Share

Awal mula petaka

Part 5

***

Setiap harinya Tantri berusaha mencari pinjaman untuk membayar hutang suaminya. Jualannya yang tak seberapa tak mampu menutupi membayar hutang yang berkisar ratusanjuta itu. Makanya Tantri berinisiatif meminjam uang dan membayar hutang tersebut dan dia bisa mencicil pinjamannya sendiri dari jualannya. 

Anak anak Tantri pun berusaha membantu ibu mereka dengan bekerja paruh  waktu sepulang sekolah. Contohnya Tika yang menjadi guru les bahasa Inggris untuk anak SD dan Bimo yang bekerja di sebuah cucian motor dan mobil. Hanya sikecil Fatih yang belum bisa membantu, dia hanya membantu di warung menggantikan ibunya bila sedang bepergian,begitupula dengan si sulung Alya. Alya yang akan menghadapi kelulusan tidak ikut membantu bekerja.

Tantri tetap berniat menguliahkan Alya setinggi mungkin, agar semua anaknya kelak menjadi orang sukses yang berilmu. Tantri akan berusaha, itu tekadnya dalam hati.

Tantri sangat bersyukur mendapatkan anak anak yang peduli kepada orang tuanya. Mereka tidak gamang mendapati kenyataan kehidupan mereka telah berubah dalam sekejab mata.

Tanpa diminta mereka membantu ibunya dan mengerti keadaan yang mereka alami sekarang ini. Walaupun dulu mereka hidup mewah berkecukupan tapi sekarang mereka sadar diri, semua sudah berubah. Mau menyalahkan ayah mereka pun tak ada gunanya, mereka akan menundukung ibunya yang berjuang sendiri.

***

Pov Alya

Namaku Alya Faradila--sulung dari empat bersaudara. Berkulit kuning terang dengan hidung bangir dan mata indah kata orang. Orangpun bilang aku gadis cantik yang pendiam dan tak banyak bicara. Aku memang pendiam dan tertutup pada siapa saja, termasuk ibu dan adik-adikku. Bagiku daripada hang out bersama teman-teman lebih baik aku di kamar menekuri drama korea kesayanganku. Itulah prinsipku demi membatasi pergaulan.

Sejak bertemu kak Tama di rumah kemarin, aku semakin menjauh dari mama, takut mama bertanya tentang Kak Tama. Ada sebuah rahasia antara aku dan Kak Tama yang tidak diketahui Mama. Aku takut mama tahu dan melarangku pacaran seperti prinsip yang diterapkan beliau selama ini.

 Awalnya aku bertemu Kak Tama kala itu aku mampir kesalah satu Resto milik Mama di kawasan yang tak jauh dari sekolah. Aku membawa teman beramai ramai ke sana, sekitar delapan orang. Mereka adalah geng wanita yang ditakuti di sekolah, mereka selalu membullyku jika keinginan mereka tak terpenuhi olehku. Aku begitu takut pada mereka, apapun perintah seperti mengerjakan pekerjaan rumah, mentraktir mereka selalu kukerjakan. Kali ini mereka ingin makan enak gratis di restro milik Mama, sehingga menimbulkan keributan dengan seorang pelayan. kala itu Kak Tama merupakan Asisten Mama yang kebetulan hari itu bertugas di sana. Dialah yang menengahi semua itu dan berhasil mengusir geng itu pergi dari sana dengan tangan hampa. Kak Tama juga berhasil membuat takut ketua geng--Syerly, mengancamnya agar tak menggangguku lagi di sekolah.

"Mulai saat ini kalian jangan ganggu Alya lagi, kalau aku dengar Alya kalian sakiti lagi, aku akan langsung melapor kepada kepala sekolah karena kepala sekolah adalah kakakku," gertak Kak Tama yang membuat nyali mereka semua ciut. Syerly memerintahkan anggota gengnya untuk cabut dari situ. Sejak saat itu Sherly pun mulai baik padaku walau mereka sekarang aku telah dikeluarkan dari geng mereka--geng anak cantik.

Aku langsung terpesona dengan aksi Kak Tama. Selain wajahnya yang tampan dan rapi juga begitu lemah lembut memperlakukanku, membuatku meleleh seperti es dihadapannya. Kak Tama hadir seperti superhero tampan yang sering ku tonton dalam drama Korea favoritku.

"Oke, kakak nggak akan kasih tahu perihal ini sama mamamu, tapi jangan diulangi lagi ya?" ucap Kak Tama, ketika mengajakku duduk di salah satu kursi pengunjung untuk menyelesaikan masalah itu. 

"Janji ya kak? Alya takut Mama marah. Semua ini karena teman teman Alya yang mengajak ke sini. Mereka geng perusuh di sekolah, Alya masuk geng mereka tapi Alya sering jadi bahan bullyan mereka, jika keinginan mereka tak terpenuhi," ucapku terisak, ketakutan membuat airmataku turun seketika.

"Ough begitu ceritanya. Ya sudah, Alya tak usah takut lagi, mereka tak akan berani membully Alya lagi. Alya lapor sama kakak kalau mereka melakukannya lagi, biar kakak akan menghadapi mereka."

"Iya, makasih kak," jawabku tertunduk malu. Aku yang tak pernah dekat dengan laki-laki menjadikanku salah tingkah di depan Kak Tama. Mama memang melarang kami untuk pacaran. " Sekolah dulu yang bagus, nanti jodoh itu akan datang pada waktunya." Ucapan Mama yang selalu terngiang-ngiang di telingaku bila ada lelaki mencoba mendekatiku.

Sejak itu lah hubungan kami berlanjut tanpa sepengetahuan mama. Kak Tama pun sudah mewanti wanti agar aku merahasiakan hubungan mereka pada siapapun.

***

Pov Author

Sejak diberhentikan dari pekerjaannya oleh Tantri karena masalah keuangan yang dihadapi keluarga Tantri, Tama belum mendapat pekerjaan. Dia yang seorang anak jauh dari orang tua harus menyewa kos sebagai tempat tinggal. Otomatis dia harus membayar sewa setiap bulannya. Keuangannya kian menipis, namun pekerjaan tak kunjung didapatnya. Tama pusing, dia harus memutar otak agar masalah keuangannya segera teratasi.

Akirnya dia meminjam uang kepada Yanto--sahabatnya yang bekerja sebagai marketing di sebuah Perusahaan minuman berbasis internasional. Dia meminjam uang kepadanya untuk memenuhi kebutuhan sehari hari selama menganggur ini.

Bukan tak berusaha mencari kerja, tapi keadaan sulit begini tidak ada lowongan kerja yang buka. Sudah sekian puluh lamaran diajukan Tama, tapi tak satupun yang menerima karyawan. Malah mereka mengurangi karyawan untuk menekan biaya produksi.

 Rupanya Tama mendapat kerja terlalu lama sehingga hutangnya bertumpuk kepada Yanto. Hingga tiba saatnya Yanto menagih hutangnya.

 

"Aku belum kerja, Nto. Jadi aku belum bisa bayar hutangku," ujar Tama kala Yanto datang menagih. Tama kecut menghadapi Yanto yang datang dengan wajah tak bersahabat.

"Aduh Tama, aku tak bisa mengutangimu terlalu lama. Aku juga bukan orang banyak uang, aku juga butuh. Aku tak mau tahu Tam, pokoknya besok atau lusa uang itu harus ada, titik!" bentak Yanto sambil memukul meja dihadapannya.

Drtt!

Sebuah panggilan video dari Alya menyambangi handphone Tama. 

"Kenapa, Al?"

"Jemput aku ya, kak. Tadi aku ada tugas kerumah teman dan nggak tahu jalan pulang, gimana pulang ini?" ujar Alya panik.

"Iya, kamu tenang, nanti kakak jemput. Nyalain aja GPS, biar gampang kakak mencarimu."

"Oke, makasih kak." 

"Siapa Tam" sekidik Yanto yang melihat wajah Alya sekilas.

"Cewekku, Nto," jawab Tama. 

"Cantik. Tama Hari gini masih pacaran sama anak SMA, nggak ada untungnya, Tam. Mending dimanfaatkan tu anak. Kalau kamu sukses kamu bakal dapat wanita yang lebih dari dia itu, bukan bocah ingusan yang manja seperti itu," ledek Yanto yang berusaha mengompori perasaan Tama.

"Aku bakal bantu, kalau kamu mau. Ayam abu-abu itu sangat menarik dalam dunia bisnis," bisik Yanto tersenyum licik. "Kamu bisa bayar hutangmu secepatnya... Bagaimana?"

TBC...

Komen (4)
goodnovel comment avatar
Goresan Pena93
bikin penasaran dengan cerita ini
goodnovel comment avatar
Ardhya Rahma
waduh .....
goodnovel comment avatar
D Lista
lanjut nih
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status