Jason mengangkat cangkir lalu menyesapnya, kemudian berkata, "Nggak bangkrut, sebelum bangkrut aku sudah mengakuisisinya.""Oh, ya?" Layla terkejut bahagia. "Berarti kita masih bisa makan permen itu? Jason, kapan kamu bisa membawaku ke pabriknya untuk melihat-lihat?" tanyanya.Saat mereka mengobrol, Aylin hanya menunduk memainkan ponselnya, sama sekali tidak bersuara.Dia tidak mengalami kejadian masa lalu yang mereka obrolkan, juga tidak bisa bergabung, dia tidak tahu apa yang bisa dia lakukan selain memainkan ponselnya.Topik yang diangkat Layla sepertinya dimaksudkan untuk menjauhkan Aylin dari mereka.Dia berusaha membuat Aylin mengerti bahwa dia dan Jason adalah teman masa kecil, sekaligus pasangan yang serasi.Saat memainkan ponsel, pesan dari Phillip muncul di layar, Aylin pun membukanya.Phillip: "Aku dengar kamu menandatangani kontrak untuk film baru Teguh Brando. Selamat."Reaksi pertama setelah melihat pesan itu adalah bagaimana Phillip bisa tahu, kemudian teringat Teguh Bra
Mendengar ajakan Layla, Jason melirik Aylin, kemudian menggeleng sambil berkata, "Besok ada pertemuan di kantor, aku harus menanganinya.""Kalau lusa? Beberapa hari ini aku punya waktu istirahat," kata Layla dengan centil. "Kamu juga tahu jadwalku selalu penuh, jarang sekali ada waktu istirahat seperti ini," sambungnya.Sebenarnya Jason ingin menolaknya, tapi mengingat ayahnya Layla dulu pernah menyelamatkannya, dia jadi ragu ....Karena tidak ada jawaban dari Jason, Layla mengambil kesimpulan sendiri, dia menunjukkan senyum cerah, dengan sengaja menatap ke arah Aylin, "Aku tahu kamu paling baik, kalau begitu aku akan mengirimimu pesan," katanya.Aylin merasa tidak nyaman mendengar "suaminya" mendiskusikan kencan dengan wanita lain.Namun, sayangnya, dia tidak berhak mengatakan apa pun saat ini.Melihat perubahan wajah Aylin, dalam hati Layla merasa puas.Aylin baru saja menggoda Jason, tetapi akhirnya dia, Layla Harris, yang menang.Layla menunduk, melirik gelas air yang baru saja dim
Layla jelas tidak mengatakan apa pun, tapi niatnya tersampaikan dengan jelas.Dia mengisyaratkan Aylin untuk melepaskan kesempatan pulang dengan mobil Keluarga Yanuar dan memberikan mobil itu kepadanya dan Jason.Bukannya Aylin tidak mau mengalah, hanya saja dia tidak mengerti mengapa Layla tidak pernah mengungkapkan niatnya secara langsung, melainkan selalu menggunakan cara seperti ini.Dia mundur beberapa langkah, berbalik untuk melihat ke sekeliling.Posisi mereka sekarang tidak jauh dari kota, seharusnya ada cara untuk pulang.Benar saja, dia melihat halte bus tak jauh dari sana.Dengan adanya bus, Aylin bisa pulang sendiri.Kalau Layla ingin merebut duduk di mobil Jason, biarkan saja!"Di sana ada bus, aku pulang sendiri saja," kata Aylin sambil melambai dan menunjuk ke arah halte bus. "Tuan Jason, kamu antarkan Nona Layla saja, lokasi syutingnya jauh sekali."Layla memasang ekspresi bersyukur, meraih tangan Aylin, berkata dengan munafik, "Aylin, terima kasih, kamu baik sekali!""
"Diantar sopir? Terus kamu?" tanya Aylin. Dari sikapnya, Jason terlihat tidak berniat pergi, "Jangan-jangan ... kamu mau naik bus denganku?" tanyanya lagi.Jason menoleh menatapnya, lalu mengangguk, "Nggak boleh?""Bukan." Aylin melihat ke sekeliling, mendekat dan berkata dengan suara rendah, "Kamu ini Direktur Grup Yanuar. Bukankah naik bus itu nggak sesuai dengan statusmu?"Melihat Aylin berbisik, Jason menyipitkan matanya sambil berkata, "Apakah di dalam bus tertulis kalau orang dengan status sepertiku nggak boleh naik?""Tentu saja, nggak ada," jawab Aylin yang kemudian kembali berdiri tegak dan tidak lagi berkomentar.Sebenarnya, dalam hati Aylin merasa senang, kemunculan Jason di sini membuktikan Layla tidak begitu penting di baginya.Setelah menunggu belasan menit, bus pun tiba, mereka berdua menaikinya.Namun, Aylin tidak menyangka, ternyata bus sangat padat, mereka terimpit di dalamnya.Aylin terimpit di sudut, dia menoleh, melihat Jason di sebelahnya.Dia tidak lagi terlihat
Tak bisa dipungkiri, ada penantian dalam hati Aylin ketika menanyakan hal ini.Dia ingin tahu, apa status dirinya di hati Jason?Jason menatapnya dalam-dalam, dia menghela napas tak berdaya, kemudian menjelaskan, "Meskipun aku dan Layla tumbuh bersama, kami bukan kekasih masa kecil, hanya teman biasa."Dia sedang memberinya penjelasan.Jantung Aylin berdetak kencang, apakah penjelasan ini membuktikan Jason sangat memedulikan perasaannya?Menyadari hal ini, Aylin dalam hati menyerukan gawat.Jika ini terus berlanjut, dia takut akan jatuh hati pada Jason.Namun, itu sama sekali tidak mungkin.Dia dan Jason berasal dari dua dunia yang berbeda, yang satu lahir di atas awan, sedangkan yang lain terinjak di lumpur.Dua orang yang sepenuhnya berbeda, mana mungkin punya masa depan?"Oke, aku mengerti." Aylin tidak mengatakan apa pun lagi, dia berjalan ke depan, lalu berkata, "Ayo, cepat, Kakek dan Nenek pasti sudah menunggu."Jason tidak terlalu puas dengan tanggapan Aylin.Dia memberi penjela
Setelah lama duduk di balkon, Aylin pergi mandi, lalu berbaring di tempat tidur, mungkin dia terlalu banyak bepergian hari ini, sehingga tertidur dengan cepat.Keesokan harinya, mereka sekeluarga sarapan bersama, tidak ada yang berubah.Setelah sarapan, Jason berangkat kerja, Aylin menerima permintaan pertemanan dari Teguh ketika menghidupkan komputer. Dia mengetik: "Halo, Pak teguh."Teguh: "Aylin, aku akan meminta asistenku mengirimkan naskah padamu, tolong kirimkan alamatmu.""Alamat." Meski tahu Jason datang bernegosiasi dengan Teguh untuknya, dia tidak tahu apakah Jason memberi tahu Teguh tentang hubungan mereka dan sejauh mana dia memberitahukannya.Jika Teguh tidak tahu, sementara Aylin memintanya mengirim naskah ke kediaman Keluarga Yanuar, bukankah semuanya akan berantakan?Aylin ragu untuk waktu yang lama sebelum akhirnya membalas: "Pak Teguh, kebetulan hari ini aku akan keluar, aku akan mengambilnya di sana."Teguh: "Oke, nanti cari asistenku saja."Aylin: "Baik."Setelah me
"Um."Jason mengiyakan, lalu berbaring di ranjang, kemudian tertidur.Malam itu, jarang sekali dia tidur dengan nyenyak.Aylin menunggunya tidur dulu, lalu berbaring di sampingnya dan ikut tertidur.Saat bangun keesokan paginya, Jason sudah berangkat ke kantor.Aylin tenggelam dalam pikirannya sendiri sambil menatapi ranjang kosong di sebelahnya.Dia akan berangkat setelah mandi, hari ini ada pemotretan poster film "Bella"."Bella" menyewa tim rias terbaik dan telah merancang sebagian konsep penampilan Aylin.Dengan persiapan awal, riasan disiapkan dengan sangat cepat.Ditambah lagi, poster yang diambil bertema statis, tidak perlu menunjukkan terlalu banyak emosi, jadi Aylin dapat bekerja sama dengan lancar.Seminggu kemudian, film "Bella" mulai syuting.Sebagai pemeran utama wanita, Aylin bangun pagi-pagi dan muncul di lokasi syuting setelah dirias."Aku memang nggak salah, "Bella" paling cocok denganmu," kata Teguh dengan puas setelah melihat penampilannya.Ketika Aylin muncul di lok
Dia dan asistennya membawakan banyak teh susu, menyerahkannya satu per satu kepada kru dan para pemeran sambil berkata, "Kalian sudah bekerja keras, hari ini sangat panas, minumlah untuk mendinginkan badan.""Kak Layla, kamu baik sekali.""Ratu Film Layla sangat profesional dan baik hati."Semua orang sangat senang menerima teh susu dan terus memuji Layla.Sebagian orang menoleh ke arah Aylin setelah memuji Layla, "Nggak kayak sebagian orang, nggak bisa berakting, mengambil posisi pemeran utama dan menyeret semua orang berjemur di bawah matahari dengannya.""Benar, ini namanya status sosial nggak sebanding dengan moral."Meski tidak menyebutkan siapa yang mereka bicarakan, siapa pun yang mendengarnya pasti mengerti.Aylin duduk di samping, memperhatikan mereka yang terlihat bahagia, tiba-tiba dia merasa tertekan. Dia berdiri, berencana pergi ke mobil untuk beristirahat sendirian sebentar."Aylin."Melihatnya pergi, Layla segera mengambil segelas teh susu dan berjalan mendekat.Hari ini