Mata Aria membelalak. Dia menatap dengan ngeri wajah pria itu. Bagaimana dia bisa menciumnya di sini sementara pacarnya ada di luar?!
Aria mengabaikan sensasi kesemutan di bibirnya dan meletakkan tangannya di dada Dario sebelum mendorongnya menjauh.
“Le ... lepaskan!”
Namun tubuh Dario tidak bergerak, dia justru memeluk tubuh Aria semakin erat dan ciumannya menjadi ganas.
Ari tidak ingin menyerah. Dia terus mengingatkan dirinya agar tidak terbuai dalam ciuman panas Dario.
Hanna sedang menunggu mereka di luar. Bagaimana jika dia tiba-tiba masuk dan melihat mereka berciuman.
Bayangan itu membuat Aria gelisah dan panik. Namun Dario tidak melepaskan bibirnya dan menciumnya seperti orang ketagihan. Tangannya mulai nakal turun ke pahanya.
Aria menggertakkan giginya dan membuka mulutnya untuk menggigit lidah pria itu.
“Ssshhhh ....” Dario sontak melepaskan bibir Aria dan mendesis kesakitan. Dia mengumpat dalam
“Bibirmu bengkak seperti itu habis kamu apakan?”Aria sontak menutup mulutnya panik. Dia tidak ingin Hanna menyadari bawah Dario menciumnya.“A-aku ... aku terlalu gugup hingga menggigit bibirku karena wawancara. Tuan Clark agak mengintimidasi hingga membuatku tertekan.” Aria dengan cepat memikirkan alasannya yang masuk akal.Hanna tahu kebiasaannya akan menggigit bibir bawahnya jika dia tertekan atau gugup. Terlebih lagi Dario memang terlihat aga mengintimidasi.Bersyukurlah Aria tidak mengenakan lipstik karena dia memiliki warna bibir merah alam. Jika tidak, Hanna akan melihat lipstiknya yang melenceng dari bibirnya dan menimbulkan kecurigaan bahwa Dario dan Aria berciumanHanna mempercayai ucapannya dan menghela napas. Dia berdecak memandang kantor Dario yang tertutup rapat .“Dario terlihat seperti bos tiran dan tidak ramah jika sudah menyangkut pekerjaan. Beberapa sekretarisnya banyak mengundurkan diri kare
“Tuan Clark.”Aria menoleh memandang sosok jangkung pria itu berjalan dengan tangan di masukan ke dalam saku celananya. Kehadirannya menarik perhatian orang-orang di lobi.Aura karismatik memancar kuat dari tubuh tegapnya dibalut setelah jas mahal dengan jahitan khusus.Wajahnya yang tampan tampak dingin dan acuh tak acuh. Dia tidak menghiraukan pandangan terpesona para wanita yang memandangnya.Aria tidak melihat Hanna di sebelahnya selain Haris yang merupakan asisten pribadinya.Pandangan Dario tertunu pada Aria dipojok oleh Melissa dan Kevin. Wajahnya memerah marah dan matanya berkaca-kaca.“Tuan Clark ....” ruat wajah Melissa berubah melihat pria itu berjalan mendekat. Matanya berkilau dengan penuh dengan kekaguman.Keluarga Clark adalah keluarga Kolongmerat terkenal di Capital. Semua keluarga kelas atas sangat menghormati mereka. Yang mengendalikan perusahaan Clark saat ini adalah Dario C
“Maka aku harus membatalkan kerja sama ini.”Ekspresi Kevin menggelap. Dia menatap Dario tidak percaya.Dario balas menatapnya acuh tak acuh.“Tuan Clark, mengapa kamu harus melakukan ini hanya karena pelacur kotor itu?!” Kevin memelototi Aria dengan tatapan tajam.Wajah Aria berubah muram, dia menundukkan kepalanya tidak ingin memperlihatkan kesedihan di matanya.Dario melirik Aria yang tertunduk dan menatap Kevin tajam.“Kevin Derrick, orang yang kamu panggil pelacur kotor itu adalah sekretarisku. Kamu menghinanya di perusahaanku, apa kamu tidak menghormatiku?!” ujarnya tajam.Kevin menegang, tidak bisa berkata-kata.Dia menundukkan kepalanya.“Maafkan aku Tuan Clark, aku tidak bermaksud begitu,” ujarnya dengan suara rendah.Kevin mengepalkan tangannya. Dia benci tidak bisa kenyataan bahwa dia tidak bisa menyinggung Dario.Orang tuanya selalu mengingat
“Tuan Clark, tunggu!” Kevin tiba-tiba memanggilnya.Dario berbalik dengan ekspresi malas.“Apalagi?”“Tuan Clark, bukankah kita harus membicarakan proyek kerja sama?!” Kevin mengerutkan keningnya menatap Dario tidak senang.“Oh aku lupa memberitahumu, proyek kerja sama itu batal,” balasnya acuh tak acuh sebelum berbalik pergi meninggalkan Kevin yang menganga tidak percaya.“Dario Clark!” raungnya di belakang.....“Tuan Clark, tunggu!” Kevin tiba-tiba memanggilnya.Dario berbalik dengan ekspresi malas.“Apalagi?”“Tuan Clark, bukankah kita harus membicarakan proyek kerja sama?!” Kevin mengerutkan keningnya menatap Dario tidak senang.“Oh aku lupa memberitahumu, proyek kerja sama itu batal,” balasnya acuh tak acuh sebelum berbalik pergi meninggalkan Kevin yang menganga tidak percaya.&ldqu
“Dasar gadis sialan!”Aria melebar melihat sosok ibu tirinya tiba-tiba muncul dari belakang Dario dan tanpa basa-basi menamparnya.PLAK!Kepala Aria miring ke samping akibat tamparan itu. Bekas tanda telapak tangan merah tercetak di pipinya yang mulus.Kerasnya suara tamparan itu menarik perhatian orang-orang di lorong itu.Emily tidak peduli dengan pandangan orang-orang di lorong dan memaki Aria.“Dasar gadis sialan! Beraninya kamu membuat Melissa berlutut di depanmu dan membuatnya hampir terancam keguguran! Sekarang dia dirawat di rumah sakit karenamu!”Hati Emily penuh dengan amarah usai mendengar dari putrinya bahwa dia dianiaya oleh Aria di perusahaan Clark dan mempermalukannya, bahkan memaksanya untuk berlutut.Keluarga Derrick sekarang menyalahkan Melissa membuatnya kehilangan proyek kerja sama penting dengan perusahaan Clark karena tidak bisa menahan mulutnya memfitnah Aria di perusahaan Cl
“Tu-tuan Clark ... i ... ini sudah keterlaluan.” Wajah Stefan pucat pasi.Dario meliriknya acuh tak acuh.“Bukankah istrimu bilang kalian sangat kaya. Aku masih bermurah hati meminta kompensasi 1 miliar,” balasnya sarkastis melirik raut wajah Emily yang berubah hijau.Stefan merasakan hatinya berdarah mendengar ucapan Dario. Bahkan saat Delia masih hidup, dia tidak berani membelanjakan 1 miliar dollar pun. Setelah sepuluh tahun sejak kematian Delia Garret, perusahaan Quin mengalami penurunan dan keluarga Crowen semakin tertinggal di antara keluarga masyarakat kelas atas.Dia bahkan harus menjilat dan menyanjung orang lain untuk mendapatkan koneksi dari orang-orang berpengaruh di Capital. Sekarang mereka mengganti rugi 1 miliar dolar hanya karena masalah sepele.Stefan mengutuk Emily dalam hati karena tidak bisa mengontrol mulutnya di depan Tuan Clark. Dia lebih baik menampar wajah istrinya sendiri daripada membuang satu mili
Dario menyusul Aria. Namun Aria menghilang dengan cepat. Dia mencoba menghubunginya, namun ingat bahwa dia memiliki nomor kontak Aria. Dario dipenuhi perasaan cemas yang aneh untuk menemukan keberadaan gadis itu. Raut wajah kesedihan gadis itu terngiang-ngiang dalam benaknya membuatnya tidak bisa mengabaikannya. Dario mencari di sekitar rumah sakit untuk mencari keberadaan Aria. Dia mencoba mencari di kamar rawat Ramus, tapi gadis itu tidak berada di situ juga. Saat dia menyusuri taman belakang rumah sakit. Dario melihat siluet punggung gadis yang tampak akrab di duduk bangku kosong. Pria itu membuang napas dan menghampirinya. “Apa yang kamu lakukan di tempat ini sendirian? Kamu membuatku lelah mencarimu ke mana-mana.” Dario berhenti di sebelahnya. Aria menundukkan kepalanya tidak meresponsnya pundaknya bergetar. Samar-sama Dario mendengar suara isakkan gadis itu. “Apa kamu menangis?” kata pria itu datar menundukkan kepalanya m
Aria berlari kencang usai turun dari bis. Karena berdandan memilih pakaian untuk hari pertama kerjanya dia hampir ketinggalan. Dia tidak berhenti berlari menuju ke gedung perusahaan Clark Corporation.Pada saat yang sama sebuah sedan hitam mewah lewat di sebelahnya. Melihat itu adalah pelat mobil Dario. Aria mempercepat langkahnya.Pintu mobil sedan itu terbuka. Haris yang pertama keluar. Dia melirik Aria yang berlari tak jauh dan menggelengkan kepalanya sebelum membuka kan pintu penumpang.Sosok pria tampan mengenakan jas body fit keluar dari bangku penumpang. Bertepatan Aria berhenti di sebelahnya. Dia langsung menyapa Dario dengan suara keras.“Selamat pagi Tuan Clark!” Aria menahan napas dengan keringat mengalir deras di keningnya.Dario menatapnya dengan wajah tanpa ekspresi. Dia melirik pakaian yang kenakan gadis berupa setelan kerja wanita dan rok hitam sebatas lutut.Aria mengenakan stoking hitam yang menutupi kulit putih