Gerald bergegas meninggalkan ruang restoran. Naomi dan ketua asrama Gerald, Harper, berusaha mengejarnya. “Gerald! apa yang kau lakukan? Aku tidak bilang kalau aku tidak suka kado darimu!” suara Naomi terdengar cemas. “Gerald, jangan pergi. Tinggallah dulu dan ikutlah makan bersama kami. Akan sangat membosankan kalau kamu nggak ada!” Harper menambahkan.Gerald membalas dengan senyum, “Kalian lanjutkan saja pestanya tanpa aku. Ada pekerjaan yang benar-benar harus aku selesaikan. Tapi satu hal yang aku harapkan dari kalian, kumohon percayalah, aku tidak mungkin membelikan barang palsu untuk Naomi.” Gerald tidak tahu apakah dua temannya itu mempercayainya. Dalam hati ia menyalahkan kakaknya yang memberinya kartu belanja dengan jumlah minimal transaksi yang terlalu besar, lima puluh ribu dolar. Meski Naomi dan Harper terus membujuknya untuk tinggal, Gerald tetap bersikeras memilih pergi.“Apakah si Gembel itu sudah pergi?” sambut Danny setelah Naomi dan Harper kembali memasuki ruang
Di saat yang sama, di dalam ruangan paling mewah di villa itu, seorang pria paruh baya dengan aura kharismatik sedang berbincang dengan para pebisnis. Dia adalah Tuan Lyle, pemilik Wayfair Mountain Entertainment di Mayberry Commercial Street, yang membuatnya otomatis menjadi orang terkaya di kota Mayberry. Secara mengejutkan, tiba-tiba Tuan Lyle berdiri dan berlari keluar ruangan dengan tergesa, tepat setelah dia menutup telponnya. “Ada apa, Tuan Lyle?” Rekan-rekannya bertanya heran.Di ruang depan, Sebastian baru akan berjalan menuju kamarnya ketika kemudian dia melihat Gerald kembali memasuki villa. ‘Untuk apa lagi pria penipu ini datang kemari?’ pikirnya. Dia lalu menawarkan diri untuk membantu Jane membereskan masalah ini.“Nona Jane, sebaiknya kau segera panggil petugas keamanan. Itu cara satu-satunya menghadapi si kampung ini!” Sebastian tersenyum dingin pada Gerald. Jane mengangguk setuju kemudian memberi isyarat kepada para petugas keamanan untuk mendekat. “Berhenti!”
Gerald menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.Padahal dia sudah berusaha menghindari Naomi dan teman-temannya, terutama Alice, yang terlihat tidak suka sejak awal mereka bertemu. Karena itu dia juga tidak mau membuang banyak waktu mencoba akrab dengannya. “Danny yang punya ide untuk pergi ke Emperor Karaoke di Mayberry Commercial Street ini. Jika kau masih berusaha kabur lagi kali ini. Kau bukan lagi temanku!” ancam Naomi. Dia memang tipikal gadis yang suka blak-blakan dan terbuka, bahkan seringkali tidak memperhatikan situasi. Karenanya dia tidak bisa memahami bahwa Gerald bukan dari strata yang sama dengan mereka. Ya, tentu saja sebenarnya sekarang sudah tidak lagi. Melihat Gerald yang hanya mematung tanpa berkata apapun, Naomi kemudian melanjutkan, “Okey, ayo pergi bersamaku dan ikut bersenang-senang! Aku tahu kau pasti takut Danny akan menyulitkanmu lagi kan. Kau tidak perlu khawatir. Jika dia berani berulah macam-macam lagi, aku bersumpah akan memberinya pelajaran!”Ger
Danny mencibir, “Ya, Gerald yang itu!”Nigel menunjukkan ekspresi wajah yang aneh dan menarik kembali uluran tangannya. Dia lalu menepuk pundak Gerald dan berkata, “Gerald, aku sudah mendengar tentangmu sejak lama. Aku juga sudah bertemu dengan mantan pacarmu, Xavia. Dia gadis yang sangat cantik. Aku juga mau minta maaf padamu karena saudaraku telah mengambil Xavia darimu. Dan jika kau mau bersenang-senang di Mayberry Commercial Street, sebut saja namaku. Kau akan mendapatkan diskon tiga puluh persen!” Nigel meminta maaf dengan sopan.“Oh, Nigel, percuma meskipun dia menyebut namamu, dia tidak akan mampu membayar apapun di sini.” Alice dan teman-temannya kompak tertawa.“Aku juga minta maaf. Ketika Yuri berkata bahwa dia jatuh cinta pada pacar orang yang malang, aku tidak menyangka kalau gadis yang dia maksud begitu cantik. Sampai kemudian suatu hari aku pergi ke kampusmu dan melihat Xavia sekilas. Ketika aku tahu bagaimana Xavia, kupikir kau pasti adalah orang berada.” Nigel berkat
Gerald segera menjelaskan pada Zack semua yang terjadi. Di seberang sana, Zack mengangguk-angguk paham.“Ngomong-ngomong, Zack. Apakah kau mengenal orang bernama Nigel Fisher? Aku dengar keluarganya adalah pemilik restoran di Mayberry Commercial Street.” katanya sambil mengernyitkan dahi. Dia sebenarnya bukan orang yang suka berpikiran jahat, tetapi kemudian dia ingat bahwa Nigel adalah orang yang menyuruh Yuri merebut Xavia darinya. Dia ingin tahu reaksi Nigel jika dia dan keluarganya kehilangan kekayaan mereka. “Nigel? Ya, ayahnya adalah salah satu bawahanku. Dan restoran yang dikelola keluarganya juga atas namamu. Apa dia melakukan hal buruk padamu?” Zack mulai curiga. Gerald belum sempat menjawab ketika kemudian Zack melanjutkan, “Aku tahu apa yang harus kulakukan, Gerald. Jangan khawatir. Aku akan urus semuanya!”***Sejujurnya, Gerald tidak tahu yang akan dilakukan Zack. Karena dia juga tidak tahu sejauh apa pengaruh yang dimilikinya. Ini kali pertama dia menggunakan identi
”Huh? Bagaimana itu bisa terjadi? Siapa lagi yang lebih berkuasa dan berpengaruh daripada Nigel di Mayberry Commercial Street? Harper, apakah kau berbicara tentang dirimu sendiri?” kata Danny mencemooh.Harper segera menjawab, “Aku tidak bilang bahwa itu aku, aku hanya ragu akan ini semua. Lagipula, tadi kita juga berusaha mencari bantuan dengan menghubungi orang-orang yang kita kenal. Mungkin kita harus mengecek barangkali sebenarnya ada teman kita yang menolong kita keluar dari masalah ini. Kita harus memastikan bahwa kita berterima kasih pada orang yang benar.”“Ya, apa yang dikatakan Harper memang masuk akal!” kata Alice dengan ekspresi wajah serius. “Baiklah kalau begitu. Kalian semua, coba hubungi lagi orang yang tadi kalian mintai tolong, jadi kita bisa tahu apakah benar Nigel yang menolong kita atau bukan.” lanjutnya.Semua orang di sana mulai membuka ponsel mereka dan menghubungi keluarga dan teman-teman mereka tadi. Saat itu, Gerald merasa sangat canggung. Apakah dia har
Gerald menyadari apapun yang Xavia katakan tentang foto itu adalah hanya alasan untuk bertemu denganya.Saat ini Gerald sama sekali tidak ingin bertemu Xavia. Gerald masih belum bisa melupakan rasa sakit hatinya, rasa sakit yang diakibatkan oleh rasa cintanya yang begitu besar ketika itu. Namun, Gerald juga tidak dapat membohongi dirinya sendiri bahwa di lubuk hatinya yang terdalam masih tersimpan rasa untuk Xavia. Mendengar nada putus asa dari Xavia, Gerald tidak sampai hati mendengarnya dan mendadak menyetujui permintan Xavia untuk bertemu.Gerald beranjak untuk mencari foto-foto yang selama ini dibiarkanya teronggok begitu saja di lemarinya selama beberapa waktu. Foto-foto kenangan Gerald dan Xavia ketika mereka menghabiskan waktu bersama di sebuah danau kecil dekat kampus. Dalam foto itu, tampak Xavia memeluknya dengan mesra sementara dirinya pun tengah merengkuh Xavia dengan kedua tanganya dan senyum manis tersungging dari bibirnya sambil kedua matanya menatap mesra Xavia.Namu
Xavia terpana melihat lembaran-lembaran uang yang bertebaran di tanah. Xavia benar-benar merasa bingung.Dia tidak menyangka bahwa kantong plastik sampah berwarna hitam yang dibawa Gerald berisi uang sebanyak itu! “Apa? Ini semua uang…” Xavia benar-benar tidak bisa berpikir lagi. “Gerald, dari mana kamu dapatkan uang sebanyak ini?” Alih-alih menjawab pertanyaan Xavia, Gerald tidak peduli dan langsung berjongkok memunguti seratus ribu dolar yang bertebaran di tanah. “Apa pedulimu? Katamu aku ini tidak berarti buatmu karena aku hanyalah seorang lelaki miskin?” Setelah berkata demikian, Gerald berbalik untuk pergi. Kali ini Xavia sudah benar-benar tidak bisa mengontrol dirinya lagi. Kalau Gerald benar-benar miskin dan dia benar-benar membeli tas itu menggunakan one-time shopper’s card, Xavia tidak akan pernah menyesali putusnya hubungan mereka. Dia tidak akan pernah menyesalinya!Namun, ternyata sekarang Gerald punya uang tunai sebanyak seratus ribu dolar.“Gerald,