Share

LEMBAR KE-5

Berkali-kali Ziu membuka lembar demi lembar kertas di dalam buku itu. Akan tetapi, dia tidak menemukan apapun. Buku kuno itu tetap kosong seperti saat pertama kali Ziu menemukannya. Tidak ada coretan apapun di dalamnya. Akhirnya, Ziu menutup buku itu dengan lemas dan mengembalikannya begitu saja di tempat asalnya tadi.

“Sebaiknya aku mencoba tidur saja malam ini. Siapa tahu mimpi kurang ajar itu sudah berhenti,” ucap Ziu sambil berjalan ke arah ranjangnya.

Sebelum membaringkan tubuhnya, Ziu tidak lupa untuk meminum obat tidurnya. Selama beberapa hari ini dia tidak dapat tidur dengan nyenyak. Ditambah dengan adanya mimpi aneh tiap malamnya, sehingga membuat Ziu terpaksa harus minum obat tidur. Dia ingin tidur dengan nyenyak tanpa bermimpi sesuatu yang aneh lagi.

Setelah meminum obat tidrunya, Ziu merebahkan tubuh dan memejamkan matanya. Penutup mata dipasang tepat di atas matanya. Dia berusaha merilekskan tubuh dan pikirannya agar cepat terlelap. Tidak perlu waktu lama, Ziu sudah tertidur.

Namun, sebuah keanehan mulai terjadi. Salah satu laci meja Ziu mulai bergetar. Terdapat sebuah sinar yang perlahan berpendar dari dalam laci itu. Ziu yang tengah tertidur dengan pulas sama sekali tidak mengetahui kejadian aneh yang sedang berlangsung saat itu.

Tiba-tiba laci meja itu terbuka dengan sendirinya. Buku yang berada di dalamnya tiba-tiba terbuka sendiri. Lembar demi lembar terangkat dengan kecepatan yang terus bertambah. Sinar yang keluar dari dalam buku itu semakin terang. Lama-kelamaan kamar Ziu semakin menyilaukan.

Tiba-tiba cahaya tersebut hilang bersamaan dengan lenyapnya buku kuno dan Ziu dari ranjangnya. Sesuatu yang aneh telah terjadi di rumah Ziu. Sekarang hanya menyisakan kamar Ziu yang sepi dan kosong, yang tampak seperti tidak terjadi apa-apa.

-----***-----

Bunyi derap kuda kuda memecah keheningan sebuah hutan. Sepasang kuda berlari dengan kecepatan tinggi. Tampak dua pria sedang mengendarai kudan tersebut. Satu pria berbaju hitam sedangkan pria lainnya menggunakan baju abu-abu. Mereka berdua menggunakan cadar sehingga tidak terlihat seperti apa wajahnya. Pedang yang mereka bawa menandakan bahwa keduanya seperti pendekar.

Tidak jauh dari mereka sekelompok orang menunggangi kuda seperti mengejar dengan marah. Dari pakaian dan senjata yang mereka bawa, sekelompok orang itu terlihat seperti bandit. Kelompok bandit itu semakin dekat dengan orang yang dikejarnya.

“Jika begini terus kita akan tertangkap. Ini akan membahayakan anda,” ucap orang berbaju abu-abu. Dia melompat dari kudanya dan menjejakkan kakinya ke arah belakang. Dia menyerang kelompok bandit yang mengejarnya.

“Kau takut? Walau kau mengawalku, tak usah terlalu memikirkanku. Itu membuatku malu,” jawab pria berbaju hitam.

“Hal seperti itu mana mungkin terpikirkan oleh pengawal yang melindungi tuannya,” balas pria berbaju abu-abu agak kesal.

Pria berbaju hitam tersenyum di balik cadarnya. “Benarkah? Woah… aku merasa terhormat karena mempunyai pengawal yang sangat perhatian.”

“Harap Tuan tidak mengolok-olok saya seperti itu,” ucap pria berbaju abu-abu. Dia menaruh rasa hormat yang sangat tinggi kepada Tuannya. “Saya akan mengulur waktu. Silahkan Tuan pergi secepat mungkin.”

Pria berbaju abu-abu kemudian menjejakkan kakinya ke atas pelana. Dia terbang melayang ke arah belakang sambil mengeluarkan serangan.  Beberapa bandit dengan sigap menghindari serangan dari pendekar berbaju abu-abu itu.

Namun tidak sedikit juga bandit yang terjatuh akibat terkena serangan itu. Beberapa bandit yang bisa menghindar tetap melanjutkan pengejaran. Pria berbaju abu-abu memandang ke arah bandit-bandit itu pergi.

“Semoga anda mampu menghadapi sisanya. Saya akan segera kembali, Tuan,” gumam orang berbaju abu-abu di dalam hatinya.

Orang berbaju abu-abu itu berbalik. Di depannya para bandit yang terjatuh sudah berdiri semua. “Sekarang kita lanjutkan yang tadi,” ucap pria berbaju abu-abu.

Dia menghunuskan pedangnya dan berlari maju. Para bandit juga mengeluarkan senjatanya dan berteriak sembari berlari maju. Suara pedang yang beradu pun terdengar dengan keras. Disusul oleh berbagai jenis suara teriakan.

Sementara pria berbaju hitam terus mengendarai kudanya dengan cepat. Beberapa bandit di belakang meneriakinya agar berhenti. Salah satu bandit mengambil busur dan anak panahnya. Dia memasang anak panah dan menarik tali busurnya. Salah satu matanya menutup agar bidikannya semakin akurat.

Anak panah yang dia lepaskan melaju deras menuju punggung orang berbaju hitam di depannya. Tapi dengan sigap orang berbaju hitam itu mencondongkan badannya ke arah kanan untuk menghindar.

“Tampaknya kalian benar-benar ingin membunuhku. Jika begitu, akan aku selesaikan saja secepatnya” Pria berbaju hitam berbicara pada dirinya sendiri.

Tiba-tiba pendekar berbaju hitam memutar berhenti dan memutar kudanya. Sekarang para bandit dan orang itu saling berhadapan. Para bandit agar terkejut karena orang yang mereka kejar berhenti secara tiba-tiba. Mereka semua menghentikan kudanya. Tampaknya sebentar lagi akan terjadi sebuah hal yang mengerikan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status