Share

Kamu Hamil?

Perempuan keras kepala itu tetap tak menuruti suaminya. Walau Langit sudah melontarkan kalimat panjang kali lebar dengan menjual nama mama mertuanya, tetap saja Bulan tak luluh sedikit pun.

Langit marah, dia tak peduli lagi tentang keberadaan mereka, mengambil sendok lalu mencengkeram kedua pipi Bulan. Memaksa gadis itu membuka mulutnya lebar.

“Sakit, Langit.”

“Kalau kamu kesakitan, seharusnya sejak tadi kamu tahu apa yang harus kamu lakukan. Sesekali buanglah egomu. Tempatkan dominan pada tempatnya, saat seperti ini seharusnya kamu tahu alasanku bersikap dominan padamu. Pikirkan kalau kamu sakit, berapa banyak orang yang akan menanggung akibatnya!”

Bulan geming, dia mengunyah makanan yang berhasil masuk ke mulutnya. Satu-satunya cara menghindari perdebatan dengan Langit hanya menurut. Dia tak mau ocehan Langit membuat sakit kepalanya semakin parah.

Beberapa kali suapan Bulan menolak. Langit tak memaksanya seperti tadi, setidaknya istrinya sudah mau mengisi perutnya walau hanya b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status