Matahari bersinar terang. Cahayanya yang terang membangunkanku pada pagi hari itu. Hari minggu pagi adalah hari yang paling dinantikan oleh semua orang, terlebih kaum muda-mudi. Hari ini aku berencana mengajak Elena untuk pergi jalan-jalan ke pantai. Segera aku bergegas untuk mandi dan juga berpakaian rapi. Setelahnya aku segera menuju ke rumah Elena.
" Wah, cepat banget kamu datangnya! ". Elena terkejut bahwa aku datang lebih cepat daripada hari-hari yang lain.
"Iya dong, demi kamu apasih yang enggak Elena! ". Jawabku kepadanya.
"Yaudahlah ayo,nanti keburu ngantri di loket karcis masuk, mau jam berapa kita dipantai? ". Elena tersipu malu, pipinya memerah. Tetapi Elena segera mengalihkan pembicaraannya untuk mengajakku segera bergegas pergi kepantai.
Lalu bergegaslah kami pergi ke dalam area pantai setelah kami membeli tiket masuk.
Kami berjalan-jalan seharian menyusuri pantai. Hari ini sungguh hari yang begitu berharga, karena tanpa disadari oleh Elena,aku berencana untuk melamarnya saat ini juga.
"Bisa nggak kamu tutup matamu sebentar?". Aku menyuruh Elena untuk memejamkan matanya.
"Buat apa Joshua? Jangan aneh-aneh ya, tolong! " . Elena seolah-olah takut aku akan berbuat iseng kepadanya.
"Aku ada surprise buat kamu,Elena!. Jadi percaya deh sama perkataanku. Come on, quickly to close your eyes ! ". Sekali lagi aku menyuruh Elena untuk memejamkan matanya.
"Ok, udah nih. Mataku udah aku tutup. Sekarang mana ya, surprisenya? ". Elena sedikit merasa kesal padaku.
"Tunggu ya. Tada...!!!, come faster open up your eyes.
" Astaga...oh my God !. Ini apa Joshua. Please explain this to me". Elena hanya bisa terperangah karena aku memberikannya sebuah cincin berlian dihadapannya.
" This is the surprise that I told you just now. Will you marry me Elena? ". Aku tanpa basa-basi segera mengutarakan niatku kepada Elena untuk menjadi istriku.
"Ofcourse I will, Joshua". Elena pun menangis haru bahagia karena tepat setelah tiga setengah tahun kami saling mengenal,aku memberanikan diriku untuk mengajaknya menikah.
Hari ini merupakan hari yang begitu berharga karena sebulan setelahnya kami menggelar acara pernikahan kami.
Aku sungguh beruntung karena memiliki seorang istri yang begitu menyayangiku. Elena adalah sesosok seorang wanita yang sangat tulus. Wanita yang tidak akan pernah bisa aku temui lagi jika aku mencari-cari jika sampai ujung dunia ini. Meskipun hari-hari setelah pernikahan,nyatanya aku mulai sibuk dengan duniaku sendiri.
Cinta tak akan pernah salah kepada siapapun pemilik sejati cinta itu. Memang kami ditakdirkan untuk bisa bersama-sama didalam setiap keadaan. Nyatanya kami selalu bersama sampai maut memisahkan kami. Itulah cinta sejati kami. Seorang Elena adalah wanita impian setiap laki-laki,karena mungkin didunia ini hanya dialah wanita yang hebat menurut versiku , selain ibuku tentunya.
Entah kenapa setelah menikah,aku begitu jarang memberikan Elena waktu-waktuku yang hanya kuhabiskan untuk segala kesibukan pekerjaan-pekerjaanku. Jikalau Tuhan tidak mengijinkanku untuk kembali lagi ke dunia ini, bahkan disurga sekalipun aku tidak merasa bahagia. Karena waktu yang seharusnya untuk Elena dan Luna hanya kubuang percuma begitu saja.
Takdir dari Tuhan?? Bisa jadi. Seseorang diberikan kesempatan kedua,aku tidak tahu siapa saja selain diriku yang beruntung mendapatkan kesempatan itu. Tuhan itu sungguh-sungguh baik. Saat aku mengira Dia hanya membiarkanku terpuruk,nyatanya tidak. Bahkan malaikat kematian yang menemaniku yang telah dikirimkan oleh Nya justru menjadi kawan dan temanku.
Hari ini adalah hari senin yang sepertinya akan cerah seharian. Tidak ada tanda-tanda akan turun hujan. Elena sudah bergegas untuk bangun pagi hari ini untuk membuat sup abalone kesukaan suaminya. Semua bahan-bahan sudah dia persiapkan. Dan singkatnya, sup abalone itu sudah hampir matang dan bisa dia hidangkan ke atas meja makan segera. Tetapi saat jam dinding sudah menunjukkan waktu pukul enam lewat tiga puluh menit, Joshua baru saja selesai berganti pakaian setelah mandi. "Pa, makan dulu ya sup abalone kesukaan kamu!. Sebentar lagi sudah matang, kok Pa. Lima menit aja! ". Ucap Elena pada Joshua yang seolah terburu-buru untuk segera pergi menuju ke sekolah tempat nya mengajar. "Papa kayaknya terlambat, hari ini Ma. Padahal harusnya Papa bisa pergi lebih awal. Mungkin gara-gara aku sedikit begadang buat nonton pertandingan sepak bola semalam!". Jawab Joshua sambil sedikit tergesa-gesa untuk memakan dua keping roti tawar dan segelas susu saja. Tanpa sempat
Saat Elena hanya bersama-sama dengan Luna saja, hari-hari Elena seolah-olah berlalu tanpa ada artinya. Begitu berat menjadi seorang ayah sekaligus ibu bagi anak kami satu-satunya. Tetapi Elena tidak pernah mengeluh sedikitpun. Semua hal Elena kerjakan untuk menghidupi dirinya dan juga putri kecilnya. Karena santunan kematiannya Joshua tidaklah bisa digunakan dalam waktu yang lama.Dengan bekerja membawa Luna kecil sudah biasa bagi seorang Elena. Meskipun hari-hari yang dilalui seorang Elena tidaklah mudah,tetapi Elena begitu beruntung selalu mendapatkan boss yang baik hati yang mengijinkan dia membawa Luna sembari bekerja. Hari demi hari Elena jalani dengan tabah dan sabar meskipun didalam kesendiriannya sebenarnya Elena selalu merindukan sosok Joshua untuk berada selalu disampingnya."Luna, Mama nanti belikan Luna snack kesukaan Luna ya, sepulang Mama kerja! ". Dan Luna pun mengangguk pertanda mengerti instruksi dari Mamanya. Elena menghadiahkan Luna makanan kes
Elena terus dan terus melalui hari-harinya yang sendirian tanpa seorang Joshua disampingnya. Hari-hari itu hanya berlalu begitu saja seolah-olah memang tiada arti. Sehingga tak terasa Luna beranjak semakin dewasa. Luna tumbuh menjadi seorang perempuan yang cantik dan juga baik hati sama seperti Mamanya. Dan setelah sekian lama Elena bekerja kepada orang lain, akhirnya Elena bisa membuka rumah makan kecil-kecilan atau sebut saja warung sederhana. Perlahan tetapi pasti, mulailah berdatangan pelanggan warung makan Elena. Bunga tulip bunga favorit Elena,meskipun hanya sekedar bunga imitasi ,selalu Elena pajang disetiap sudut warung sederhananya. Sehingga menambah kesan manis pada setiap sisi warung makannya. Seperti biasanya,sup abalone kesukaan Joshua adalah menu pendamping utama favorit setiap pelanggan mereka. "Saya pesan sup abalone ya Luna satu porsi !". Ucap salah seorang pelanggannya. "Baik, Tante tolong ditunggu ya sup abalone nya. Seger
Hari ini adalah hari minggu pagi yang cerah. Elena dan juga Luna begitu bersemangat karena hari ini adalah hari dimana mereka meluangkan waktu sejenak untuk melepaskan rasa penat setelah sekian lama mereka hanya menghabiskan waktu berada diwarung makan sederhana mereka."Luna,pantai ini begitu indah bukan?. Ini adalah pantai yang penuh dengan kenangan bagi Mama dan juga Papamu. Dahulu kala Papamu melamar Mama dipantai ini. Banyak kenangan berharga ternyata bagi Mama tersimpan disini! ". Ungkap Elena kepada putrinya Luna."Pantai ini memang indah, Ma. Luna ingin Mama tahu bahwa meskipun Papa sudah tidak berada disisi kita saat ini ,tetapi Luna yakin bahwa Papa pasti sangatlah bahagia diatas sana melihat kita selalu perlu memiliki satu sama yang lainnya. Karena pada kenyataanya Luna sangatlah bangga memiliki seorang Ibu seperti Mama. Mama adalah seorang superhero bagi Luna, Ma!". Lunapun memeluk Elena dan memberikan kecupan dipipinya.Sementara i
Elena dan juga Luna kembali beraktifitas seperti biasanya. Pagi hari saat mentari belum bersinar,mereka sudah bergegas menuju warung sederhana mereka. Bukan mengejar hasil dari penjualan,tetapi karena banyak pelanggan setia mereka sudah siap menunggu meskipun terkadang warung makan Elena belum saatnya buka. Elena dan juga Luna merasa bahagia karena meskipun tidaklah banyak uang hasil dari berjualan makanan di warung sederhana mereka,mereka bahagia karena mereka bisa berbagi kebahagiaan kepada para pelanggannya lewat cita rasa masakan dari warung makan mereka. "Hai,selamat pagi Ibu Elena dan kak Luna,jam berapa ya warung Ibu buka?. Ibu saya menyuruh saya untuk segera bergegas kemari,dia takut kalau nanti saya tidak cepat pulang karena terlalu lama menanti pesanan di antrian pembelian masakan yang selalu dimasak oleh Ibu Elena ". Tanya seorang gadis seusia Luna yang memang selalu hampir tiap hari pergi ke warung sederhana Elena. Karena Ibu gadis itu begitu menyukai mas
Dan melangkahlah Joshua kedalam warung sederhana milik Elena itu. Hatinya masih saja was-was kalau saja Elena menyadari kehadirannya. Tetapi bisa jadi mungkin keberuntungan masih berpihak kepadanya. Ternyata, Luna yang kebetulan sedang merapikan meja nomor 1, posisi meja serta kursi-kursi itu yang berada tepat disebelah samping kanan depan pintu masuk warung makan sederhana mereka itu. Sambil mengarahkan pandangan matanya kedalam dapur warung makan itu, Joshua dikagetkan oleh sapaan Luna yang tiba-tiba saja terdengar olehnya. " Wah bapak cepat sekali mengantarkan pesanan bunga milik ibu saya !. Pas sekali saat ini sedang tidak banyak pelanggan yang datang. Bapak mau minum apa,biar saya ambilkan !". Ucap Luna kepada Joshua. " Ah, janganlah repot-repot,nak !. Bapak pamit pulang ya !. Bapak tidak enak hati karena setiap kali bapak mampir,pasti kamu selalu menawarkan bapak minuman ". Balas Joshua kepada Luna yang merasa sungkan sekaligus takut kalau
Mengantarkan pesanan bunga adalah pekerjaan yang sudah biasa dilakukan olehku,Joshua. Berbanding terbalik dengan indah dan segarnya warna-warna bunga itu,hari-hariku hanya berlalu begitu saja seolah-olah terasa hambar dan tanpa warna. Bukan aku tidak menyukai kesempatan kedua yang diberikan Tuhan kepadaku,tidak. Bukanlah itu. Hanya saja aku terus saja berfikir kapankah bisa hari-hari ku yang lainnya bisa aku lewati bersamanya." Joshua, kenapa wajahmu sedari kemarin terlihat lesu? ". Ujar Mr Black heran." Ah....,aku hanya memikirkan Elena. Rasanya ingin segera aku menghampirinya dan juga memeluknya. Tetapi pasti bukanlah saat ini. Bagaimanakah Elena bisa menyadari kehadiranku tanpa aku memberitahukan langsung kepadanya, Mr Black? ". Balas Joshua kepada Mr Black sedih." Yah....hmmm !.Sabar Joshua. Kurasa pelan-pelan kau harus memikirkancaranya! “. Bukan aku tidak mau mem
" Joshua, bagaimanakah kira-kira perasaanmu saat ini ?. Apakah kau merasa sedih melihat mereka berdua yang selalu merindukanmu saat mengunjungi makammu ini ? “. Tanya Mr Black penasaran kepada Joshua seraya memperhatikan Luna dan juga Elena dari kejauhan.“ Kurasa rasa sedih itu sudah melekat kepadaku sedari lama, Mr Black !. Ingin rasanya segera aku menghampiri mereka dan memeluk mereka berdua dengan erat. Tapi bukanlah saat ini,kan ?”. Balas Joshua yang lesu karena rasa sedihnya itu. “ Aku rasa pasti Elena segera menyadari kehadiranmu,Joshua. Bersabarlah saja. Dan temukanlah cara untuk Elena bisa menyadari k