Kencana menyadari jika tepat disamping mereka terdapat sebuah Gua, dirinya berniat memasuki Gua yang tampak terlihat sangat menyeramkan. Kencana segera menggendong Lengkukup untuk mengobatinya kembali didalam Gua, akan tetapi baru bebarapa langkah Kencana Emas menuju Gua itu, tampak beberapa tulang belulang yang cukup besar berserakan.
Kencana Emas menduga jika didalam Gua itu ada sesuatu yang bernyawa, Kencana Emas berteriak dengan keras seolah memanggil penghuni Gua itu keluar, seketika itu teriakkan Kencana Emas mendapat tanggapan dari penghuni Gua.
Suara raungan menggema didalam Gua diiringi sesosok yang menyeramkan menampakkan kaki kakinya yang begitu besar, mata yang mengeluarkan cahaya kemerahan, seketika melotot kearah Kencana Emas tetapi Kencana Emas membalas dengan tatapan dingin sorot mata itu tanpa bergeming sedikitpun.
Sosok itu rupanya siluman lumut yang hampir berumur 100 tahun, keberadaanya sudah se
Kencana menjadi satu dari sedikit orang yang selamat dari desanya, karena selama ini Kencana pergi bersama sang guru sebagai pengembara, dengan niat membalaskan dendam Kencana menghabiskan hampir seluruh waktu, untuk berlatih tenaga dalam dan seni bela diri. Hingga dia berhasil mengumpulkan 50 lingkaran tenaga dalam hanya dalam waktu 20 tahun, pada akhirnya Kencana tidak pernah merasakan hal yang dianggap mudah oleh kebanyakan orang seperti cinta. Kencana Emas tidak ingin jika Langkukup bernasib sama dengannya, tanpa menunggu lagi Kencana membuka kantong kulit yang masih terikat. Kencana sedikit merasa aneh, terlihat kantong kulit yang sebelumnya basah oleh darah dari tubuh Lengkukup kini sudah kering bahkan tidak ada noda sedikitpun. Perlahan Kencana memegangnya, terbesit dipikiran Kencana untuk memakainya sendiri supaya bisa membalaskan dendam pribadinya. Akan tetapi tentu Kencana tidak ingin Lengkukup mati karen
Sosok itu kembali berkata yang membuat Kencana sedikit merasa ketakutan, karena telah membangkitkan salah satu iblis kemuka bumi. Namun Kencana masih sedikit tenang, mengetahui jika hati iblis itu dapat dikendalikan dengan Kitab Surgawi yang kini berada disekitar Lembah Siluman. Kencana hanya butuh waktu sampai Lengkukup berusia 20 tahun, sementara Lengkukup sekarang masih berumur 7 tahun, Kencana menebak jika dirinya harus mendapatkan Kitab Surgawi paling lambat 12 tahun lagi karena 1 tahunnya pasti digunakan untuk persiapan. Kini hati iblis yang sudah bangkit itu sangat menyesal karena telah mendapat wadah yang salah dan terjebak didalam tubuh Lengkukup. “Kau pasti penyebabnya? Kau harus membayar semua ini!” Tiba-tiba sosok yang mengambil alih tubuh Lengkukup kemudian menyerang Kencana Emas tanpa perhitungan. Gerakkannya sangat lincah, dan memilki pola yang aneh, Kencana Emas hampir t
Kencana sangat terkejut mendapati Lengkukup sudah sadar bahkan kondisinya jauh lebih baik, dan yang lebih mengejutkan bagi Kencana adalah kekuatan dari Lengkukup. Kencana menebak jika hati iblis telah menyatu dengan Lengkukup sehingga Lengkukup mempunyai kekuatan yang sangat besar, mata Kencana berkaca-kaca mendapati hal itu, tidak pernah diduganya Lengkukup akan sembuh dengan sangat cepat. Kencana ingin bertanya kepada Lengkukup tetapi belum sempat Kencana membuka mulut puluhan siluman yang tersisa menyerang mereka berdua secara bersamaan. “Biar aku atasi sendiri paman..!” ucap Lengkukup sangat percaya diri seraya menyambut siluman yang datang. Beberapa siluman yang menyerang sempat merasa ragu menghadapi Lengkukup, tetapi mereka tetap menyerang karena rekan mereka sudah terlalu banyak yang tewas ditangan Kencana Emas. Mendapati hal itu Kencana tidak ingin berdiam diri, terlebih deng
Kencana tiba dihadapan Lengkukup yang telah terjatuh sebelumnya, nafas Lengkukup sangat memburu tetapi perlahan membaik, dirinya membuka mata dan mendapati Kencana Emas tengah memeriksa dirinya. Lengkukup tidak begitu peduli dengan kehadirian Kencana yang mungkin sedang berhati-hati dengannya, yang Lengkukup rasakan sekarang ialah nyeri disekujur tubuhnya. Bahkan tangan Kencana sempat ditepis hanya karena Kencana membantu Lengkukup sekedar untuk duduk saja. Kencana ingin membantu, karena merasa iba dengan keadaan yang tengah dirasakan oleh Lengkukup. “Leng, biarkan paman sedikit membantu!” ucap Kencana lirih. “Tidak usah paman, aku masih bisa berdiri…” sahut Lengkukup dengan tertatih menguatkan kakinya seraya berdiri. “Leng, jika kau merasa susah paman selalu ada untukmu. Paman berjanji demi dewa kayangan!” Batin Lengkukup bergejolak setelah Kencana berkata demikian, tiba-tiba
Lengkukup terdiam mendengar sosok yang menyerupai dirinya secara terang-terangan menawarkan diri untuk membantu Lengkukup dalam membalaskan dendam. Namun belum sempat Lengkukup menjawab, tiba-tiba pandangan Lengkukup kembali seperti semula dengan Kencana Emas yang sedang bermeditasi didepannya, “Sukurlah kau tidak apa-apa!” ucap Kencana. Dengan cepat Kencana memeluk erat Lengkukup yang membuatnya sedikit tersedak karena nafas yang tersangkut. Kencana benar-benar merasa hawatir dengan keadaan Lengkukup sekarang yang belum bisa mengendalikan dirinya sendiri. Kencana menyadari jika cepat atau lambat hati iblis akan segera mengusai tubuh Lengkukup, dengan kejadian itu Kencana tidak akan tinggal diam dan akan segera menemukan cara yang tepat untuk membuat penangkal sementara waktu. “Sudah berapa lama aku tertidur paman?” ucap Lengkukup ketika mendapatkan kesadarannya kembali. “Aku rasa
Lengkukup sedikit terkejut mendengar pertanyaan Kencana yang seakan menuduhnya mencuri jurus yang telah dia peregakan sebelumnya. Dengan penuh keraguan Lengkukup menjelaskan jika dirinya merupakan anak yang mempunyai kemampuan husus, terlebih dia menjadi korban hinaan bagi kebanyakan orang yang merasa iri hati kepada dirinya. Mendengar jawaban dari Lengkukup membuat Kencana bertambah penasaran sekaligus antusias, akan tetapi Kencana tidak sepenuhnya percaya dengan pernyataan yang Lengkukup berikan sebelum dia mencobanya sendiri. “Benarkah demikian, coba kau perhatikan…!!” ujar Kencana seraya memainkan jurus pedang miliknya. Dengan lincah Kencana memainkan pedang pusaka miliknya, hingga membuat Lengkukup terperanga, tidak hanya satu jurus, Kencana bahkan memainkan tiga jurus sekaligus lalu mengakhirinya dengan berseru lantang, “Badai Menerpa…” Dari jurus yang dilakukan Kencana membentuk
Hutan ilusi ialah tempat terkuburnya para siluman yang merasakan penderitaan selama hidupnya, tempat itu dijadikan sebagai tempat terakhir mereka yang sudah tidak ingin menjalani hidup sebagai siluman. Banyak hal yang menyebabkan siluman tidak lagi ingin hidup, salah satunya ialah penindasan yang dilakukan siluman tingkat tinggi. Mereka yang berada di hutan ilusi akan mendapatkan kebahagian sesaat yang tidak pernah mereka rasakan sebelumnya. Sebagai gantinya jiwa mereka akan dimakan oleh penguasa hutan ilusi yang dikuasasi oleh 2 siluman akar . Siluman akar termasuk salah satu siluman tinggkat tinggi yang dapat berubah bentuk sesuai selera mereka. Ketika memasuki hutan ilusi Lengkukup merasakan ada yang aneh ditempat itu, sekilas tempat itu tidak asing baginya, ada begitu banyak orang, serta keramaian yang sangat akrab bagi Lengkukup. “Benarkah aku telah kembali…” batin Lengkukup.
Kencana semakin waspada menyadari Lengkukup kini benar-benar kehilangan kendali dirinya, dengan cepat Kencana mempersiapkan diri dengan segel kutukan ditangannya, akan tetapi gerakan Kencana tidak begitu cepat sehingga dapat dibaca dengan mudah oleh Manggala. Dengan secepat kilat Manggala menangkap leher Kencana tanpa bisa menghindari terlebih dahulu. Manggala kemudian berkata, “Belum saatnya!!”. Kencana berusaha melepaskan diri dengan menggunakan segel kutukan yang membuat Manggala tersenyum sebelum hilang dan kembali pada diri Lengkukup. Kencana sempat berfikir kenapa Manggala tidak membunuh dirinya namun pikiran itu segera ditepis oleh Kencana yang merasa itu tidaklah penting. Kencana Emas memijat lehernya beberapa kali, yang masih terasa sakit karena cengkraman yang begitu kuat melingkar dileher Kencana sebelumnya. “Jika terlambat sedikit saja, nyawaku bisa dalam ba