal Aldo menutupnya dengan rapat tadi sore.Aldo mengintip dari celah pintu, ternyata ada Juragan Tono di dalam.
"Kau akan terlepas dari segala siksaan dan penderitaan ini, jika kau bersedia menjadi istri keduaku," ujar Juragan Tono pada Ayu.Ayu hanya diam bergeming mendengar perkataan Juragan Tono."Bagaimana? Tawaran yang bagus bukan? Saya bisa saja menikahi sepuluh gadis di desa ini, namun saya tidak tertarik pada yang lain, saya hanya menginginkan kamu," papar Juragan Tono dengan senyum kejamnya."Jangan mimpi!" jawab Ayu mentap dengan tubuh yang sudah lemah."Dalam keadaan sekarat pun, kau masih saja sombong!" bentak Juragan Tono. Ayu semakin lemah, ia belum memakan apa pun, tubuhnya bergetar menahan rasa sakit.Juragan Tono yang melihat kondisi Ayu itu, menjadi panik seketika.
"Yu ... Ayu!" Ditepuk-tepuknya pelan pipi Ayu. Ayu sudah tak sadarkan diri, Juragan Tono sepertinya benar-benar menginginkan Ayu.Ia membuka pasungan di kaki Ayu, digendongnya Ayu keluar, Aldo yang menyaksikan itu sangat merasa heran, seorang Juragan yang kejam terlihat cemas.
Aldo terus mengikuti diam-diam, sampai Juragan Tono membawa Ayu ke ruangan yang biasa ia pakai ketika sedang tidak enak badan."Cepat kalian panggilankan Mak Sum!" perintah Juragan Tono pada tiga anak buahnya itu. "Baik, Juragan." Sahut mereka bersamaan.Mak Sum adalah dukun kampung, ia sudah menjadi kepercaya'an keluarga Juragan Tono untuk mengobati luka, atau pun mengobati saat ada yang demam."Ada apa dengan gadis ini Juragan?" tanya Mak Sum ketika melihat Ayu tergelak."Pingsan, cepat periksa!" Perintah Juragan Tono."Baik, Juragan. Mohon Juragan dan yang lain keluar dulu, saya akan mengecek luka di tubuhnya," ujar Mak Sum.Juragan Tono dan anak buahnya pun segera keluar, sementara Mak Sum sudah mengunci pintu dari dalam. "Malang sekali nasibmu cah Ayu," ucap Mak Sum yang melihat bekas cambukkan.Mak Sum mengobati luka-luka di tubuh Ayu, dibersihkannya terlebih dahulu sebelum menampalkan obat yang diracik dari berbagai dedaunan, Ayu mulai membuka matanya, Mak Sum tersenyum lega. "Saya dimana?" tanya Ayu dengan lemah."Kamu di ruang perawatan, Juragan Tono yang membawamu ke sini," jawab Mak Sum jujur.Mak Sum pun membuka pintu dan berpamitan untuk pulang."Semua sudah beres Juragan, saya izin pulang," ucap Mak Sum."Silahkan," sahut Juragan Tono.Juragan Tono bergegas masuk melihat kondisi Ayu, tak lupa pula ia menyuruh Tole membawakan Ayu makanan."Ini Juragan," Tole menyodorkan sepiring nasi dan segelas air minum."Makanlah! Saya masih menunggu persetujuanmu," ujar Juragan Tono dengan senyum piciknya."Tidak akan." Ayu mejawab dengan sorot mata menantang."Gadis keras kepala, ditawarin hidup enak, malah menolak, kau akan selamanya tersiksa jika selalu membangkang!" Bentak Juragan Tono dengan sangat marah.Tole, Joko, dan Dodo saling menatap satu sama lain, mereka tidak mengerti kenapa Juragan Tono sangat menginginkan Ayu, padahal dari kematian orang tuanya, Ayu tidak pernah bersikap baik pada Juragan Tono. Sri yang sedari tadi mencari keberadaan Juragan Tono, kini mendengar semua percakapan suaminya, Sri mengepalkan kedua tangan lalu menghampiri Juragan Tono."Keterlaluan kau Tono!" Sri dengan berani menyebut nama saja pada Juragan Tono."Lancang sekali mulutmu itu Sri!" ujar Juragan Tono yang menatap tajam ke arah Sri."Kau yang lancang Mas, bisa-bisanya kau ingin menikahi perempuan pembangkang ini! Apa kau sudah gila?" bentak Sri dengan serius.Plak!Sebuah tamparan mengenai pipi kanan Sri, Juragan Tono yang sangat murka menampar keras wajah Sri.
"Saya peringatkan jangan berani menentang keinginan saya, bahkan saya bisa menikahi seluruh gadis di desa ini kalau saya mau," papar Juragan Tono dengan sombong.Sri mennagis dan berlari keluar, Juragan Tono dan Sri sudah menikah cukup lama, Namun belum juga memiliki seorang anak. Ayu berfikir akan memanfaatkan keadaan ini, Ayu bisa mempecah belah keluarga Juragan Tono, dengan itu Ayu mudah mengahncurkan mereka dan membalas dendamnya."Juragan!" Ayu membuka suaranya."Katakan," sahut Juragan Tono."Saya bersedia menikah dengan Juragan," ucap Ayu datar.Juragan Tono yang telah lama mendambakan hal tersebut, kini ia berlonjak kegirangan, wajahnya menjadi sangat berbinar-binar. Sebenarnya Juragan Tono ini tidaklah buruk, hanya perangainya saja yang membuat ketampanan di wajahnya sirna. Usianya baru sekitar 37 tahun, akan tetapi memiliki pribadi yang kikir dan kejam sejak ia muda.Aldo yang mendengar ucapan Ayu tersebut sontak merasa terkejut, bagaimana mungkin fikirnya.Aldo merasa ada sesuatu yang cidera di hatinya, rasanya Aldo tak terima dengan apa yang barusan ia dengar.
Bersambung.***Ketiga anak buah Juragan Tono saling sikut, melihat Juragannya sedang merasa di atas awan, sementara Aldo masih tidak mengerti dengan jalan fikiran gadis misterius itu."Kenapa tidak sedari dulu saja kau terima pinanganku? Asal kau tau Ayu, hatiku sakit ketika harus menyiksamu, namun kau terlalu pembangkang," ujar Juragan Tono yang mulai memperhalus cara bicaranya pada Ayu."Saya baru menyadarinya," sahut Ayu datar."Tidak masalah sayang! Lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali," ucap Juragan Tono lagi.Ayu tersenyum getir mendengar penuturan Juragan Tono tersebut.Aldo yang masih mendengarkan, sontak tambah bergetar, terlebih lagi Aldo baru pertama kalinya melihat Ayu sedikit tersenyum."Kenapa jantungku berdebar kencang saat melihat senyumnya, rasanya seperti membiusku," batin Aldo.Itu memang senyuman pertama Ayu setelah kematian kedua orang tuanya. Lesung pipit di wajah cantiknya kembali terlihat saat ia
***Malam itu adalah awal dari bangkitnya sebuah dendam, Juragan Tono dan Sri istrinya itu saling berjauhan.Semenjak malam itu yang ada dipikiran juragan Tono hanyalah Ayu.Seperti biasanya, Ayu datang dengan terlambat ke Pabrik, namun tak ada satu pun dari anak buah Juragan Tono yang berani menghukum Ayu."Ayu, cepatlah ke sini!" Perintah Dewi yang khawatir jika Ayu dihukum lagi.Ayu hanya mengangguk, sementara Aldo yang mengetahui percakapan semalam, merasa sangat kesal. Ia kesal karena Ayu menerima tawaran dari Juragan Tono."Kang, matanya melotot ke arah sana terus," goda seseorang yang berada di sebelah Aldo."Saya cuma takut kalau gadis itu dihukum lagi, gak tega liatnya," ujar Aldo yang mencoba berkilah.Tidak lama kemudian, Juragan Tono muncul bersama dengan istrinya. Semua buruh pabrik memandang dengan heran, karena Juragan Tono dan Sri terlihat babak belur, bahkan ketiga anak buahnya pun sama.Namun, tid
*** Tubuh Aldo yang terkena cambukan terasa begitu perih, hingga Aldo tidak bisa tidur dengan nyenyak. "Sial! Ayu lebih membela Juragan brengsek itu," gumam Aldo. Sementara Sri merencanakan sesuatu untuk memberi Ayu pelajaran. Sri pergi ke ujung desa, ia menemui dua orang laki-laki yang berbadan kekar. Dua laki-laki tersebut adalah mantan anak buah Juragan Tono, yang bernama Sarif dan Sarmin, mereka dipecat dengan sadis oleh Juragan Tono. "Lakukan seperti yang saya perintahkan! Ini uang muka ... untuk pekerjaan kalian, jika berhasil saya akan bayar dengan jumlah yang besar!" perintah Sri pada Sarif dan Sarmin. "Baik, Bu Juragan," sahut Sarif dan Sarmin bersamaan. Sri bergegas kembali ke rumah, sebelum ada yang melihatnya di ujung desa. Jalan yang ditempuh Sri sangat gelap, ia sengaja pergi malam-malam agar tidak ada yang melihatnya. Sampai di bangunan mewah yang hanya dimiliki Juragan Tono itu, Sri langsung masuk
***Dua hari berlalu, Ayu belum ditemukan keberadaannya.Aldo dan Dewi sangat cemas.Sementara Juragan Tono sudah sangat marah, Sri yang bahagia merasa ia telah memenangkan permainan."Dasar tidak berguna kalian semua! Mencari satu perempuan saja tidak becus!" bentak Juragan Tono pada anak buahnya, serta buruh Pabrik.Tidak ada yang berani membuka suara. Semua hanya menunduk, mendengarkan kemarahan Juragan Tono.Ketika Juragan Tono masih mencaci maki seluruh anak buahnya, tiba-tiba Ayu datang dengan berlari seperti orang ketakutan."Juragan ...!" teriak Ayu memanggil Juragan Tono.Semua yang ada di sana sontak terkejut melihat Ayu sudah kembali, Sri melotot tak percaya, bagaimana bisa Ayu kembali lagi."Ayu! Apa yang terjadi? Kenapa kau terlihat berantakan seperti ini," tanya Juragan Tono dengan amarah yang mulai mereda."Sa-saya diculik, Juragan," sahut Ayu.Aldo yang mendengar jawaban Ayu itu, merasa sang
***Juragan Tono datang, mengecek pekerjaan para buruhnya. Ia melihat Ayu tengah duduk di sebelah Dewi, Juragan Tono pun tersenyum ke arah Ayu."Apa kamu bosan berdiam diri saja?" tanya Juragan Tono pada Ayu."Iya, Juragan," sahut Ayu datar."Baiklah, mulai hari ini kamu bisa menggantikan tugas Sri, dalam menghitung semua pemasukan serta pengeluaran uang Pabrik ini," papar Juragan Tono.Sri yang sedang duduk manis memegang semua keuangan Pabrik, kini sudah berubah ekspresi. Matanya melotot dengan sangat besar, mulutnya terbuka lebar. Ia sangat terkejut mendengar keputusan gila suaminya itu.Dewi yang mendengar itu hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala. Ia sungguh tidak percaya keajaiban apa yang sedang terjadi ini.Sementara Aldo berusaha terlihat biasa-biasa saja, agar tidak ada yang menaruh curiga."Tapi bagaimana dengan, Bu Juragan Sri?" tanya Ayu sengaja memancing keributan."Sri b
***Pagi ini Joko akan mengirim seluruh hasil olahan Pabrik ke kota, Sri merasa senang karena sebentar lagi Ayu akan kena hukuman.Harga penjualan santan hasil olahan tentunya seperti biasa, fikir Sri sambil menatap penuh kemenangan."Kirimkan dengan baik, jangan sampai ada kesalahan!" Perintah Juragan Tono pada Joko."Siap Juragan," sahutnya.Aldo mulai cemas, ia mencoba mencari alasan agar bisa beranjak sebentar dari pekerjaannya."Maaf, Kang. Saya mau izin buang air sebentar," ucap Aldo pada Tole yang mengawasi para buruh."Ya, sudah! Jangan lama-lama." Tole mengizinkan.Aldo kembali ke dalam gubuknya, ia mengecek pesan yang kemarin dikirimnya pada Danu."Astaga! Belum ada jaringan," gerutu Aldo sambil mengacak kasar rambutnya.Dengan gusar, Aldo pun segera kembali ke Pabrik. Ia merasa cemas, karena setelah penjualan itu pastinya Ayu terkena masalah.Hari
***Pagi ini semua buruh berpakaian rapi. Tole dan Dodo telah mengabari seluruh penduduk desa akan acara pernikahan Juragan Tono dengan Ayu.Aldo yang sudah tidak tahan memendam rasa kecewanya, kini ia mencoba menemui Ayu.Aldo sampai di depan gubuk milik Ayu, ia melihat Ayu sedang dihiasi oleh dua orang wanita.Wajah Ayu yang pucat, seketika menjadi sangat bersinar. Ayu terlihat bagaikan seorang putri kerajaan.Aldo sangat terpesona, dan sadar bahwa Juragan Tono tidak pantas bersanding dengan Ayu.Cukup lama Aldo berdiri dari balik pintu, hingga kedua wanita yang menghiasi Ayu tersebut keluar.Kini Aldo mencoba masuk dengan hati-hati. Aldo sudah memastikan keadaan aman terkendali."Kamu!" ucap Ayu kaget melihat Aldo nekat masuk."Apa kamu memang ingin menjadi istri dari Juragan Tono?" tanya Aldo serius."Tentu saja tidak!" jawab Ayu cepat.Aldo tersenyum mendengar jawaban Ayu itu. Kemudian ia k
***Sedangkan Aldo merasa dirinya tidak berguna selama berada di desa. Ia tidak mampu berbuat apa-apa.Padahal sebelumnya Aldo sudah menyarankan Ayu untuk mengusut kasus itu ke kantor Polisi. Namun, Ayu tidak setuju.Kini Aldo hanya bisa menyaksikan permainan dari Ayu untuk membalas dendamnya. Namun, Aldo sangat khawatir, kalau permainan yang Ayu jalankan ini malah mencelakakan dirinya sendiri.Sementara itu Juragan Tono telah tiba di belakang bangunan pabrik. Dengan penuh amarah ia mengamuk pada Sri."Sri!" teriaknya dengan keras.Sri terkejut melihat ke datangan Juragan Tono. Sementara Ayu ber-akting pingsan."Ayu ...." teriak Juragan Tono pula sembari berlari."Lho, kenapa tiba-tiba jadi pingsan. Perempuan ini pandai sekali bersandiwara," papar Sri dengan sangat kesal."Tutup mulutmu! Kau apakan Ayu?" bentak Juragan Tono pada Sri.Tole dan Dodo bergegas membantu Juragan Tono mengangkat Ayu ke dalam gubukn