Rachel tidak yakin bagaimana semua ini berawal tapi sepertinya Rachel telah tiba di tujuannya. Pulau Davian, Tanah Para Jade. Setelah membaca nama yang tertera di rumah pertama yang dia lihat gadis itu tentu tidak akan percaya. Jadi dia berjalan lagi lebih dalam dan menelusuri puing-puing rumah yang terisa. Membaca satu per satu nama yang tertera dan menemukan banyak kata ‘Jade’ disana.
Rachel berhenti di tengah jalan dan melihat sekeliling lagi. Mengatur nafasnya yang terengah-engah dan detak jantungnya yang tiba-tiba saja terasa berpaju. Memastikan sekali lagi apa yang dia temukan. Dia sedang berdiri di reruntuhan pemukiman Klan Jade. Dia berada di tanah mereka. Tanah pada Jade yang telah di tinggalkan. Tanah tak berpenghuni di dekat teluk Feilas. Dia berada di wilayah Jade.
Gadis itu berlari. Entah kemana dia tak mengerti. Namun sebuah perasaan berluap-luap terasa didalam dadanya. Gadis itu terus berlari. Mempercepat langkahnya. Tak memperdulikan kemana
Makhluk itu memiliki tinggi yang lebih besar dari Rachel. Bulu berwarna perak yang terlihat sedikit bercahaya dan dua buah taring tajam yang terlihat didepan barisan giginya. Suara geraman pelan makhluk itu mengantarkan rasa ngeri tersendiri di telinga yang mendengarnya. Rachel sejujurnya pernah bertemu dengan makhluk sejenis ini, namun dia tidak pernah bertemu yang sebesar ini. Seekor Serigala besar yang menatapnya tajam di seberang ruangan. “Sekarang aku akan selalu mengawasimu,” ujar Rachel pada belati di tangannya. Belati itu bersinar terang saat ini. Mungkin dia menyadari bahaya di sekitar Rachel. Rachel bergerak pelan dan meletakkan barang bawaannya. Dia menunduk perlahan dan melebarkan kedua kakinya. Satu tangannya mengepal di arahkan ke depan. Sedangkan tangan lainnya menggenggam Snowdrop dengan erat. Harusnya dia masih bisa menghindar atau melarikan diri dari makhluk ini. Setidaknya dia masih ingat bagaimana dulu Kenneth menyiksanya dengan keras saat dia mas
Rachel tidak ingat berapa lama dia telah tinggal di kastil itu tapi Rachel kini mulai terbiasa melihat segala keanehan disana. Setelah empat hari terjebak di aula Guardians dan bertarung dengan berbagai makhluk yang belum pernah Rachel temui akhirnya gadis itu bisa keluar. Setidaknya Rachel telah bertarung dengan delapan jenis Beast disana. Namun percayalah semua Beast itu tidak hanya menyerangnya tapi juga benar-benar melukainya. Bahkan luka dari pertarungan pertamanya dengan Serigala itu masih belum sembuh hingga saat ini. Rachel kini berada di sebuah perpustakaan di kastil itu. Ada ratusan rak panjang dan ribuan buku yang menjulang disana. Jauh lebih banyak dari yang Rachel lihat di kastil Irdawn. Buku-buku di ruangan itu sebagian besar masih di tulis di perkamen lama yang terbuat dari serat tumbuhan. Bahkan ada yang di tulis dengan bahasa yang tidak Rachel pahami. Namun gadis itu tetap berkutat disana. Dia sedang mencari catatan tentang Jade Amora. Selama b
Rachel terbangun di atas lantai dingin di sebuah ruangan kosong. Gadis itu melihat sekeliling dan menemukan ruangan luas di sekitarnya dengan pilar tinggi berajar di kedua sisinya. Apakah ini bayangan yang lain? Tanya Rachel dalam hatinya. Rachel bangkit berdiri dan berjalan di sekitar ruangan itu dan menyadari dimana dia berada, Aula para Guardians. Rachel mengenali dua tangga melingkar di ujung ruangan itu dan jendela besar di arah barat yang juga sedang menunjukkan cahaya senja. Namun bedanya ruangan itu terlihat bersih dengan lantai marmer yang dingin dan dinding batu putih yang tidak Rachel ketahui jenisnya. Terlihat elegan dan tenang. Namun ketenangan itu tak berlangsung lama saat pintu besar itu didorong dari luar dan terlihat sepuluh orang masuk ke dalam ruangan itu. Rachel menatap mereka satu persatu. Rachel belum pernah melihat mereka namun dari apa yang mereka kenakan Rachel bisa menebak identitas mereka. Jubah bulu berwarna putih keperakan sepert
Diantara sekian banyak janji yang pernah Rachel ucapkan belum ada satupun yang berhasil dia tepati. Namun kali ini, Rachel bertekad untuk menepati janjinya. Janjinya untuk kembali ke Abendbrise, janji kecilnya dengan Aryan. Setelah bayangan masa lalu Klan Jade sirna Rachel benar-benar terbangun di ruangan itu. Aula tempat Kailani dan Lord Dixon berdebat. Sedangkan dia ingat bahwa sebelumnya dia berjalan ke hutan belakang kastil dan menemukan bagaimana para Jade mendapatkan kekuatan dan senjata mereka. Serta fakta bahwa bukan mereka yang mencari, namun kekuatan itulah yang memilih kepada siapa dia akan datang. Lupakan bagaimana caranya dia bisa berpindah tempat tapi saat Rachel bangun hari telah siang. Itu artinya dia tidak sadarkan diri selama semalaman. Rachel memeriksa ruangan itu dan mencari diantara tumpukan kertas usang tentang catatan kelahiran para anggota Klan Jade. Rachel bermaksud mencari arti ucapan mereka tentang Kelahiran yang tidak seharusnya. Siapakah yang mer
Dengan diliputi perasaan bersalah Rachel berjalan menemui Nerwin. Pemuda itu telah berdiri diam di luar sejak siang tadi. Hanya diam menatap ke depan tanpa bergerak sedikitpun. Rachel melangkahkan kedua kakinya perlahan ke belakang pemuda itu. “Tuan Muda Nerwin,” panggil Rachel pelan. Sesaat tidak terdengar tanggapan apapun dari pemuda yang berdiri di depan Rachel. Gadis itu mencoba berdehem pelan dan kembali memanggil pemuda itu. “Tuan Muda Nerwin,” panggil Rachel lagi. Kali ini sosok di depan Rachel sedikit bergerak. Bahu pemuda itu terlihat naik turun sekilas sebelum terdengar helaan nafas pelan. Pemuda itu berbalik pada Rachel dan menatap gadis itu dengan tenang. “Kau sudah selesai?” tanya pemuda itu.
Rachel hanya bisa terdiam selama perjalanan kembali ke kastil Jade. Baik Nerwin ataupun Rachel hanya saling membisu di tengah dinginnya malam. Bahkan ketika tiba di kastil pun Rachel bergegas pergi ke aula Guardians dan mengunci dirinya di salah satu ruangan. Pikirannya kembali teringat dengan kata-kata Nerwin tentang dia yang diramalkan Lord Haynsworth akan tiba di tanah Davian dan melalui ujian para Guardians. Rachel kembali mengingat bagaimana dia bisa memutuskan datang ke tanah itu. Mengingat setiap detail yang bisa Rachel temukan dari ingatannya. Hari dimana dia tiba di Abendbrise. Hari ketika dia meninggalkan kastil Irdawan dan Kenneth. Pertemuannya dengan Putri Florian. Catatan ramalan Kailani Shore di perpustakaan Kastil Irdawn. Hari dimana dia dibawa ke tanah Redrock dan hampir tidak selamat. Ingatan ketika dia kehilangan Nerissa dan semua saudaranya. Siksaan Lucinda dan Kecaman seluruh penduduk Crator. Pertemuannya dengan Kenneth dan juga Jade Amora. Mimpin
Sesuai dengan petunjuk Nerwin, hari ini Rachel tengah mengemasi barang-barangnya untuk meninggalkan Davian. Dia akan mengikuti Nerwin menemui sosok yang pemuda itu katakan mungkin mengetahui sesuatu tentang ramalan Putri Emerald Kailani. Nerwin juga berpesan agar Rachel tidak membawa terlalu banyak barang, jadi Rachel hanya mengemas beberapa pakaian ganti, mantel, dan juga senjata miliknya. Semuanya dia bungkus rapi dalam sebuah ransel kecil yang dia bawa dari Abendbrise. Mengingat tentang Abendbrise membuat Rachel merindukan coklat hangat buatan bibi Arwen, hangat perapian rumah mereka, dan suara tawa Aryan yang sangat khas di telinga Rachel. Entah kapan Rachel bisa kembali menemui mereka? “Apa yang kau pikirkan?” Suara pelan Nerwin berhasil membuat Racehl terkejut. Gadis itu beralih menatap Nerwin dengan sorotan tajam, tapi pemuda itu hanya mengangkat bahu. “Apa?” tanyanya. “Bisakah kau setidaknya bersuara saat kemari atau setidaknya jangan
Rachel berjalan mengikuti Nerwin menuju pantai. Dia sudah selesai dengan segala persiapan dan perbekalan yang diperlukan. Berjalan dengan jarak beberapa meter di belakang Nerwin dengan langkah pelan. Sesekali gadis itu akan berhenti sejenak untuk beristirahat dari hari yang terik. Lalu tak lama, suara teriakan Nerwin akan segera terdengar untuk meminta gadis itu bergegas dan selalu demikian selama beberapa kali. Rachel bahkan sampai menggeleng heran melihat betapa cepatnya langkah pemuda itu hari ini. “Hei! Bisakah kau berjalan sedikit pelan? Kaki ku tidak sepanjang milikmu!” ujar Rachel di tengah nafasnya yang terengah-engah saat mengikuti Nerwin menurun bukit. Rachel tidak ingat dia pernah melalui jalan ini sebelumnya. Jalanan yang lebih terjal dan juga lebih jauh dari yang Rachel lalui di hari pertama dia tiba