Pertemuan Keysa dan Ustad Andreas di ruang guru rupanya membawa kesan yang mendalam bagi Keysa. Dia tidak dihukum, Andreas hanya meminta bantuannya untuk menyalin rangkuman beberapa Bab pelajaran Aqidah Akhlak.Keysa dipersilahkan duduk di sebuah kursi kosong samping Andreas. Dia terus menunduk, pikirannya sedang berkelana, tak berapa lama Andreas menghampirinya dan mengecup keningnya pelan. Keysa terbelalak. Ini tidak benar, matanya terus menatap ustad Andreas yang kini berdiri dihadapannya."Keysa, saya memintamu kesini bukan untuk bengong," ustad Andreas berdiri sambil mengayun-ayunkan buku dihadapannya."Ustad, tadi ustad ngapain ?" tanya Keysa gelagapan. Lho tadi kan ? Keysa kebingungan dan melirik kiri dan kanan.Andreas mengernyitkan kening keheranan, "Saya baru hendak memintamu menyalin buku ini."Buku cetak Aqidah Akhlak disodorkan dan di taruh di atas meja.Kini malah gantian Keysa yang keheranan, jadi tadi dia sedang menghayal telah dicium ustad ?Ih....sial, bagaimana dia b
Keysa keluar diam-diam dari pondok seperti biasa, memilih waktu subuh seperti hari-hari sebelumnya. Tak ada yang tau, kecuali Anisa. Sahabatnya itupun berpura-pura tak tau, dan emang diapun tak ingin tau. Terkadang dia penasaran dengan apa yang dilakukan Keysa diluar sana, namun dia memilih diam sampai Keysa sendiri yang akan menceritakan kepadanya suatu saat nanti.Keysa kembali lagi ke pondok dengan senyum kepuasan setelah melepas rindu bersama anak-anak yatim di panti asuhan. Kini dia berbaur kembali bersama teman-teman santri yang lain. Keysa menolak lagi untuk ikut lomba, akhirnya Anisalah yang mengikuti lomba Olympiade matematika mewakili sekolahnya. Keysa memilih menjadi kutu buku, terpikir olehnya untuk menjahili teman-temannya namun akhirnya dia bosan juga dengan rencananya.Keysa menolak semua kegiatan eskul di sekolah kecuali pramuka. Gadis manis ini memilih Pramuka, karena Pramuka lebih banyak kegiatannya di luar pondok, menjelajah alam, heaking, berkemah dan lain-lain. O
Keysa menepati janjinya, sudah dua bulan dia tak keluar pondok. Bukan karena tau dia sedang diawasi tapi lebih pada tekadnya menepati janji. Hari ini Keysa gelisah, pesan telepon untuknya dari ibu Hanifah yang disampaikan melalui satpam membuatnya tak bisa konsentrasi belajar. Keysa sedang memikirkan cara untuk keluar pondok besok.Kegelisahannya dilihat oleh seorang Ustazah yang diperintahkan mengawasi gerak geriknya. Nama Ustazah itu Meylan, dia adalah guru baru di sekolah. Andai dia berpapasan dengan Keysa di jalan, pasti Keysa tidak akan mengenalinya.Ustazah Meylan melihat kegelisahan Keysa, Ustazah yang berparas manis ini sudah bisa menduga jika Keysa sabtu besok pasti akan keluar pondok. Sebuah mobil terparkir tak jauh dari seberang jalan samping mesjid atas permintaan ustazah Meylan.Subuh menjelang lagi-lagi Keysa keluar dengan menggunakan mukenanya. Gadis cantik itu tak tau jika dia sedang diawasi, buru-buru Keysa membuka mukenanya dan memasukannya dalam tas ransel kecil yan
Keysa menyadari jika kepergiannya kali ini akan menimbulkan kecurigaan, memakai mukena dan menuju mesjid seperti biasa, tas ranselnyapun di sembunyikan dibalik bahu. Berjalan perlahan, tak berani menengok kiri dan kanan. Keysa merasa deg-degan, bulan lalu dia bernafas lega karena tak ketahuan, tapi hari ini perasaannya tidak enak. Keysa memencet tangannya dari kelingking sampe ibu jari sambil berucap, "Pergi, tidak, pergi, tidak, pergi." Gadis konyol ini akhirnya pergi juga sesuai keinginannya, dia bebas keluar pondok tanpa kendala apapun, bertemu dengan anak-anak panti asuhan, bermain bersama mereka lalu pulang.Dahulu dia pernah berada pada usia yang sama dengan anak-anak yatim piatu itu, punya orang tua namun tak pernah mendapatkan perhatian, hidup enak namun terasa hampa.Kurangnya perhatian dari orang tua bisa meningkatkan risiko terjadinya gangguan perilaku pada anak, seperti suka mencuri, membuat onar, dan melakukan tindakan bullying. Semua hal negatif tersebut dilakukan anak
Kediaman keluarga Geraldy sangat ramai hari ini, kepulangan Keysa saat libur semester yang berlaku setahun sekali membawa suasana bahagia di rumah itu. Bukan orang tuanya namun para pembantu yang menyambutnya dengan hangat, diselingi tawa gembira. Setahun sejak kepergian Keysa rumah itu bagaikan tak berpenghuni, begitu kira-kira yang bisa digambarkan beberapa pembantu padanya. "Hahaha...kalian bisa saja, ayo kita masak steak, sudah lama aku gak makan masakan bibi," Keysa mengajak para maid yang bertugas di dapur untuk membantunya memasak steak kesukaan yang sering dibuatkan bibi Hanah untuknya. Bibi Hanah sangat senang, kebetulan Keysa ada disini, maka dia akan sangat leluasa memasak semua kesukaan majikan ramahnya ini. Dia meminta beberapa maid membantunya mempersiapkan kesukaan Keysa. Keysa pun tak tinggal diam, dia berbaur bersama para maid di dapur dari menyiapkan daging, kentang dan beberapa bumbu lainnya. Sebagian maid menata meja, meletakkan piring dan sendok tak lupa pula me
Sebenarnya keluarga adalah tempat yang paling baik untuk membagi suka dan duka, namun tidak bagi Keysa, keluarga terbaiknya adalah panti asuhan yang didirikannya bersama-sama teman-teman anak terlantar yang dikenalnya beberapa waktu lalu.Pagi itu Keysa bersiap-siap pergi, sebagai anak yang berbakti dia tetap pamit. "Ayah, ibu, aku hendak ke rumah teman mungkin sore baru kembali."Tanpa tanya kedua orangtuanya mengizinkannya. Yang diharapkan Keysa, haruslah orang tuanya bertanya hendak kemana ? Mau ngapain ? Jangan sampai lat pulangnya atau nanti bareng ayah dan ibu saja. Harapan hanyalah harapan, yang terjadi hanya kata "Iya" bahkan tak menengok sedikitpun.Satu hal yang disesali Keysa, mengapa dia harus balik ke rumah ini, rasa bahagia yang terpatri di wajah para santri yang hendak pulang ke rumah masing-masing sempat terpatri pula di wajah Keysa. Setahun mondok lalu pulang ke rumah tentulah membahagiakan. Rumah tempat dia tumbuh dari kecil hingga remaja seperti sekarang, kebersamaa
Hari yang terindah bagi Keysa, karena bisa berbagi bahagia bersama anak-anak yatim piatu, menjelang magrib Keysa tiba di rumah. Pintu ruangan terbuka, nampaklah ayah sedang duduk memakai kaus kaki dibantu ibunya. Ibunya sudah berdandan cantik, pasti mereka akan ke acara ulang tahun itu."Maaf aku terlambat, macet di jalanan," Keysa muncul dari balik pintu.Ayahnya mendongak, sesaat ayah dan anak saling berpandangan dan bergumam, "Hmmm" Itu saja.Setelah memasang kaus kaki Syakila duduk disebelah Geraldy. Memandang Keysa sesaat dan ketika dia hendak mengatakan sesuatu, terhalang oleh ucapan Geraldy."Panggil Adinda, jangan sampai kita terlambat."Keysa mematung, bukankah acaranya tiga jam lagi ? Macet bukanlah penghalang, emang ayahnya sebagai penerima tamu ? Kehadiranya seperti tidak diharapkan. Keysa tersenyum sinis dan segera berlari menaiki anak tangga menuju kamarnya. Ia masih sempat melongokkan kepalanya ke kamar Adinda yang kebetulan tidak tertutup rapat.Wow...kakaknya terlihat
Kediaman Adiputra Sunshien sudah mulai ramai dipenuhi dengan tawa ceria tamu undangan yang mulai berdatangan. Pejabat publik, selebritis, dan relasi bisnis meramaikan acara ulang tahun sang pewaris tunggal Rehan Adiputra yang ke 24, sosok tampan yang penuh dengan keangkuhan melekat pada dirinya. Digandrungi para wanita-wanita cantik yang terpikat dengan ketampanannya.Mobil Geraldy memasuki pekarangan rumah yang sangat mewah itu, mereka disambut oleh para waiters, artinya keluarga Geraldy bukan orang yang sangat penting sehingga tuan rumah tidak menyambut langsung kedatangan mereka. Semua tamu undangan membawa kado dan mengucapkan, "Selamat ulang tahun, panjang umur, sehat dan segera dapat jodoh" Untuk kata terakhir membuat wajah Rehan merah padam.Adinda pun turut mengulurkan tangan dan nyaris mengucapkan hal yang sama, namun Rehan bahkan tak meliriknya sama sekali. Geraldy menghampiri tuan Adiputra sekaligus memperkenalkan anaknya."Anakmu sangat cantik," Geraldy sempat berbunga-bun