Farez berjalan dengan langkah tegas menuju ruang rapat, ketegangan yang terpancar dari wajahnya. Begitu dia masuk, pandangannya langsung tertuju pada masalah yang ada di ruangan itu. Rasa marah dan kecewa memenuhi hatinya karena situasi yang tidak diharapkan.Dengan nada tegas dan penuh kemarahan, Farez memanggil semua karyawan yang ada di ruangan tersebut. Suara keberatan yang lantang memenuhi ruangan saat dia mengecam ketidakdisiplinan dan kurangnya tanggung jawab dari anggota timnya. Farez tidak bisa menyembunyikan rasa kesalnya dan meminta klarifikasi segera."Saya sudah cukup dengan kinerja kalian semua! Bagaimana mungkin pekerjaan ini bisa berantakan seperti ini?""Maaf, Pak Farez. Kami memang membuat kesalahan dalam pekerjaan kami. Kami akan berusaha lebih baik lagi."Farez mengernyitkan kening. "Berusaha lebih baik? Saya sudah mendengar janji-janji itu berkali-kali, tapi apa yang benar-benar kalian lakukan? Setiap kali ada proyek penting, hasilnya selalu mengecewakan!"Pak Far
Diana memutuskan untuk memberikan kejutan istimewa untuk Farez di kantor. Ia bangun pagi-pagi dan dengan semangat memasuki dapur rumahnya. Diana memilih bahan-bahan segar dan memulai proses memasak dengan penuh cinta.Ia memasak hidangan favorit Farez, menyiapkan makan siang yang istimewa untuk suaminya tercinta. Setiap langkahnya penuh perhatian dan keahlian. Diana ingin menghadirkan rasa kenyamanan dan kehangatan dalam hidangan tersebut.Ketika semua hidangan selesai dimasak, Diana dengan hati-hati mengemasnya dalam kotak makan siang yang rapi. Ia meletakkan secangkir kopi favorit Farez di sampingnya, menambahkan sentuhan personal dalam kejutan tersebut.Dengan membawa kotak makan siang yang penuh kebaikan, Diana memasuki mobilnya dan meluncur ke kantor Farez. Ia berharap kejutan ini dapat memberikan semangat dan kebahagiaan di tengah kesibukan suaminya.Sesampainya di kantor, Diana melangkah dengan mantap menuju ruang kerja Farez. Ketika Farez melihat istrinya dengan membawa kotak
Yumna berjalan dengan cepat melintasi setiap ruangan di rumah, mencari keberadaan putrinya, Aurora. Hatinya berdegup cepat, sedikit khawatir karena tidak melihat Aurora di tempat biasanya berada. Dia memeriksa kamar tidur Aurora, ruang keluarga, dan ruang bermain, namun Aurora tak tampak.Yumna mulai merasa cemas. Dia berjalan lebih cepat menuju halaman belakang, berharap Aurora mungkin bermain di taman belakang. Namun, saat pintu terbuka, kelegaan langsung menyelimuti hati Yumna. Di tengah halaman, Aurora bermain dengan riang, tersenyum lebar sambil mengikuti kupu-kupu yang melayang di udara.Yumna tidak bisa menahan senyuman saat melihat kebahagiaan Aurora. Dia melangkah mendekati putrinya yang tengah asyik bermain. "Aurora, Mama mencari-mu ke mana saja, sayang? Mama khawatir."Aurora berbalik dan melihat Yumna dengan tatapan penuh keceriaan. "Mama! Aku sedang mengejar kupu-kupu. Lihat, mereka begitu indah!"Yumna merangkul Aurora dengan lembut, merasa lega melihatnya aman dan bahagi
Diana dengan hati gembira membawa sebuah kotak kue yang indah dan menarik ke ruang kerja Farez. Dia ingin memberikan kejutan manis kepada suaminya tercinta dan menyemarakkan suasana di tengah-tengah kesibukan kantor. Dengan langkah ceria, Diana masuk ke dalam ruangan Farez sambil tersenyum lebar."Mas, aku punya sesuatu untukmu!" serunya dengan penuh kegembiraan. Farez yang sedang sibuk dengan tumpukan pekerjaan menoleh dan tersenyum melihat kedatangan Diana."Apa ini? Kue?" Farez bertanya dengan rasa penasaran.Diana mengangguk sambil meletakkan kotak kue di atas meja Farez. "Ya, sayang. Aku membawakanmu kue kesukaanmu. Aku tahu hari ini kamu pasti sibuk, jadi aku berpikir kue ini bisa sedikit menceriakan harimu."Farez tersenyum lebih lebar, merasa senang dengan kejutan yang diberikan oleh Diana. Dia merasa dihargai dan diperhatikan oleh istri tercintanya. "Terima kasih, sayang. Kamu selalu tahu cara membuat hari-hariku menjadi lebih istimewa. Ayo, mari kita nikmati kuenya bersama-s
Setelah perjalanan yang menyenangkan, Yumna dan Aurora akhirnya tiba di hotel tempat mereka akan menginap selama 3 hari. Mereka merasa lega dan bersemangat melihat bangunan hotel yang megah dan pemandangan yang indah di sekitarnya.Setelah memarkir mobil, Yumna membantu Aurora mengambil barang-barang mereka dari bagasi. Mereka masuk ke hotel dan disambut oleh staf yang ramah di meja resepsionis. Yumna dengan senyuman memeriksa semua prosedur check-in dan memberikan informasi tentang lamanya mereka akan menginap.Mereka berdua kemudian menuju ke kamar mereka. Begitu pintu kamar terbuka, Aurora langsung berlarian ke tempat tidur dan melompat-lompat dengan sukacita. Yumna tertawa melihat keceriaan putrinya dan berterima kasih kepada Tuhan atas kesempatan untuk berlibur bersama.Yumna memeriksa fasilitas kamar yang nyaman dan lengkap. Dari jendela kamar, mereka bisa melihat pemandangan pantai yang memukau. Mereka merasa sangat beruntung bisa menikmati indahnya pantai dan suasana liburan y
Yumna membuka mata dan tersenyum ketika sinar matahari pagi menyapa wajahnya di dalam kamar hotel. Setelah semalam yang melelahkan, dia merasa segar dan siap menghadapi hari yang baru. Ia melonggarkan tubuhnya di atas tempat tidur yang nyaman, merasakan udara segar yang masuk melalui jendela terbuka.Dengan langkah perlahan, Yumna beranjak dari tempat tidur dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Air hangat mengalir di atas tubuhnya, menghilangkan kelelahan dan memberikan kesegaran yang menyegarkan. Setelah mandi, Yumna mengenakan pakaian yang nyaman dan mempersiapkan diri untuk menghadapi hari yang penuh harapan.Ia berjalan ke area sarapan di hotel, di mana meja-meja terisi dengan makanan lezat dan minuman segar. Yumna memilih makanan yang sehat dan bergizi untuk memulai hari dengan energi yang baik. Sambil menikmati setiap suapan, pikirannya melayang ke rencana dan kegiatan yang akan dia lakukan hari ini.Setelah sarapan, Yumna kembali ke kamarnya dan mengambil tas
Yumna dan Aurora tiba di pantai yang indah dengan pasir putih dan air laut yang berkilauan. Matahari bersinar terang, memancarkan kehangatan yang menyenangkan. Mereka berdua berjalan di tepi pantai, merasakan pasir halus di bawah kaki mereka dan mendengarkan suara ombak yang tenang.Yumna tersenyum melihat Aurora yang berlari-lari kecil, mencoba menangkap tetesan air laut yang tersemprot ke udara. "Ayo, Aurora! Mari kita cari tempat yang sempurna untuk meletakkan tikar kita dan menikmati hari ini," ajak Yumna dengan penuh semangat.Mereka memilih spot di bawah pohon kelapa yang memberikan sedikit naungan. Yumna mengeluarkan tikar dari tas piknik dan membentangkannya di pasir. Aurora duduk di atas tikar dengan wajah penuh kegembiraan.Yumna mengambil botol sunscreen dan mulai mengoleskannya di tubuh Aurora, melindungi kulitnya dari sinar matahari. Mereka berdua saling tertawa dan berbicara tentang berbagai hal. Yumna melihat Aurora yang begitu bahagia dan tersenyum lebar."Aurora, apa
Aurora melihat sekelompok anak-anak yang sedang bermain di sekitar pohon kelapa yang tinggi di sudut pantai. Matanya berbinar-binar melihat kegembiraan mereka dan dia merasa tertarik untuk bergabung. Dia memegang tangan Yumna dengan penuh harap."Mama, bolehkah aku pergi bermain dengan teman-teman di pohon kelapa itu?" tanya Aurora dengan polos.Yumna melihat ke arah pohon kelapa dan kemudian kembali memandang wajah ceria Aurora. Dia memahami betapa pentingnya momen bermain bersama teman-teman sebaya."Tentu, sayang," jawab Yumna sambil tersenyum. "Tapi ingat, berhati-hatilah dan dengarkan apa yang dikatakan teman-temanmu. Jangan pergi terlalu jauh dan bermain dengan ceria, ya?"Aurora mengangguk dengan semangat. "Terima kasih, Mama! Aku akan bermain dengan baik dan berhati-hati. Aku janji!"Yumna memberikan ciuman lembut di kening Aurora. "Baiklah, sayang. Nikmati waktu bermainmu dan jangan lupa bahwa Mama akan selalu di sini jika kamu butuh sesuatu. Aku bangga padamu."Dengan senyum