Share

CHAPTER THIRTEEN

“Ini kan wanita yang aku lihat keluar sama kamu di restoran, tempo hari?” kataku setelah sejak lama terdiam.

“Iya, emang dia,” jawab Raefal dengan santai.

“Kamu bilang kalian temenan, tapi kok bisa ampe manggil sayang segala? Sedeket-deketnya hubungan kalian, rasanya gak wajar lawan jenis manggil sayang? Apalagi kalian cuma temenan, lain ceritanya kalau kalian pacaran baru panggilan sayang terdengar wajar.”

Raefal menatap lurus kedua mataku, tapi raut wajahnya tetap sedatar tadi. Tak terlihat panik atau gugup meskipun pertanyaanku ini seharusnya mampu mengintimidasinya.

“Dia itu sahabat deket aku. Deket banget ampe panggilan sayang udah gak dianggap serius lagi. Itu cuma candaan antar sahabat. Hal yang biasa.”

Aku sudah membuka mulut siap menyudutkannya lagi dengan kata-kataku, tapi harus urung karena dia lebih cepat berbicara. Mengatakan kata-kata yang sukses membuatku tak berkutik.

“Bukannya hal kayak gini juga pernah kejadian sama kamu?” katanya. “Waktu kita masih kuliah, ada cowok
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status