Sepanjang jalan, kami memilih berkaraoke ria. Seperti biasa selera musiknya yang ringan dan lebih mirip cewek membuatku gampang untuk karaoke karena akupun juga hapal. Kalau sewaktu aku tidak hapal, cukup googling dan kutemukan full liriknya.
"Sebenarnya kamu mau membawaku kemana?" tanyaku kepadanya. Armando menjawab, "Ada deh. Lihat aja nanti."
Mobil kami melaju menuju ke arah pusat kota. Aku melihat mobil banyak lalu lalang dan kuperhatikan Armando dalam menyetir. Mungkin kucing pun tak akan percaya dia anak mafia. Dia taat lalu lintas.
"Kamu benar-benar taat lalin ya Armando. Ngga akan ada yang percaya kamu adalah seorang Cassano." Armando tertawa dan menjawabku, "Ngga mau ada urusan ama polisi."
Aku mencibir, "Uh alibi!" Armando tertawa lagi.
Armando membawaku ke sebuah gedung tertinggi yang terletak di pusat kota. Aku segera turun dan memandang ketinggian gedung itu. Jadi ini gedung yang aku lihat di visual Armando.
Malam itu aku tidak dapat tidur. Aku terus teringat kata-kata Armando di lantai 70, terutama mengenai pelelangan. Apa memang keluarga Cassano yang bertanggung jawab mengenai hal itu? Kalau memang benar, mungkin misiku ini ibarat peribahasa sekali mendayung tiga pulau terlampaui. Aku mencoba memejamkan mataku, mengatur posisi bantal guling, sampai dengan mencoba menghitung domba. Namun semuanya gagal. Mungkin aku harus membicarakan hal ini dengan Alexander supaya aku lebih tenang. Aku segera berdiri dan keluar kamar. Lampu-lampu sudah dipadamkan dan aku menyalakannya kembali. Aku ambil minum sebentar di dapur lalu aku segera beranjak ke kamar Alex. Kucoba buka pintunya namun terkunci. "Alex... Alex..." Kataku pelan sambil mengetuk pintunya. Namun tidak ada jawaban. Kuketuk sekali lagi. Tetap sama. Aku mencoba menyapa Alex melalui pikiranku,"Alexander, kamu masih bangun?"Lalu kudengar suara langkah kaki dari dalam kamar. Alex membuka pintunya.
Omerta atau sumpah tutup mulut adalah sumpah yang diucapkan oleh calon anggota klan mafia atau mafioso sebagai tanda kesetiaannya kepada klan dimana dia tidak akan membocorkan rahasia klan kepada pihak manapun. Di klan Gambino, tanda Omerta akan ditatto di lengan kanan anggota yang berbentuk seperti lambang omega. Pengucapan sumpah omerta disaksikan oleh semua anggota klan dan disahkan oleh ketua klan. Jujur saja, aku benar-benar nervous saat ini bukan karena sumpahnya melainkan tattonya. Konyol memang tapi itu adanya. Membayangkan diriku akan ditusuk jarum membuatku merinding. Annabeth Russo anak Clarissa Cassano takut jarum!. Mungkin itu akan jadi kabar hangat yang akan beredar setelah sumpah itu diucapkan dan aku akan menjadi bahan tertawaan semua orang.Stay strong Anna! Kamu pasti bisa! Kamu uda ngalamin hal-hal yang jauh lebih buruk dibanding hanya sekedar ditusuk jarum.Aku berusaha memotivasi diri sendiri Kulihat jam menunjukkan puk
Aku terbangun dengan keringat dingin. Semalam aku mimpi buruk tapi aku lupa mimpinya apa.Sial! Aku jadi melek banget sekarang!.Aku langsung melihat ke arah jam dinding. Waktu menunjukkan pukul 2 pagi, tapi aku merasa mataku sangat segar. Kucari-cari hp di meja samping tempat tidurku dan kubuka notifikasi. Ada tiga pesan yang masuk di hpku.Mama: Selamat ya sayang. Lucas memberitahuku mengenai inagurasimu.You did a really good job. I'm so proud. Besok pagi mama mampir ke rumah ya.Lucas: Anna, baru tadi ketemu dan aku sekarang benar-benar merindukanmu. Ku tunggu telponmu besok pagi.Armando: Anna, jadi besok? Kujemput sorean ya jadi kita bisa makan malam dulu.Dari ketiga pesan itu, aku hanya membalas pesan dari Armando. Aku mengiyakan ajakannya,namun sebelumnya aku harus berbicara dengan mama terlebih dahulu.Mataku terbuka sangat lebar. Aku benar-benar tidak bisa tidur lagi. Alhasil kubuka game yang ada
Setelah mengantarkan Anna pulang, Armando segera pulang juga ke rumahnya. Sepanjang perjalanan dia teringat kerjadian dengan Anna. Dia mengutuki dirinya sendiri dan keluarganya. Pikirannya benar-benar kalut. Jadi keluarganyalah yang penyebab Anna menderita dan penyebab bertemunya Anna dengan Lucas. Seandainya Lucas tidak ada di kehidupan Anna, maka Armando lah yang akan bertemu dengan Anna untuk pertama kalinya.Armando segera meminggirkan mobilnya di pinggir jalan. Dia menarik nafas panjang. Dia terdiam cukup lama. Pikirnya dia harus berbuat sesuatu. Akhirnya dia menelepon Lucas."Hallo," terdengar suara Lucas di sebrang sana."Lucas, kita perlu ketemu. Ini tentang Anna."Terdengar suara Lucas menarik nafas panjang. Dia bertanya, "Ada apa dengan Anna?""Aku tahu semuanya. Mari bertemu," jawab Armando tegas.Lucas menjawab,"Okay sekarang saja. Kita ketemu di kelab Medusa. Tau kan?""Iya tahu kok. Aku meluncur k
Aku tak kuasa menolak ciuman Lucas. Penuh gairah, memabukkan, sangat gentle. Lidahnya memasuki mulutku seperti singa lapar. Selama berciuman, kami membaca pikiran satu sama lain. Aku tahu apa yang diinginkan Lucas dan Lucas pun tahu apa yang aku inginkan. Tak perlu bicara. Hanya tindakan.Lucas segera menyandarkanku ke tembok sambil terus menciumku. Tubuhnya melekat dengan tubuhku dan aku bisa merasakan hangatnya walaupun dibatasi oleh pakaian yang cukup tebal. Sesaat dia mengerang menikmati ciuman ini. Aku tahu dia berusaha keras mengontrol libidonya. Beberapa kali tangannya tanpa sengaja mulai eksplor tubuhku, namun dia kemudian menariknya kembali.Aku melepaskan ciumannya. Dia terlihat bingung, "Ada apa Anna?" Lucas memainkan rambutku."Lucas, kamu cemburu karena Armando?"Lucas terlihat kecewa aku melepaskannya. Dia diam sejenak sambil terlihat menimbang-nimbang jawaban apa yang akan diberikannya kepadaku. Lalu dia menatap mataku dan memegang tanganku
"Tante cuman pengen dua hal. Yang pertama, deketi papamu dan cari tahu semua hal mengenai papamu, termasuk rahasia-rahasia yang disembunyikannya. Bukan bermaksud menjegal papamu, tapi tante ingin buktikan kalau kamu memang layak menggantikan Angelo. Ingat kalau tante itu sebenarnya sudah tahu rahasia papamu, tapi tante hanya memastikan kamu tahu semuanya juga. Jangan sampai ketika ada pergantian kepemimpinan, banyak bawahanmu yang menyembunyikan sesuatu dan malah jadi bumerang buatmu. Kamu bisa diskusikan apapun dengan tante. Tante dengan senang hati akan ngajarin kamu bagaimana seharusnya bersikap dan berbisnis."Armando berpikir sejenak. Dia mengangguk kecil. Pikirannya mulai melayang ke beberapa bisnis gelap Angelo. Clarissa melirik Alex dan dan melemparkan isyarat pada Alex untuk membaca visual Armando.Armando kembali fokus pada Clarissa dan bertanya lagi," Lalu apa yang kedua?""Yang kedua lebih terkait perasaan anakku. Kalau memang Anna memilih untuk bers
Alex mengetuk pintu rumah keras-keras. Aku dan Lucas terkejut. Kulangkahkan kakiku menuju pintu dan kubuka pintu. Kulihat Alex sudah tampak segar dan bersih. "Apa dia tidur tempat mama?" Pikirku.Seperti biasa, Alex pasti bisa membaca pikiranku. Dia menjawab singkat,"Iya dong. Aku tidur di kamar hotel mewah.""Dasar tukang pamer!" kataku kesal.Alex tertawa keras. Dia segeramasuk ke dalam rumah dan bertanya kepadaku, "Mana Lucas?""Itu ada di ruang makan," jawabku singkat.Alex tersenyum. Dia langsung berjalan menuju ruang makan masih dengan pakaian lengkap semalam. Dilihatnya Lucas masih berantakan seperti bangun tidur. Aku menyusul di belakang Alex. Aku menarik jaket Alex dengan paksa."Anna, yang lembut dong," kata Alex kepadaku.Aku tidak mempedulikan perkataannya. Jaket Alex sekarang sudah ada di tanganku dan aku segera menaruhnya di keranjang laundry. Melihat itu, Lucas tertawa. Alex pun cengar-cengir."Wah
Lucas dan aku segera keluar dari kamar terburu-buru sampai kami bertemu Alex dengan kaleng soda di tangan kanannya. Alex menatap kami dengan senyuman penuh arti seolah ingin memberitahuku bahwa dia mengetahui semuanya. Jantungku berdegub kencang melihat kakakku. "Apakah dia tahu?"pikirku."Tentu saja aku tahu," jawab Alex tiba-tiba. Sial! Aku sampai lupa kalau semua penduduk rumah ini adalah mind reader. Alex tertawa melihatku. Alex melihat kami berdua dan bertanya, "Kalian lama banget tadi di kamar. Seru pembicaraannya?"Lucas memegang tanganku. Aku menoleh ke arahnya. Dia terlihat percaya diri dan berkata pada Alex, "I'm dating your sister now (Aku sekarang berkencan dengan adikmu.)"Alex terbatuk-batuk mendengarnya. Kurasa soda yang ada di mulutnya membuatnya tersedak karena salah arah. Alex mencoba mengendalikan aliran soda dalam mulutnya itu. Lalu dia tersenyum penuh arti dan memandang kami dari atas sampai ke bawah. Aku men