Malam hari nya saat dewi sedang mempersiapkan hidangan untuk makan malam, pak Broto yang sedang menyandarkan diri di kursi sambil menonton televisi tiba-tiba bertanya
"dewi, ayah perhatikan akhir-akhir ini kamu tampak kelelahan"
"apa pelajaran di sekolah tampak semakin sulit atau gimana?"
"jangan terlalu capek nak, istirahat juga perlu untuk menjaga kondisi badan kita biar tetap fit"
"apalagi sebentar lagi kamu akan memasuki tahap ujian akhir sekolah"
"jangan sampai hilang fokus pada tahap akhir karena terlalu diforsir di awal"
Dewi yang sedang memasak telor dadar dan goreng tempe, tahu plus sayur asam yang akan disantap untuk makan malam ini menjawab singkat
" dewi gak apa-apa kok yah"
"sehat-sehat saja kok, nih lihat yah.. hehehe" timpal dewi sambil tertawa dan menunjukkan ekspresi lucu didepan ayahnya
"tampaknya ada yang kamu sembunyikan dari ayah" tanya pak broto sedikit menyelidik
"cerita saja sama ayah, mungkin ayah bisa bantu" lanjut pak broto lagi
Dewi akhirnya berfikir sejenak, mungkin ini sudah saat nya bagi ayah nay untuk tahu aktifitas lain yang dilakukan nya selepas pulang sekolah selama beberapa bulan terakhir ini.
"nanti akan aku ceritakan selepas makan malam ini saja" kata dewi dalam hati.
"makanan sudah siap yah, yokk makan"
tampak semangkuk sayur asam panas, terhidang bersama satu bakul nasi hangat disertai sepiring telor dadar, tahu dan tempe goreng, sambal bawang dan acar mentimun melengkapi menu malam itu.
"wah banyak sekali makanan malam ini"
"sudah akhir bulan ini lho, apa uang belanja bulanan yang bapak kasih masih cukup dewi? tanya pak broto sedikit curiga dengan menu yang terhidang
dewi kaget sambil berusaha untuk mengalihkan perhatian agar tidak langsung menjawab pertanyaan ayahnya tersebut
"makan dulu yah, ini sudah dewi siapkan" timpal dewi
Pak Broto tampak memperhatikan ada gerak gerik yang aneh dari dewi malam ini yang tampak terlihat menyembunyikan sesuatu dari nya.
Suasana tampak jadi sedikit hening sesaat, yang terdengar hanya suara sendok yang beradu dengan piring saat makan malam itu. tanpa ada banyak kata yang keluar dari Pak Broto mau pun dari Dewi.
"Tambah lagi yah makan nya" suara dewi memcah keheningan
"iya dong, pasti kalo itu" jawab pak Broto
"sayur asam buatan mu ini mengingatkan ayah pada sayur asam buatan Almarhum Ibu mu dulu" kenang pak Broto
dewi pun tersenyum sambil berkata
"iya yah, kan ayah sering cerita sama dewi kalau ibu dulu sering membuat sayur asam spesial untuk ayah"
"jatuh cinta karena sayur asam, hahaha" jawab pak Broto sambil tertawa
tak terasa makanan pun sudah tersantap habis,pak broto pun berpindah tempat duduk lagi kembali ke depan televisi. sambil menonoton ditemani segelas kopi panas. sedangkan dewi lanjut membereskan dapur lanjut mencuci piring.
15 menit kemudian selesai semua nya, dewi pun bergegas duduk disebelah ayahnya sambil ikut nonton berita di televisi yang sedang memberitakan tentang kenaikan harga untuk beberapa bahan kebutuhan dapur.
"yah" panggil dewi pelan
"hmm,, ada apa" jawab pak broto
"sebenarnya ada yang mau dewi ceritain sama ayah"
"tapi belum sempat aja kemarin-kemarin"kata dewi memulai pembicaraan yang cukup serius malam itu
"apa itu dewi? benar berarti yang ayah pikirkan tadi"
"ada sesuatu yang kamu sembunyikan dari ayah ya?" tanya pak broto lagi
Dewi pun tampak bingung mau memulai dari mana cerita sama ayahnya ini. tapi akhirnya memberanikan diri juga untuk bercerita karena cepat atau lambat nanti ayahnya juga bakal tau.
"sebenarnya dalam beberapa bulan ini, dewi selepas pulang sekolah lanjut kerja yah" jawab dewi pelan ragu-ragu
pak Broto sedikit mengernyitkan dahi nya, tampak kaget dengan apa yang diceritakan dewi barusan.
"kamu kerja?"tanya pak Broto
"Dimana?" lanjutnya lagi
"Hmmm.. dewi bekerja sama Pak Ardi yah,, di toko pakaian miliknya" jawab dewi masih sedikit ragu-ragu sambil menunggu respon ayah nya
"Maaf ayah, dewi baru cerita sekarang, dan maaf juga ini dewi lakuin tanpa izin dari ayah" lanjutnya lagi
Pak Broto terdiam sesaat setelah mendengar cerita awal dewi tersebut. Lalu menampilkan ekspresi wajah yang nampak sedih."maafkan ayah nak" jawab pak brotodewi pun heran mendengar ayahnya yang tiba-tiba meminta maaf"lho kok malah ayah yang meminta maaf? harusnya kan dewi yah""dewi sudah merahasiakan sejak lama dan juga tanpa izin ayah""dewi yang salah yah, bukan ayah" jawab dewi sambil memeluk sang ayahSambil mengusap-usap rambut dewi, pak Broto agak sedikit terisak"seandainya kondisi ekonomi kita stabil, seandainya ayah lebih mampu lagi untuk menghasilkan uang yang lebih banyak lagi, kamu tidak perlu sampai menyita waktu muda mu untuk bekerja dewi""tapi apalah daya, ayah hanya seorang buruh pabrik yang mendapatkan upah bulanan yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja""ayah tau kamu memiliki impian besar untuk sukses di masa depan, ayah bangga akan hal itu""namun disisi lain ayah juga menyadari bahwa untuk mewujudkan impian itu tidaklah mudah, karena kemungk
Sesampainya di rumah, dewi langsung segera untuk mempersiapkan berkas lamaran kerja nya. Tulisan tangan yang tampak tertata rapi di selembar kertas putih mengawali impian panjang dewi yang sangat berharap agar bisa diterima kerja di toko tersebut. Tak lupa pula dilampirkan pas foto seukuran 3x4 berwarna sebanyak dua lembar, foto copy kartu keluarga dan juga foto copy akta kelahiran sebagai tambahan kelengkapan berkas, dikarenakan dewi belum mempunyai Ktp. Setelah lengkap semua nya langsung dimasukan ke dalam amplop coklat. siap untuk diantar.Keesokan harinya, siang hari selepas pulang sekolah, dewi langsung bergegas keluar kelas sesegera mungkin. karena tampak kelihatan terburu-buru bahkan dewi tak mengindahkan panggilan intan teman sekelasnya."hei dewi, mau kemana buru-buru sekali tampaknya?""yaahh dicuekin, hehehe" timpal yuli, teman sebangku intan sambil terkekeh"tau tuh si dewi akhir-akhir ini agak berubah" lanjut intan sambil berjalan keluar kela
Tok tok tok.. terdengar suara ketukan pintu ruangan kerja Pak Ardi"Ya.. Masuk" Pak Ardi mempersilahkan masuk"hmm.. permisi pak" jawab dewi agak sedikit gugupmaklum saja, ini adalah pengalaman pertama dia melamar pekerjaan, jadi suasana tegang, sedikit gemetar, dan takut menyelimuti perasaan dewi saat pertama kali masuk ke dalam ruangan tersebut."oh ya, silahkan duduk""ada yang bisa saya bantu?" tanya Pak Ardi"maaf pak, sebelumnya perkenalkan, saya Dewi Lestari" jawab dewi sambil menyodorkan tangan kanan untuk bersalaman dengan Pak Ardi yang langsung disambut dengan uluran tangannya juga."hmm begini pak, saya bermaksud untuk melamar pekerjaan di toko ini, apakah masih ada lowongan pak?" tanya dewiPak Ardi memperhatikan Dewi dengan seksama, sambil tersenyum ramah dan tanpa menjawab pertanyaan dewi tersebut, Pak Ardi Bertanya balik"Kamu masih muda, kenapa sudah ingin bekerja?Dewi yang mendapatkan pert
Keadaan dalam ruangan menjadi hening sejenak sesaat sebelum suara pak Ardi mencairkan suasana. "Baiklah Dewi, setelah memperhatikan dengan seksama dan melihat semangat kamu untuk menggapai impian masa depan, saya akan coba untuk menerima kamu bekerja disini" "berhubung kamu masih sekolah, saya tidak mempermasalahkan itu selagi kamu bisa bertanggung jawab dalam membagi waktu antara sekolah dan kerja" "saya mengizinkan kamu bekerja disini mulai dari kamu pulang sekolah sampai sore saat tutup toko, untuk hari minggu, kamu boleh libur" Walaupun pada saat akhir pekan sabtu dan minggu, toko biasa nya ramai pengunjung, namun menimbang bahwa status dewi yang masih sekolah ini, pak Ardi tidak terlalu memaksakan untuk memberikan beban kerja yang tinggi kepada Dewi, agar dia bisa tetap fokus terhadap pendidikannya yang lebih utama dibandingkan pekerjaan sampingannya ini. Mendengar jawaban dari pak Ardi, perasaan lega menyelimuti hati dewi sambil menyalami pak Ardi dewi bersyukur dan menguca
Tapi baru selangkah untuk menuju pintu keluar ruangan pak Ardi, Dewi berbalik lagi."Pak.." panggil dewiPak Ardi yang sedang menyusun berkas pun menoleh"ya, ada apa lagi dewi" tanya pak Ardi "boleh saya tanya sesuatu? jawab dewi"ya, silahkan.." jawab pak Ardi"Bapak beneran kenal dengan ayah saya?" tanya dewidengan ekspresi agak sedikit bingung terhadap pertanyaan dewi barusan, pak Ardi pun menjawab"ya, saya kenal sudah sejak lama dengan ayah kamu""tapi sudah agak lama saya tidak ketemu dengannya""kenapa memang nya kamu nanyain itu?" tanya pak Ardi"ahh enggak apa apa Pak" jawab dewi singkat"saya boleh minta tolong satu hal lagi pak? tanya dewi"katakan saja, kalo bisa saya bantu, ya saya bantu nanti" jawab pak Ardi"begini pak, apabila nanti diluar atau dimanapun bapak bertemu dengan ayah saya, saya minta tolong pak, untuk merahasiakan kepada ayah saya kalo saya kerja ditoko bapak" pinta dewi penuh harap"lho kenapa memangnya mesti dirahasiakan? tanya pak Ardi sedikit heran
Hari pertama masuk kerja dewi sangat antusias. Seperti kemarin selepas pulang sekolah, dewi langsung bergegas keluar kelas dan lagi-lagi tampak teman-temannya memperhatikan tingkah dewi yang kembali tampak terburu-buru. 10 menit berlalu dewi sudah sampai di toko, langsung menyapa beberapa karyawan lain sambil menemui mbak Fitri. "siang mbak.. saya belum terlambat kan?" tanya dewi "hehehe.. semangat sekali tampaknya" mbak dewi pun tertawa "ini malah lebih cepat 15 menit kamu tiba dari jadwal masuk kerja kamu" kata mbak Fitri "saya pikir sudah terlambat tadi mbak. hehehe" "saya ganti pakaian dulu ya mbak" dewi meminta izin sambil berlalu ke ruangan belakang mbak Fitri mengangguk selanjutnya dewi pun dengan semangat memperhatikan cara mbak Fitri maupun karyawan yang lain dalam melayani serta memberikan penjelasan produk kepada para pembeli. senyum tak pernah lepas dari wajah mereka, karena itu merupakan satu hal dasar yang sangat penting dalam berhadapan dengan konsumen. tak ter
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, cerita secara terperinci yang disampaikan oleh dewi tersebut sampai membuat pak Broto kembali meneteskan air mata, membayangkan betapa berat perjuangan yang dijalani dewi dalam beberapa bulan terakhir dan bahkan tanpa sepengetahuannya, hal ini disebabkan juga karena jadwal kerja pak Broto setiap hari dari senin sampai sabtu mulai dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore, itu pun juga kadang tidak langsung pulang kerumah. Saat pulang pun dewi sudah ada dirumah, sehingga sedikit pun tidak menyadari bahwa apa yang dilakukan dewi ini selama ini. Sedangkan saat hari minggu, mereka sama-sama libur, jadi bila tidak ada kegiatan diluar, seperti undangan hajatan atau pun keperluan lain, mereka hanya menghabiskan waktu senggang dirumah saja. "kenapa ayah menangis?" tanya dewi saat melihat pak Broto mengusap air mata nya "gak apa-apa, ayah cuma sedih saja karena baru sekarang tau dan menyadari berat nya beban yang kamu pikul. Seandainya kamu dar
Sambil melangkah masuk kedalam kelas, dewi menyapa teman-temannya yang mulai dari tadi pagi menggosipkan dewi."hai, lagi ngomongin apa nih" sapa dewi sambil mulai bertanya"hmmm.. ada dehh..." jawab sri"kamu kemana aja, sok sibuk banget sih, pulang sekolah langsung ngilang gitu aja" lanjut yuli"ohh jadi lagi pada ngomongin aku nih ceritanya" jawab dewi sambil cengar cengir"yaa gitu deh, hehehe" jawab intan sambil terkekeh"mau tau aja atau mau tau banget? tanya dewi lagi sambil memasang ekspresi senyum lucu"huuu dasar,,, ceritain semuanya donk, kita kan pingin tau" ucap sri dengan nada serius"yaudah nanti jam istirahat aku ceritain deh" jawab dewi lagi sambil berlalu ke bangku tempat duduknya"janji ya" jawab sri sambil mengacungkan dua jari telunjuk dan tengah nyadewi tidak menjawab tapi memberi kode dengan jari juga pertanda setuju.Tak berapa lama kelas menjadi hening setelah guru mata pelajaran saat itu masuk kedalam kelas.Pak Ahmad, seorang guru matematika di sekolah itu