akaaak terima kasih sudah membaca ya jangan lupa follow 1nst4gram othor @almiftiafay dan baca juga buku saya yang berjudul DIBUANG KELUARGA DINIKAHI PEWARIS TERKAYA 🤗
“Bicara apa manusia satu ini!” Lim, bodyguard yang membersamai Neo tentu saja langsung marah mendengar apa yang baru saja disampaikan oleh pria itu. Ia meraih kerah kemeja Selim, menariknya bangkit dan mendorongnya menjauh dari hadapan Neo. “Apa yang kamu bicarakan, hah?!” tanyanya sekali lagi. Sepasang matanya yang terlihat seperti mata elang menerpa Selim dengan penuh amarah. Lim tahu betul siapa Selim, siapa yang menyebut dirinya sebagai ‘Paman’ di depan Neo ini. Lim dan anak buah Alex yang lain ditugaskan untuk mengamankan ruang rawat Neo dan Lara bukan tanpa alasan. Itu karena pria di hadapannya ini! Yang rasanya sudah sangat Lim ingin patahkan rahangnya karena sudah bicara sembarangan di depan Neo. Jika tak ingat ia harus bersikap baik dan seolah tak terjadi apapun, ia bahkan bisa membanting pria ini hingga patah punggungnya sekarng juga. “Yah! Aku hanya mengatakan kebenaran kok,” ujar Selim dengan santainya. Menepis tangan Lim yang masih bertengger di kerah kemeja yang i
Alex benar-benar sangat ingin mengumpat mendengar apa yang dilakukan oleh si Selim itu pada anak lelakinya. Tetapi hal itu ia urungkan.Ia sabarkan dirinya berulang kali. Ia tahan, ia tahu ia tidak boleh melampiaskannya sekarang sebab ada Neo yang melihatnya.Dan bukanlah sebuah hal yang baik membuat pria itu menyadari bahwa Alex sudah mengetahui apa-apa saja yang ia lekukan di belakang layar hingga menimbulkan kecelakaan dan nyaris merenggut nyawa anak-anaknya.Alex tidak ingin rencana yang telah ia susun ini musnah begitu sajaa.Ia menghela napasnya, tersenyum pada Neo seraya mengusap lembut pipi anak lelakinya itu.“Papa tidak mungkin melakukan itu, Sayang,” katanya. “papa tidak akan melakukan apa yang dibilang sama paman Selim itu.”Alex menganggukkan kepalanya beberapa kali, melakukan gerak persuasif agar sekiranya bisa memengaruhi dan membuat Neo percaya bahwa memang inilah yang terjadi.Bahwa memang dia tak akan pernah melihat wanita lain selain Lara. Selain mamanya anak-anak,
Beberapa hari berlalu ....Akhirnya Lara bisa menjumpai Shenina di ruang rawat biasa.Ia telah diperbolehkan keluar dari ICU, dan harus melewati beberapa waktu observasi sebelum nantinya ia diizinkan untuk pulang.Lara sedang menyuapinya makan. Anak gadisnya itu duduk di tepi ranjang, berdampingan dengan Neo. Sementara Neo sibuk menikmati makanan dengan tangannya sendiri, Shenina melahap habis dari piring yang ada di yangan Lara.“Mama, apakah adik Sky baik-baik saja?” tanya Shenina setelah makanannya habis dan ia meneguk minuman dari dalam gelas.Tanya yang rasanya tidak pernah absen disampaikan oleh Shenina adalah adik lelakinya, Sky.“Baik, Sayang. Hari ini Papa akan pulang ke rumah ya? Nanti kamu sama Neo dijagain sama mama dan tante Kalisha yang kebetulan besok libur, bagaimana?”“Iya, Mama.”“Papa harus ketemu sama adik Sky juga. Besok papa yang jaga di sini, lalu ganti Mama yang pulang. kita usahakan untuk membagi waktu buat bisa gantian sama Shenina dan Neo. Okay?”Lara dengan
Bagaimana cara Alex bisa tak sadarkan diri seperti itu? Jawabannya adalah Batara. Saat Alex masuk ke dalam mobilnya yang ada di parkiran rumah sakit untuk pulang, Batara sudah berada di dalam mobil Alex, menyusup, menunggunya masuk. Alex disekap menggunakan obat bius hingga tak sadarkan diri dan mobilnya dikemudikan oleh Batara menuju ke sebuah hotel tempat di mana Vera telah menunggunya. Vera melakukan ini sebagai bentuk kesepakatan yang ia lakukan bersama Selim, bahwa ia akan menjebak Alex untuk tidur dengannya, mendapatkan video tak senonoh mereka yang seolah sedang berselingkuh—atau terlibat cinta satu malam—yang mana video itu nantinya akan menjadi senjata Selim untk merusak rumah tangga Alex dan Lara. Dan ... Vera berpikir ia telah menikmati malam itu bersama dengan Alex. Bukaankah benar begitu? Karena pagi ini .... Saat ia membuka matanya karena silau matahari pagi yang menyelinap masuk dan memaksanya terjaga, ia hanya menjumpai dirinya seorang saja di sana. Tidak ada A
Lara menatap Alex yang tampak bergerak tidak nyaman. Sepasang netranya menerpa Alex dengan perih. “Apa yang dikatakan oleh perempuan itu benar bahwa kamu menghamilinya?” “Mana mungkin, Sayang?” “Dan apakah itu juga benar soal kamu yang mengalami hilang ingatan?” “Aku—“ “Jawab, Alex!” Napas Lara naik turun tak beraturan. Ia tak bisa membendung air matanya sebelum kembali memandang Vera yang tersenyum penuh kemenangan. “Apa kamu punya buktinya?” tanya Lara pada wanita itu. “Sekalipun aku punya buktinya … apakah kamu akan percaya dengan yang aku katakan? Atau kamu akan lebih percaya pada Alex yang lupa dengan apa-apa saja yang dia lakukan? Asal kamu tahu, Lara … amnesia anterograde itu menghapus ingatan seseorang atas hal yang ia lakukan padahal waktunya belum lama terjadi.” “Aku hanya bertanya, apakah kamu punya buktinya?” “Tanya saja pada staf hotel Chandramaya, mereka akan bilang kalau Alex mabuk dan tidur denganku di dalam kamar president suite yang dia sewa.”
*** Sebuah pagi yang tidak biasa untuk Lara. Ia sedang berada di dalam rumah lamanya yang ada di dalam komplek perumahan sebelum dulu ia bertemu lagi dengan Alex. Tinggal di sini membangunkan kenangan akan rasa sakit yang bertahun-tahun lalu ia pikul. Dan ia kembali ke sini dengan keadaan yang hampir sama. Benar, ia tidak menemui titik terang soal kondisi Alex dan juga pertemuannya dengan Vera hingga wanita itu mengaku hamil. Sejarah terulang dengan Lara yang pergi dari rumah sedangkan Alex sibuk dengan wanita lain. Akh, bukankah begitu? Dosakah Lara mengatakan hal seperti ini? Hm .... Sudah sejak semalam ia mengajak anak-anaknya menginap di sini. Termasuk Sky, yang sekarang masih terlelap sedangkan Lara sibuk menyiapkan sarapan untuk Neo dan Shenina yang masih belum bangun dari tidurnya. “Mama,” panggil Shenina beberapa jarak di belakang Lara. Saat Lara menoleh, ia tersenyum melihat pipi menggembung Shenina yang berjalan mendekat padanya dengan masih mengenakan pakaian tidur
“Kamu mengenaliku dengan baik ternyata,” ucap Alex yang terdengar lebih seperti sebuah ejekan. Selim berdiri bingung di tempatnya. Tidak tahu harus melakukan apa karena Alex sedang menangkap basah sosoknya yang baru saja keluar dari rumah Lara dengan tanpa dosanya. Alex tertawa kecil sebelum berujar, “Kenapa kamu keluar dari rumah istriku, Selim?” tanya Alex. “Aku hanya ....” Alasan apa yang akan ia berikan? Pikir Alex dalam hati. Menunggu bualan memuakkan apa yang tengah dipersiapkan oleh mulut manisnya padahal Alex memergokinya melakukan kesalahan yang fatal. “Saranku,” ucap Alex. “Sebaiknya kamu menahan diri untuk tidak menjawab apapun, Selim. Karena semua yang akan kamu katakan aku tahu adalah sebuah kebohongan.” Selim mendengus tak percaya. Ia tidak bisa berkutik sama sekali. Pikirannya masih terpancang soal ke mana perginya Lara, atau anak-anaknya yang ia lihat tadi pagi sedang berjalan di komplek ini tak lagi tampak. Tetapi sekarang yang harus ia khawatirkan buka
Bagaimana bisa Selim masuk dalam jebakan Alex? Kita kembali ke beberapa waktu sebelumnya .... .... Ini adalah hari di mana Alex bertengkar dengan ayahnya, Jefri. Karena Jefri mengetahui masa lalu pernikahan Alex dan Lara yang tidak baik-baik saja. Malam hari setelah Jefri memberinya jaket dan mengatakan bahwa Alex tidak boleh menangis karena jika dilihat oleh Neo maka anak lelakinya itu akan menertawakannya, Alex pulang dengan diantar oleh Jack, salah seorang bodyguard miliknya. Di perjalanan itulah ... Alex mendapatkan panggilan dari Rafael—ayahnya si kembar Zio dan Asha—yang segera ia terima. “Ya, Raf?” “Pak Alex, aku mau bicara sesuatu denganmu,” katanya dengan sedikit gusar dari seberang telepon. “Soal apa itu?” “Aku baru saja ngobrol-ngobrol sama Aira. Ini soal kunjungan pria bernama Selim itu.” “Apa yang dibilang sama istrimu, Raf?” tanya Alex antusias. “Dia bilang padaku kalau pria itu stalker mesumnya Lara, benar?” “Iya.” “Dan Pak Alex sedang mengejar kaki tangan