Ajakan dari pangeran Helio membuat Althea tergiur untuk sesaat. Ia langsung teringat jika di kediaman Duke Foster memiliki jam malam. Dan jika ingin keluar dari kediamannya setelah matahari terbenam, ia harus meminta izin kepada ibu atau ayahnya terlebih dahulu. Yah, walaupun Althea sudah dewasa, tapi ia masih diperlakukan selayaknya anak kecil oleh orang tuanya. Perkataan orang-orang memang benar, bahwa orang tua kan selamanya menganggap anaknya sebagai anak kecil walaupun sang anak tersebut sudah tumbuh dewasa seperti sekarang.Althea meletakkan cangkir tehnya di atas meja. Beberapa menit lalu pelayannya datang untuk membawakan teh beserta camilan ringan. "Aku juga sangat ingin hadir di sana, Pangeran. Tapi kediaman ini memiliki aturan bahwa aku harus izin terlebih dahulu oleh ayah atau ibuku. Dan sekarang mereka berdua belum pulang malam ini."Helio menganggukkan kepalanya, lalu mengeluarkan sebuah benda yang ada dibalik jubahnya. Althea mengerutkan dahinya ketika benda asing itu k
Helio merebahkan tubuhnya sesaat setelah ia sampai di istana. Tidak perlu lewat pintu untuk sampai ke kamarnya, lelaki itu dapat menggunakan sihir semaunya untuk bisa langsung mencapai kamarnya yang sekarang berada di lantai atas.Helio menutup matanya. Tadi saat dirinya bersama Althea, Helio mendapatkan informasi bahwa Althea telah mendapatkan kunci perpustakaan istana yang hanya dimiliki oleh keluarga raja. Saat ini ia belum memiliki kunci itu, begitu pun Mikhail dan anak-anak raja lainnya. Walaupun dibilang itu milik keluarga kaisar, tetapi hanya raja, ratu, beserta para selir saja yang memiliki kunci tersebut dikarenakan beberapa alasan. Pertama, perpustakaan istana merupakan sumber dari segala informasi yang melebihi guild informasi. Para pelayan yang membersihkan perpustakaan akan dijaga ketat oleh beberapa kesatria demi menghindari kebocoran informasi rahasia di dalamnya. Kedua, ada banyak barang antik dan kuno dari masa raja pertama, sehingga harus dijaga dengan sangat baik da
Althea mengamati ribuan jajaran buku di perustakaan istana. Perpustakaan ini merupakan perpustakaan terluas di Kerajaan Hymnea, dan sudah terhitung tiga hari ia mengunjunginya berturut-turut. Setelah puas berkeliling dua hari silam, kini ia benar-benar fokus untuk mencari rak yang berkaitan dengan sihir. 'Biasanya rak tentang sihir ada di bagian ujung,' batin Althea sembari berjalan ke ujung ruangan. Perpustakaan saat ini sepi, sama sekali tidak ada orang di dalamnya karena memang waktu yang Althea pilih di jam-jam petugas kebersihan sedang sibuk-sibuknya."Ketemu." Pandangan Althea tertuju pada lima sampai enam jajaran rak buku yang ada di paling ujung ruangan. Rak buku yang paling depan, tepatnya diatasnya terukir tulisan "sihir" membuat Althea lebih yakin bahwa inilah yang selama ini dicarinya."Hmm kebanyakan memakai bahasa kuno...""Yah wajar sih, sihir kan sudah lama dilarang di kerajaan ini." Althea mengambil salah satu buku tentang sihir dimulai dari sejarah, teknis, jenis-je
Mata Althea terbelalak ketika melihat ada orang lain di hadapannya. Berbagai pertanyaan kini terlintas di otaknya, namun ia pilih untuk diam lebih dulu dan mengamati situasi saat ini. Althea berdiri dari tempat duduknya, lalu memberi salam pada orang yang ada di hadapannya. "Salam kepada Yang Mulia Pangeran William," salam Althea membungkukkan badannya."Lama tak jumpa, Putri. Silakan duduk. Aku jadi tak enak hati mengganggumu yang sedang fokus hari ini," ucapnya ringan sambil melihat beberapa tumpukan buku yang ada di meja."Ah..," Althea baru sadar bahwa ia saat ini tengah menjalani misi rahasia. Tidak seharusnya William mengetahui apa yang ia cari saat ini. 'Sepertinya Pangeran Helio akan mengomeliku,' rutuk Althea dalam hati.William yang menyadari tatapan Althea juga tertuju pada buku-bukunya sekaligus memasang wajah seperti ketahuan terkekeh. "Tidak usah khawatir, Putri," ucapnya sambil mendekat ke arah meja, lalu meletakkan telunjuknya di bibir, "aku tidak akan memberitahu sia
Althea mengetuk-ngetuk jari pada meja yang biasa dipakainya untuk belajar dan menulis surat. Seperti perkataan penyihir agung beberapa hari yang lalu, ia harus mengetahui alasan atau penyebab kenapa ia memimpikan hal-hal yang berkaitan dengan Pangeran Helio. Namun sekeras apa pun ia berpikir, Althea masih tidak menemukan jawabannya. "Bukannya aku bertemu dengannya karena ingin menanyakan hal ini? Kenapa dia malah menyuruhku untuk memikirkannya terlebih dahulu??" Gerutu Althea. Ia belum memberi tahu Helio tentang dirinya yang bertemu dengan penyihir agung. Entahlah, Althea merasa ia nanti akan keceplosan dengan mengatakan jika William juga datang ke sana dan sedang memergokinya sedang mencari tahu tentang sihir. Walaupun Pangeran William lebih baik dari anak selir Livia yang terkenal kejam, tapi tidak ada salahnya jika Althea berjaga-jaga."Mari kita mencari tahu dahulu penyebabnya, kenapa aku bisa memimpikan hal berkaitan dengan Pangeran Helio..." Althea kembali memusatkan pikirannya
"Siapa kau sebenarnya?" Sesaat etelah menanyakan hal itu, ekspresi Helio yang tadinya lembut dan nada bicara yang juga tenang kini berubah dalam sekejap. Ekspresi yang ditampilkannya sarat akan kecurigaan, dan penuh selidik, serta nada bicara yang menusuk, membuat siapa saja mampu berada dalam situasi yang menegangkan bila berhadapan langsung dengannya.Atau mungkin tidak untuk orang yang kini ada di hadapannya. Bukannya malah tegang atau pun takut, William malah tersenyum miring sarat akan kemisteriusan. Satu hal yang belum pernah Helio lihat pada ekspresi pemuda itu setelah ia datang kembali ke istana ini."Ah, aku ketahuan." Siapa pun yang melihat pasti akan tahu jika situasi saat ini sedang tidak dalam keadaan baik. Semua yang mereka lalui dari perjalanan menuju kereta kuda, hingga beberapa menit lalu seakan-akan lenyap tak pernah terjadi apa pun. Dan siapa yang akan mengira jika situasi yang tadinya riang gembira kini kian mencekam dan penuh ketegangan baik Helio mau pun William
"Maaf mengganggu Anda yang sedang belajar, Putri."Ya, Sesaat setelah Helio meminta untuk mempersiapkan keberangkatannya besok ke kediaman Foster, para pelayan langsung mempersiapkannya malam itu juga, berjaga-jaga jika Helio nantinya benar-benar akan pergi di waktu fajar. Tentu saja, menempuh perjalanan ke kediaman Foster tidak dekat. Helio memilih untuk melewati jalan pintas yang diberi tahu oleh Mikhail pada Althea. Jika kalian bertanya, dari mana Helio mengetahuinya? Tentu saja ia menguping pembicaraan Mikhail dengan ajudannya saat akan pergi ke kediaman Foster beberapa bulan yang lalu. Walaupun itu adalah insiden yang tidak disengaja, sebab Helio tidak berniat menguping, tapi suara mereka telah terdengar karena saat itu lelaki itu sedang melewati kamar Mikhail.Berbicara tentang Mikhail, saat ini ia sedang berada di wilayah selatan dari Kerajaan Hymnea, yaitu Kerajaan Karsari, di mana akhir-akhir ini kedua kerajaan ini sedang membuat kesepakatan kerja sama. Namun, entah mengapa p
Sesaat setelah Helio selesai dengan perkataannya, Althea mau tak mau dibuat merinding untuk mendengarnya. Ia tidak menyangka bahwa Pangeran William mempunyai maksud tertentu, dan ternyata sudah direncanakan sejak lama. Masalahnya, dari mana dan apa sebenarnya tujuan dari Pangeran William? Apa ia mau mengusir Helio seperti saat Selir Livia dulu mengusur Helio? Althea sungguh tidak habis pikir."Apa tujuan Pangeran William melakukannya? Jika ia tertarik pada takhta, harusnya Pangeran mengincar Mikhail, bukan Anda," gumam Althea."Entahlah, aku juga tidak bisa memahami jalan pikirannya. Tetapi tampaknya, tujuannya bukan takhta," Helio menyesap tehnya, lalu meletakkan cangkirnya bersamaan dengan lanjutan ucapannya, "melainkan sihir."Althea terdiam sejenak. "Sihir. Jika begitu tujuannya, apa dia mengetahui sesuatu tentang penyihir agung?" Helio mengangkat bahu. "Mungkin saja dia mengetahuinya. Dari cara bicara dan tatapannya, aku yakin dia adalah orang yang mengetahui sihir dengan luas."