Share

Part 5 Manusia Kaku

"Em, kalau begitu, saya permisi dulu!" pamit Isma karena Alexei justru tertarik menatap luar sana.

Alexei mengangguk samar. Itu pun tanpa menoleh. Benar-benar tipikal pria sombong dan dingin. Sambil melangkah keluar dari kamar, Isma menggerutu seperti lebah boyongan.

Aruna menarik napas lelah mendengar dengungan tanpa henti dari mulut mungil Isma. Gadis itu merebahkan tubuh di tempat tidur sembari menatap langit-langit kamar.

"Sungguh, selama dua puluh lima tahun hidupku, baru kali ini aku bertemu makhluk seangkuh Alexei!"

Aruna menoleh sekilas pada Isma yang ikut merebah di sampingnya. "Memangnya dulu waktu kamu umur lima tahun, belum pernah bertemu orang seperti itu, Neng?" tanyanya malas.

Isma berdecak sebal. "Ya, nggak gitu juga kali, Mbak. Tapi benar lho, si Alexei ini benar-benar bodyguard sombong!" sahutnya gemas. Namun, sejurus kemudian, Isma nyengir kecil. "Tapi ganteng, wangi, dan maskulin banget," imbuhnya.

"Yeee, mata kalau lihat cowok bening. Khilaf!" ejek Aruna.

Isma cengengesan. Dia memiringkan badan menghadap Aruna. Gadis itu menatap dalam wajah cantik Aruna yang masih memandangi langit-langit kamar.

"Mbak, apa kamu nggak kangen sama Kak Diego? Bagaimana kalau di Thailand dia kecantol cewek sana?"

Mendengar pertanyaan itu, kening Aruna berkerut. Gadis itu langsung menatap Isma. "Neng, aku dan Diego nggak ada hubungan khusus. Aku kan sudah jelasin waktu itu di TV!" sahutnya kesal.

"Oh, iya, tapi aku nggak percaya saja, sih, Mbak!"

"Hm, terserahlah, Neng!"

Isma mengangguk-angguk. Namun, sikap jahilnya kembali muncul mengingat keberadaan Alexei. Melihat gelagat aneh asistennya, kembali Aruna mengeryit.

"Kamu kok aneh, sih, Neng. Nggak biasanya bahas laki-laki," selidiknya.

"Alexei ganteng, ya, Mbak?" tanya Isma jahil.

Aruna tidak menanggapi. Meskipun dia akui, Alexei adalah pria tampan dan maskulin. Contoh nyata di depan mata. Alexei menegaskan jika Russia memang gudangnya laki-laki berwajah rupawan. Postur tubuhnya jangkung atletis dan berkulit putih bersih. Alexei juga tidak memiliki tatto. Salah satu hal yang tidak disukai Aruna tentang lawan jenis adalah tatto.

Namun, sikap dingin dan kaku Alexei lebih dibenci oleh Aruna. Melebihi rasa tidak sukanya pada tubuh yang dirajah tatto.

Isma mencolek lengan Aruna. "Hm, pasti terbayang wajah si manusia kaku itu, ya, Mbak?" tebaknya asal.

Aruna berdecih lirih. "Iya, terbayang. Aku mikir bagaimana caranya menyingkirkan dia dariku. Aku bingung, Neng. Feeling aku benar kan, mengenai bodyguard? Kamu sih, ikutan menyetujui ide gila Papa," gerutunya kesal.

Gadis itu segera bangkit dari pembaringan. Aruna melangkah cepat menuju ke pintu. Tepat bersamaan, Alexei juga keluar dari kamarnya. Keduanya saling pandang beberapa saat.

Alexei dengan sikap dinginnya berdiri di depan Aruna. "Hari ini aku nggak ada acara apa pun. Jadi, kamu istirahat saja. Nanti waktunya makan malam kami panggil!" ucap Aruna panjang lebar.

"Aku ingin ambil air minum. Bisa tunjukkan tempatnya?" tanya Alexei datar.

Aruna mengangguk. Dia turun ke lantai satu diikuti oleh Alexei. Beberapa ART menatap keduanya sembari berdecak kagum. Dalam benak mereka membenarkan jika Aruna sangat cocok dengan Alexei.

"Here."

Aruna menunjuk dispenser. Lalu, gadis itu membuka kulkas yang berisi khusus makanan dan minuman ringan. Aruna mempersilakan Alexei mengambil apa pun yang dia mau di situ.

"You can eat and drink anything here!" tunjuk Aruna lagi.

Alexei mengamati beberapa kaleng minuman ringan yang berjejer di pintu kulkas. Lalu, dia menatap Aruna dengan kening berkerut. Sejurus kemudian, laki-laki itu mengambil minuman bersoda tersebut.

Pandangan Aruna tertuju pada kaleng minuman di tangan Alexei. "Em, sorry, we do not provide beer. If you..."

"No, no. I don't need beer!" sahut Alexei cepat.

Laki-laki itu kembali meletakkan kaleng minuman tersebut ke tempat semula. Alexei sedikit menunduk, menatap sekilas pada Aruna.

"Thanks you!" ucap Alexei datar kemudian kembali ke kamarnya.

Aruna menatap sebal pada Alexei sampai laki-laki itu menghilang dari pandangan.

*

Rumah besar berlantai dua itu selalu sepi. Seperti biasa, kebanyakan penghuninya hanyalah beberapa ART dan security yang bertugas dengan sistem shift.

Malam ini, Bagaskara tidak pulang ke rumah. Laki-laki tua itu pamit pada Aruna ada keperluan bisnis ke Singapore. Isma juga pulang sejak sore tadi. Alhasil, hanya Aruna dan Alexei yang berada di ruang makan.

Aruna sengaja menunggu Alexei. Gadis cantik itu sibuk dengan handphone di depannya. Dia mendongak ketika tiba-tiba handphone itu sudah berpindah tempat.

Tanpa rasa bersalah dan masih dengan sikap tak acuhnya, Alexei menggeser benda pipih milik Aruna. Selanjutnya, Alexei duduk di depan Aruna dan menatap sekilas gadis itu.

"Apa kebiasaan kamu begitu? Makan dengan bermain ponsel?" tanya Alexei ketika mendapatkan tatapan protes dari Aruna.

Aruna melengos. "Apa Anda tidak punya sopan santun?" balas Aruna sewot.

Alexei menggeleng samar. Laki-laki itu mengaitkan jari-jarinya di atas meja. "Dengar, Nona. Melakukan sesuatu sambil bermain handphone, akan memecah konsentrasimu. Bagaimana kalau misalnya ini di tempat lain? Kamu sibuk bermain handphone dan ada waiters yang menaburkan garam ke makananmu, bahkan racun?" tanyanya datar.

Tawa Aruna pecah mendengar ucapan Alexei yang menurutnya sangat berlebihan. Alexei tidak terpengaruh dengan tawa mengejek gadis itu. Dia justru menatap lekat pada gadis di depannya. Tatapan mata penuh arti.

Aruna menutup bibirnya dengan telapak tangan. Dia benar-benar merasa geli dengan jalan pikiran Alexei.

"Anda terlalu berlebihan. Mana mungkin ada orang seperti itu?" tanya Aruna mengejek.

Alexei tersenyum miring sekilas. "Nama saya Alexei Yevgeny, Nona. Bukan Anda," sahutnya datar. "Oh, ya, kamu jangan terlalu polos akan kebaikan orang di sampingmu, Nona. Saya datang ke sini untuk menjagamu! Tolong hargai usaha saya!" lanjutnya tegas.

Aruna terdiam. Dia menatap manik kebiruan itu sekilas. Alexei langsung membuang pandangan dan mulai menikmati makan malamnya.

"Aku harus melindungi kamu, Aruna Fathiyah," janji Alexei dalam hati.

* * *

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status