Gadis tersebut tidak langsung menjawa pertanyaan dari Pangeran Vajra. Dia terdiam selama beberapa saat. “Maafkan Yang Mulia, tapi Nona ini kekurangan pengetahuan. Tidak tahu istilah itu.”“Anda benar-benar tidak pernah mendengarnya?” tanya Pangeran Vajra sekali lagi.“Belum pernah mendengar sebelumnya,” jawab Nona Muda Ketiga sambil menggelengkan kepalanya perlahan.Pangeran Vajra menatap ke arah calon istirnya selama beberapa saat tanpa berkedip. Dari sorot matanya terlihat sangat waspada dan tidak mempercayai ucapan gadis yang sedang duduk di hadapannya itu.“Yang Mulia, lalu apakah arti dari istilah tersbeut?” tanya Pejabat Daka yang juga penasaran setelah mendenganya.Pangeran Vajra tersenyum kecil. “Jika aku tahu, aku tidak akan bertanya.”Pejabat Daka dan istrinya tersenyum kecut setelah mendengar jawaban dari Pangeran Vajra. Dia terlihat canggung menatap Pangeran Vajra.“Baiklah, aku telah melihat penampilan sejati Nona Muda selama beberapa saat ini. Besok aku akan mengirim ora
Suara menggelegar dari seorang pelayan tersebut mengejutkan Khani dan Ziu. Suara tersebut mendakan bahwa istri dari pejabat Anmu Daka datang berkunjung ke kamar Ziu. Khani kemudian membantu Ziu berdiri untuk menyambut kedatangan wanita tersebut.Lira, istri Anmu Daka, sekaligus ibu tiri dari Ziu masuk dengan tiga orang pelayannya. Salah satu pelayan membawa sebuah tempat berbentuk layaknya baki ditutupi oleh kain merah. Ziu dan Khani mendekat dan memberi hormat kepada Nyonya Besar di rumah itu.“Ziu, berlututlah!” Ibu tiri Ziu langsung menyuruh Ziu dengan nada yang terdengar kesal dan penuh emosi. “Kau mempermalukan semua orang dengan memanjat dinding untuk melarikan diri. Apa kau tahu letak kesalahanmu?”Tanpa bicara, Ziu langsung menuruti perkataan ibu tirinya itu. Dia duduk berlutut di depan Nyonya Lira. Wajahnya tidak menunjukkan ekspresi apapun. Khani yang tadinya berdiri tiba-tiba ikut berlutut.“Mohon Nyonya memaafkan
Terdengar suara mengaduh yang keluar dari mulut Ziu. Dia akhirnya tersadar. Dengan badan yang terlihat agak lemah, dia bangun dengan dibantu oleh Khani.“Aakhh… mengapa seluruh tubuhku terasa sakit?” tanyanya sambil bangkit dari tempatnya tak sadarkan diri tadi.Ziu melihat Nyonya Lira yang sedang berdiri di hadapannya. Tatapan matanya menunjukkan bahwa dia belum pernah melihat wanita itu.“Apa yang sedang kau lakukan? Apakah kau yang membuat tubuhku terasa sakit semua?” tanyanya dengan suara yang kencang.Baik Khani dan Nyonya Lira benar-benar terkejut mendengar suara Ziu yang sangat kencang. Mereka tidak menyangka Ziu akan berbicara seperti itu. Seorang gadis bangsawan yang harusnya berperilaku penuh dengan etika tidak tampak dari sikap Ziu barusan. Dia tampak seperti orang lain ketika bangun.“Jangan pernah mengatakan jika kalian semua mengambil kesempatan untuk menggertakku saat aku sedang tidur. Kau benar-b
“Aku sudah tidak tahan lagi. Aku perlu pergi ke kamar mandi,” teriak suara perempuan yang di tengah malam.Rupanya suara itu berasal dari mulut Ziu. Dia sedang berusaha untuk keluar dari ruangan tempatnya dikurung. Ziu benar-benar tidak tahan berada di dalam ruangan tersebut. Kotor, udaranya pekat, tidak terdapat cukup cahaya penerangan sehingga Ziu tidak dapat melihat terlalu jelas di dalam tempat tersebut.Tiba-tiba, pintu terbuka. Seorang pelayan melemparkan sebuah keranjang kecil. Benda-benda di dalam keranjang itu berceceran di lantai. Walau samar, Ziu dapat melihat kain, jarum, dan benang berserakan di dekat keranjang tersebut. Ziu mencoba menghentikan pintu yang buru-buru ditutup oleh pelayan tersebut.“Nyonya sudah memberi perintah bahwa Nona Muda harus menyelesaikan sulaman kantong dengan gambar sepasang bebek mandarin,” ucap pelayan tersebut sembari menirukan kata-kata Nyonya Lira tanpa kesalahan sedikitpun. “Saat anda sud
“Aku pikir harta karun seperti ini hanya ada di dalam mitos dan cerita yang dibuat oleh pahlawan. Siapa yang menyangka jika itu benar-benar ada.”Ziu ternyata sudah berada di dekat benda bersinar yang ditemukannya. Di dalam hatinya seperti terdapat sebuah kembang api yang meledak dengan cerah. Dia benar-benar merasa senang telah menemukan benda itu.“Karena aku sudah menjadi Nona Muda Kedua, maka tidak akan dihitung sebagai kejahatan jika hanya melihatnya sebentar,” ujarnya sambil tersenyum nakal. “Mari kita lihat apakah pria tua Anmu ini punya sebuah rahasia.”Ziu kemudian mencoba untuk memegang benda bersinar di hadapannya itu. Namun, benda tersebut bersinar semakin terang ketika tangan Ziu menyentuhnya. Ziu yang merasa sangat silau menutupi kedua matanya menggunakan salah satu tangannya. Cahaya tersebut bersinar semakin terang hingga terlihat benderang dari luar ruangan.***_____***
“Khani, apa kau merasa belakangan ini ada banyak hal yang tidak bisa kuingat? Aku merasa seperti ada banyak celah di dalam ingatanku,” ujar Ziu sambil memegang kedua tangan pelayannya.“Akhir-akhir ini Nona sering seperti ini,” jawab Khani. “Terkadang, anda menyuruh hamba untuk memanggil dengan sebutan ‘Nona Muda’. Lalu, kadang-kadang anda suka makan yang manis. Namun, di lain waktu anda suka makan sesuatu yang pedas.”“Aku selalu menyuruhmu untuk memanggilku dengan awalan kakak,” sahut Ziu yang coba mengingatkan Khani tentang kesepakatan mereka berdua.“Aku tidak pernah lupa. Namun, saat aku memanggilmu tadi pagi dengan cara itu, kau jelas-jelas memarahiku,” balas Khani.Ziu tercengang setelah mendengar kata-kata Khani. Dia merasa sangat bingung atas apa yang terjadi kepadanya saat ini. Ziu terheran-heran dengan ingatannya yang terputus-putus itu.“Mungkinkah aku hilang ingatan?” gumam Ziu dengan suara pelan. “Ah, tapi tidak mungkin. Aku harus memikirkan hal ini dengan hati-hati. Ak
Kediaman Pangeran Vajra sedang sibuk. Terlihat berbagai bentuk hiasan rumah yang didominasi warna merah sedang dipasang di berbagai sisi rumah. Masing-masing pekerja di dalam kediaman tersebut melakukan tugas yang sudah diberikan oleh tuan mereka. Semua orang mengerjakan tugasnya masing-masing tanpa banyak bicara.Kaisar sudah mengatur sebuah pernikahan untuk Pangeran Ketiga. Pada hari yang telah dianggap baik, Anmu Ziu masuk ke tandu pernikahan. Dia memakai pakaian dan berbagai hiasan kepala berwarna merah dan emas. Anmu Ziu terpilih langsung karena tidak ada kandidat lain.Saat ini, Ziu merasa tidak percaya dengan apa yang sedang dilaluinya. Menikah di dalam dimensi lain dengan seorang pangeran benar-benar tidak pernah ada di dalam rencana hidupnya. Ziu merasa seperti sedang dalam dongeng.Rasa khawatir membuatnya mengerti bahwa semua ini bukanlah dongeng, melainkan kenyataan. Ziu sadar bahwa dirinya kini akan menjadi istri orang yang tak pernah dilihatnya. Di
Semua orang sedang menikmati suasana pesta pernikahan Pangeran Ketiga. Namun, hanya satu orang yang tidak bisa mengendalikan dirinya. Seorang laki-laki berjalan ke arah kamar Ziu pada malam itu. Dia melangkahkan kaki dengan sangat mantap tanpa rasa ragu sedikitpun. Hanya ada rasa dingin yang sangat kuat di sorot matanya. Jubah kebesaran tanda anggota kerajaan melambai ketika angin menyentuhnya.Pangeran Kedua berdiri terdiam di depan kamar pengantin. Hatinya terasa dingin karena setelah malam ini, perempuan yang dicintainya akan menjadi istri dari pria lain. Dia merasa tidak mampu mengatasi kesedihan yang kini dirasakannya. Rasa tidak rela memenuhi seluruh bagian perasaannya.Di dalam kamar pengantin, Ziu tersenyum bahagia. Dia sudah menyelesaikan senjatanya untuk menghadapi Pangeran Ketiga. Sekarang hatinya sudah merasa agak nyaman ketika membayangkan air jatuh membasahi tubuh suaminya ketika nekat mendekatinya.“Nona Ziu, Pangeran Ketiga pasti sang