Saat ingin bangun dari tidurnya, Shen Luo Xiang merasakan tubuhnya tidak bisa digerakan sama sekali.
“Sial ada apa dengan tubuh ini!” gumam Shen Luo Xiang kemudian memeriksa tubuhnya sendiri.Beberapa detik kemudian.“Dantian rusak... Memiliki tiga akar elemen?” Gumam Shen Luo Xiang begitu terkejut melihat kondisi tubuhnya.Tidak mengetahui apapun yang terjadi. Tiba tiba pintu kamarnya terbuka, dibarengi dengan munculnya sosok wanita cantik berusia empat puluh tahunan.“Xianger... Kau sudah bangun?” tanya Wanita itu segera memeluk tubuh Shen Luo Xiang.“I-ibu kira, ibu tidak akan pernah melihatmu lagi huhu...”Di tengah kebingungannya, Shen Luo Xiang tahu. Bahwa Rohnya telah memasuki tubuh orang lain. Meski ini adalah hal baik, namun kondisi tubuhnya begitu parah dengan luka Dantian yang rusak. Serta lumpuhnya syaraf pergerakan dari tubuh Luo Xiang yang ia pinjam.“Nak... Maafkan ibu, karena ibu ada urusan jadi tidak bisa melindungimu... “ tangis Luo Lan, ibu dari tubuh barunya.Shen Luo Xiang merasa terharu, apalagi kini ia meminjam tubuh anaknya yang telah mati. Kini ia hanya bisa membalas pelukan Luo Lan dengan hangat.“Ibu tenanglah, Xianger baik baik saja."“Baguslah kalau begitu nak... Oiya nak, karena kamu baru bangun, bagaimana jika ibu buatkan bubur hangat untukmu?” tanya Luo Lan bersemangat kembali.Shen Luo Xiang hanya mengangguk. Setelah kepergian Luo Lan, Shen Luo Xiang segera memeriksa Jiwa Dewanya.“Aiishh... Hanya tersisa beberapa persen saja... Tapi setidaknya ini cukup untuk mengobati luka dalam bocah ini... Namun untuk Dantian yang rusak, aku akan segera memikirkannya nanti,” gumam Shen Luo Xiang kemudian mulai menggunakan Jiwa Dewanya untuk mengobati kelumpuhan tubuh itu.Swuuuuung!Tubuh Shen Luo Xiang bergetar hebat, perlahan tapi pasti luka dalam yang dialami tubuh tersebut mulai membaik. Hingga, beberapa menit kemudian semua luka di dalam tubuh telah kembali seperti sedia kala.“Berhasil...”Tak lama, Luo Lan kembali muncul membawa bubur hangat.“Xi-xianger! Ka-kau sudah sembuh?” tanya Luo Lan terkejut, karena ia tahu anaknya telah lumpuh total.“Ehh ini...” Bingung dalam menjawab, Shen Luo Xiang akhirnya menemukan sedikit alasan yang tepat.“Tadi ada seorang kakek tua yang tiba tiba datang padaku... Dan dia mengobati ku tanpa pamrih. Jadi...”“Sukurlah kalau begitu...”Meski terlihat percaya, nyatanya Luo Lan sedikit menaruh curiga, bahkan ia merasa sifat anaknya ini telah berbeda seratus delapan puluh derajat.“Oiya ibu... Sepertinya ibu mengalami keracunan...” ucap Shen Luo Xiang keceplosan melihat keanehan pada tubuh Luo Lan.Sontak Luo Lan terkejut, karena hanya anaknya ini yang tahu soal racun di dalam tubuhnya.“Ba-bagaimana kamu tahu nak!” Kini Luo Lan tidak bisa menyembunyikan raut wajah keterkejutannya.Shen Luo Xiang hanya bisa menggaruk kepala belakangnya yang tidak gatal. Entah bagaimana cara menjawab pertanyaan ini, yang pasti ia takut identitasnya sebagai Shen Luo Xiang harus di ketahui oleh ibu dari pemilik tubuh yang sebenarnya.“Sudahlah... Mungkin kau memiliki kelebihan lain setelah sembuh dari lukamu... Jadi sekarang istirahatlah dengan baik.”“Dan jangan lupa... Makanlah bubur yang dibuat oleh ibu...”“Baik Bu...” Luo Xiang merasa lega mendengar ibunya akan pergi.Setelah kepergian Luo Lan, Shen Luo Xiang segera memakan bubur itu dengan lahap. Merasa bosan, apalagi tubuh yang baru ia tempati sangatlah lemah. Shen Luo Xiang memutuskan untuk melatih fisiknya dengan cara berlari seharian disekitar rumahnya.“Tuan muda... Anda sudah...” ungkap salah satu pelayan terkejut melihat kondisi Luo Xiang yang sehat seperti sebelumnya.Shen Luo Xiang hanya menaikan kedua bahunya, setelah itu ia melanjutkan melatih fisiknya dengan cara berlari tanpa henti.Semua mata anggota klan Luo tertuju pada Luo Xiang. Karena mereka tahu, Luo Xiang tidak mungkin dapat berkultivasi karena Dantiannya yang telah rusak sejak kecil. Dengan kondisi seperti itu, bukankah usaha Luo Xiang sia sia jika melatih kekuatan fisiknya?“Ah apa mereka tidak terbiasa melihat tubuh lama ini melakukan pelarian seperti ini?” tanya Shen Luo Xiang heran.Namun tiba tiba, di tengah melatih fisiknya, seorang pemuda dengan sombongnya menabrak tubuh Shen Luo Xiang.Braaaak!“Dasar sampah! Apa kau tidak memiliki mata!”Salah satu alis Shen Luo Xiang terangkat. Karena menurutnya ia berlari juga diarea kediamannya sendiri. Apalagi, ia berlari dengan rute yang sama seperti sebelumnya.“Ooh maaf, mungkin matamu saja yang katarak!” balas singkat Shen Luo Xiang melanjutkan pelatihan fisik kembali.Mendengar ucapan tengil dari Shen Luo Xiang. Pemuda dari klan Han itu segera melempar sebuah batu ke arah Shen Luo Xiang. Meski tidak melihatnya, namun Luo Xiang tahu adanya serangan menuju ketubuhnya. Sehingga ia harus menggeser sedikit tubuhnya, akhirnya Shen Luo Xiang berhasil menghindari lesatan batu itu.“Apa ini caramu menghormati tuan rumah?” tanya Shen Luo Xiang menghentikan pelatihannya.“Cuuiih! Sosok sampah sepertimu apa pantas dibandingkan denganku?” tanya Han Fei menyombongkan dirinya.Tatapan mata Shen Luo Xiang berubah menjadi menakutkan.“Selama hidupku, aku belum pernah mendengar seseorang memanggilku dengan sebutan sampah... Jika kau...” ucap Luo Xiang yang langsung terpotong.“Hahaha dasar sampah! Hai lemah! Memang sejak dulu bukankah kau sampah?!”Meski tubuh Luo Xiang cacat, namun dengan pengalaman bertarung hidup dan mati yang telah banyak dilalui, Luo Xiang tidak merasakan ancaman apapun jika Hanya Han Fei yang bertindak.Swuuuung!Di saat Luo Xiang mulai bergerak. Aura membunuh kini merembes di tubuh Han Fei, Han Fei juga langsung menyambut serangan Luo Xiang yangmengarah padanya. Namun, tiba tiba gerakan Luo Xiang berubah ubah. Hingga tangan Luo Xiang dapat meraih tubuh Han Fei dengan mudah.Plaaaaak! Plaaaaak! Plaaaaak!Tamparan mendarat dengan cepat kearah wajah Han Fei. Semua orang yang melihat kecepatan, apalagi serangan tamparan keras Luo Xiang begitu terkejut.“Coba katakan lagi...”“Ka-kau curang...”Plaaaaak! Plaaak! Plaaaaak!Tamparan susulan terus mendarat kearah wajah Han Fei hingga terlihat seperti babi. Merah membekas telapak tangan, bengkak, yang jelas wajah Han Fei sudah tidak bisa dikenali kembali.Setelah puas memberikan tamparan keras, Luo Xiang segera melanjutkan pelatihan fisiknya. Semua orang yang melihat kejadian ini masih berdiri mematung. Karena baru pertama kali mereka melihat Luo Xiang berani menyerang Han Fei. Apalagi yang membuat mereka sangat terkejut, seolah olah Han Fei adalah semut bagi Luo Xiang.Begitu juga dengan Luo Lan yang memang melihat kejadian ini. Dengan wajah cantiknya, ia merasa bangga melihat keberanian serta perbedaan anaknya ini.“Seandainya kesalahan tujuh belas tahun yang lalu tak terjadi... Mungkin kau pantas menjadi salah satu jenius pada seumuranmu...” gumam Luo Lan.Setelah seharian lelah berlari tanpa henti, Luo Xiang segera duduk bersila dihalaman depan kediamannya sendiri, sembari memeriksa luka Dantiannya yang rusak.Disisi lain, Han Fei yang babak belur telah pergi dan kembali ke arah penginapannya. Karena malu akan kekalahannya dari Luo Xiang. Sebagai tuan muda kedua dari klan Han, Han Fei melaporkan kejadian tadi pada Han Lu.“Kakak apa kau tidak mau memberinya pelajaran lagi?!” bantah Han Fei yang kecewa karena kakaknya seperti tidak perduli akan masalahnya.“Bocah bodoh! Dia tidak bisa berkultivasi lalu apa yang kau takutkan? Dan lagi, kenapa mukamu bisa dibuat seperti babi?” tanya Han Lu tidak tertarik namun heran.Sebuah senyum kecil untuk memprovokasi kakaknya muncul di sudut bibir Han Fei.“Kakak... Di-dia bermain curang menggunakan serbuk racun untuk mengelabuiku... jadi inilah hasilnya!”Han Lu sedikit terkejut. Meski terkena racun, setidaknya adiknya yang berada di tingkat Dao Awal bintang tiga ini juga tidak mungkin dapat babak b
Keluar dengan santai, Luo Xiang segera berpamitan pada Luo Lan dan Luo Jin.“Ibu, kakek... Xianger ingin berpamitan...”Luo Lan beserta kakeknya mengangguk secara bersamaan. Meski berat melepas kepergian anaknya ini. Namun karena Luo Xiang sudah memutuskannya sendiri, ia tidak mungkin dapat terus menahannya.“Ohh iya ibu... Di mana aku dapat menemukan banyak Hewan Iblis?” Tanya Luo Xiang mengejutkan Luo Lan.“Nak apa kau bercanda?” Tanya Luo Lan.Menggunakan wajah memelas, Luo Xiang memandang kakeknya yang berpura pura tidak melihatnya.“Kek...”“Haiiish...” Luo Jin hanya bisa menghela napas panjang.“Apa kau yakin?”Shen Luo Xiang hanya menganggukan kepalanya. Melihat keyakinan ini, Luo Jin kemudian memberikan beberapa pilihan untuk Luo Xiang.“Di Kekaisaran Abadi ini ada dua tempat yang dapat kau kunjungi... Satu Hutan Iblis, yang kedua Gurun Kematian... Penjelasan singkat, lebih baik kamu memilih Gurun Kematian.”“Memang kenapa kek?”“Disana mencakup wilayah sekte Lonceng Suci... J
Luo Jin yang merasa tidak ada hewan iblis berbahaya di kedalaman hutan Iblis bagi Luo Xiang segera kembali ke klan Luo. Disisi lain, Luo Xiang tahu kakeknya memantau dari jauh. Karena hal ini sengaja membuatnya memperlihatkan teknik berpedangnya agar kakeknya percaya dia dapat mempertahankan dirinya sendiri. Setelah kepergian kakeknya, senyum misterius terlihat disudut bibir Luo Xiang. Entah apa yang dipikirkan, yang pasti ia akan melakukan rencana gila yang ada dipikirannya.Mengambil beberapa darah hewan Iblis yang berceceran, Luo Xiang segera memotong Daun Suri yang ada disekitarnya, untuk menjalankan rencananya. Kini Luo Xiang membuat rujak menggunakan darah dan daun tersebut, Setelah selesai, ia menyebarkan racikan rujak aneh itu. Namun beberapa saat, tanah disekitar Luo Xiang bergetar hebat. Bukannya takut akan terjadi sesuatu, Luo Xiang malah tersenyum misterius saat derap kaki tersebut bergerak kearahnya. “Hehehe... Pemburuan dimulai!” Benar saja setelah ucapannya selesai,
"Dan ini..."Swoooosh! Api hitam menari nari ditangan Luo Xiang. Menganalisis kekuatan api tersebut, Luo Xiang sedikit merasa familiar saat merasakan sedikit hawa iblis terkandung didalam api ini. "Bukankah ini api Pelahap Langit!" kejutan terlihat dikedua mata Luo Xiang. Ditengah rasa keterkejutannya, Luo Xiang teringat akan pemilik api Pelahap Langit sebelumnya. Senyum tipis terukir disaat mengingat sosok Pangeran Iblis Hai Long yang telah tewas ditangannya.'Sayangnya api ini sudah tidak berada dimasa kejayaannya... Karena telah menjadi milikku, kupastikan kau akan menjadi salah satu senjata rahasiaku kelak...' gumam Luo Xiang merasa senang. Setelah menyimpan kembali api Pelahap Langit kedalam tubuhnya, kini Luo Xiang harus berpikir bagaimana cara keluar dari jurang yang dalam ini. Karena bagaimanapun, jurang ini terlihat sangat gelap. Bahkan, tidak ada cara jalan keluar kecuali harus menaiki dinding jurang tersebut. Swuuuuush! Memilih untuk menaikan ranah Kultivasinya, Luo X
"Tebasan Pedang Setan!" Wei Ho berteriak sembari melepaskan serangan pedangnya. Swuuuush! Memutarkan tubuhnya, Luo Xiang menggunakan pedangnya untuk menahan lesatan energi pedang. Baaams! Fluktuasi energi terjadi, debu seketika beterbangan. Melihat jurusnya mengenai target, Wei Ho mengira telah berhasil membunuh Luo Xiang. "Lihatlah! Hanya sampah saja kalian sudah ketakutan!"Debu yang berterbangan mulai menghilang, kini keempat rekan Wei Ho tidak menanggapi ucapan Wei Ho, melainkan mereka menelan ludah secara bersamaan disaat Luo Xiang telah berada dibelakang tubuh Wei Ho. Terlihat seperti menggunakan bahasa isyarat. Keempat rekan Wei Ho hanya bisa memelototi Wei Ho menggunakan mata mereka. Melihat reaksi rekannya, Wei Ho tidak bodoh. Dengan cepat ia memutarkan tubuhnya. Namun hanya beberapa detik, pandangannya seketika berubah menjadi gelap. Dan untuk terakhir kalinya, Wei Ho tidak bisa menggerakan tubuhnya. "Ka-kau membunuh...""Pergilah sebelum giliran kalian tiba!"Ancaman
"Langkah Pedang Hantu!" Luo Jin mengeluarkan jurus berpedangnya. Swuuuush! Bagaikan hantu, Luo Jin bergerak Zig Zag dengan kecepatan yang cukup mengejutkan bagi Luo Xiang. Namun, pengalaman bertarung Luo Xiang melebihi dari Luo Jin itu sendiri. Hingga semua gerakan jurus itu mampu dihindari dengan baik oleh Luo Xiang. "Bocah ini..."Swuuuush! Klaaang! Melihat celah pada jurus kakeknya, Luo Xiang segera memutarkan tubuhnya, sembari menyerang dengan pedang, tepat di tengah mata pedang milik Luo Jin. Hingga membuat pedang ditangan Luo Jin harus patah menjadi dua bagian. "Ini... ""Kek kamu kalah!"Luo Jin mengangguk, sudah jelas jika dilanjutkan dirinya lah yang kalah. Namun, Luo Jin tidak bisa berpikir jernih semenjak kapan cucunya ini memiliki teknik ilmu berpedang semengerikan ini. "Apa kakek masih mau menahanku bertarung dengan Han Lu?""Tentu tidak... Jika kau sudah membulatkan tekad, kakek hanya bisa menyetujuinya."Setelah berbincang panjang lebar, keduanya memutuskan untuk k
Kedua tetua dari klan Wei terdiam, keduanya mulai saling pandang dan akhirnya menganggukan kepalanya secara kompak. "Hahaha! Jika itu keinginan kalian, kami benar benar akan membuka surat terbuka untuk berperang!"Baaams! Wei Tian segera meledakan sebuah bola kecil. Hanya hitungan detik, muncul asap yang merupakan pengalihan keduanya untuk kabur. Swuush! Hanya beberapa detik, keduanya telah lenyap dari pandangan. Melihat kepergian mereka, apalagi tidak ada jejaknya, Luo Jin sedikit bisa meredakan kemarahannya. "Han Yu... Jika kau tidak menyentuh Luo Lan, mungkin aku tidak ingin meminta nyawamu... Namun kenyataannya kamu telah melakukan hal yang tidak seharusnya kamu lakukan... Jadi, serahkan nyawamu... Atau pembantaian massal akan menjadi bayarannya di klan Han...," ucap dingin Luo Jin. Han Yu yang tahu tidak bisa berbuat apapun, apalagi melihat lima tetua dari klan Luo yang pastinya lebih kuat darinya itu memejamkan matanya. "Baiklah aku akan...""Tunggu!" Luo Xiang memotong pe
Melihat kematian anaknya yang malang, Han Yu hanya bisa memejamkan matanya."Xianger mari kita kembali..." Luo Xiang mengangguk kemudian menatap Han Yu yang masih memejamkan matanya. " Dendam lama dan baru akan dimulai, kelak jika aku mampu melampuimu, aku akan kembali dan mengambil nyawamu dengan tanganku sendiri..." Han Yu mengangguk, "tidak perlu menunggu masa depan... Kini kau adalah pemenangnya!"Swuuush! Slaaash! Mengeluarkan pedang dari dalam cincin ruang miliknya. Han Yu segera bunuh diri tepat dihadapan Luo Xiang, Luo Jin, serta Luo Lan. Karena bagaimanapun, tidak ada lagi harapan hidup ketika ia harus melihat anaknya mati tepat didepan matanya. Menyipitkan matanya, Luo Jin menatap para anggota klan Han yang kini kebingungan, bahkan rasa takut muncul dihati mereka melihat patriak telah bunuh diri. "Aku tidak akan perhitungan dengan kalian... Kalian bisa memilih sesuai kemauan kalian, bergabung dengan klan Luo, atau membangun kembali klan Han...," menggunakan sedikit nad