Share

Bab 17

Part : 13

POV Bu Rahma

Kakiku benar-benar rasanya masih lemas. Tungkai lutut ini serasa tak mampu menopang tubuh, begitu mendengar Nia--mantan menantu yang selalu kuhina. Tak tanggung-tanggung, bahkan bapak dan ibunya pun tak luput dari hinaan yang ke luar dari bibir ini. Kenyataannya dia bos dari pabrik yang selama ini menjadi tempat kami memasok batik.

"Ibu ngapain sih pakai pingsan segala? Bikin malu tahu nggak," omel Ima.

"Namanya juga ibu shock dan terkejut mendengar si Nia itu ternyata pewaris tunggal dan bos dari Surya Pradana Grup. Seperti mimpi rasanya." Aku tersandar sambil menatap kosong ke arah plafon.

"Makanya, Bu, jangan pernah memandang orang lain dari status kaya atau nggak. Malu sendiri 'kan?" tukas Bang Wahyu.

Mendengar itu, aku sontak langsung duduk tegak di kursinya.

"Eh, kamu tuh diam saja ya, Bang. Suara kamu nggak dibutuhkan. Kerja saja kamu nggak becus. Lihat, toko dan kebun teh bukannya semakin maju, malah semakin merugi," rutukku kesal. "Bikin kesal s
Hana Makaira

Sssttt ... jangan lupa komentar, vote bintang lima dan bagi gem. hihihi

| 4
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Wiji Dwiaryani
semakin bagus
goodnovel comment avatar
Wagirin
Sebenar nya selemah apapun seseorang.. dia tetap melawan..meskipun hanya batinnya tdk terima..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status