"Baiklah. Bibi akan memikirkan dengan baik, apa yang bibi inginkan. Setelah acara selesai, bibi akan mengatakan apa yang bibi inginkan." Miyuki kembali ceria dan menggandeng tangan Zeyna untuk menuju aula panggung.Tanpa Zeyna sadari ekspresi Miyuki berubah.Jujur saja, Miyuki memikirkan hal lain saat Zeyna memberikan Rin sebuah gelang.Di pandangan Miyuki, dia melihat kalau putranya menaruh perasaan pada Zeyna, begitupun sebaliknya. Miyuki hanya takut jika perasaan keduanya tidak terwujud dan keduanya akan merasakan sakit yang luar biasa."Bibi berharap, semoga kamu dan Rin tidak memiliki rasa satu sama lain, Zeyna." Ucap Miyuki dalam hati.Miyuki dan Zeyna duduk di kursi yang sudah disiapkan oleh pelaksana acara. Secara, Miyuki adalah salah satu tamu istimewa mereka.Acara berjalan dengan baik. Hingga ada kesempatan di mana seorang pianis terkenal akan memainkan sebuah lagu yang berjudul A Thousand Years.Seseorang muncul di tengah panggung dan memberikan salam untuk semuanya.Par
Malam Festival musim semi....Malam ini adalah Festival musim semi yang ke tiga.Dan kali ini Zeyna baru bisa m3nghadiri atau ikut serta.Kali ini, Zeyna bersama dengan Ayumi, Akio dan Rin."Zey, mau coba manisan?" tanya Ayumi.Zeyna tersenyum dan menganggukkan kepala sebagai jawaban.Ayumi menarik Zeyna ke tempat kedai manisan.Akio dan Rin menunggu di kursi bawah pohon sambil menunggu Zeyna dan Ayumi selesai berbelanja.Hanya ada kesenyapan di antara mereka berdua. Rin sibuk dengan ponsel nya, sedangkan Akio menatap orang orang yang lewat dan mengawasi Zeyna dan Ayumi dari jauh."Hey, Rin." Panggil Akio.Rin mengalihkan perhatiannya dan menatap Akio."Menurutmu, apa aku dan Ayumi bisa bersama?" tanya Akio yang menatap ke arah Ayumi dari jauh.Rin mengikuti arah pandang Akio, "menurutmu, bagaimana? Apa Ayumi menolakmu? Atau malah sebaliknya?" "Emm...aku tidak yakin." "Huh....kau sendiri saja tidak yakin. Bagaimana denganku?" ketus Rin."Dan, kau. Bagaimana hubunganmu dengan Zeyna?
Zeyna menutup bukunya, "kamu menggodaku, Rin?" Zeyna tersenyum tipis dan menatap Rin.Saat tatapan mereka bertemu, Rin langsung memalingkan wajahnya. Tampak wajah Rin yang merona karena ulah Zeyna."Pfft...hahaha....." Zeyna tertawa bahagia melihat ekspresi Rin.Rasanya sangat lucu melihat Rin yang seperti ini.Rin sendiri melihat Zeyna yang tertawa lepas juga ikut bahagia."Maaf, Rin. Aku bercanda." Ucap Zeyna disertai kekehan lembutnya."Kamu__benar benar ya, Zey." "Maaf, Rin."Zeyna terlihat sangat bahagia, senyuman tidak luntur dari wajahnya, dan tawa lembutnya membuat orang di sekitarnya juga ikut bahagia.Bus yang mereka tunggu tiba....Terlihat ada dua kursi yang kosong."Zey, kamu duduk sini." Ucap Rin yang mempersilahkan Zeyna untuk duduk."Terima kasih. Tapi, bagaimana denganmu?" "Jangan khawatirkan aku. Aku akan menjaga dan menghormatimu. Jadi aku akan berdiri di sini saja." Ucap Rin.Mendengar hal itu, Zeyna tersenyum."Terima kasih, Rin." Ucap Zeyna dengan tulus.Jantung
Sesampai di toko buku, Rin langsung ke kasir untuk bertanya tentang pesanannya. "Permisi...saya ingin mengabil pesanan saya dua hari lalu." Ucap Rin "Atas nama siapa?" ucap penjaga toko "Rin Kiyotaka." "Sebentar, saya periksa dulu." Tak lama sang penjaga toko kembali dengan membawa dua buku di tangannya. "Ini, tuan." "Berapa?" "1.441yen." Setelah membayar bukunya, Rin melihat jam tangannya, dan tersenyum. Dengan rasa gembira, Rin pergi dari toko buku dan bersiap ke tempat selanjutnya. Di cafe.... Seorang wanita cantik yang duduk di cafe sendirian. Menatap ke arah luar, menunggu kedatangan seseorang yang di tunggu. Tak lama sebuah mobil terparkir di depan cafe, dan seorang pria turun dari mobil. Seketika senyuman wanita itu terukir diwajahnya. "Maaf, membuatmu menunggu, Zeyna." ucap Rin yang baru saja sampai "Tidak apa, sepertinya aku yang datang lebih dulu dari waktu yang kita tentukan." ucap Zeyna. Dua hari lalu.... Di toko buku.... Zeyna tampak menusuri setiap r
Kini Zeyna sudah berada di rumah. Cuaca musim panas ini menurutnya tidak terlalu panas. Karena di tempatnya lebih panas dibandingkan di sini. Zeyna merebahkan tubuhnya di sofa dan kembali teringat dengan ucapan Rin. Flashback.... "Memangnya, jika aku masuk agamamu, aku akan mempelajari semua itu?" tanya Rin dengan wajah polosnya. "Hah? Aku hanya bercanda, Rin. Jangan dibawa serius gitu." ucap Zeyna. "Tapi, bagaimana jika aku tidak bercanda?" ucap Rin dengan serius. Zeyna terpaku dengan ucapan Rin. Jantungnya juga menjadi berdebar, dan wajahnya merona. "Em...ba...bagaimana dengan persiapan penampilanmu hari ini? Ak...apa semua baik baik saja?" ucap Zeyna yang mengalihkan perhatian. "Huh...persiapanku tidak ada yang bermasalah. Aku ini orang yang hebat, jadi itu semua sangat mudah bagiku." ucap Rin yang sedikit menyombongkan dirinya. "Jangan sombong, Rin. Tidak ada yang tau masa depan. Jadi jangan meninggikan diri terlalu berlebihan. Jika tidak sesuai kamu akan kecewa." ucap Zey
Sesampainya di rumah....Rin merebahkan tubuhnya di kasur, hari ini benar benar lelah.Rin menatap tangannya yang terpasang gelang pemberian Zeyna.Seketika dia tersenyum dan kembali teringat saat pertama kali bertemu dengan Zeyna.POV: Rin.Hari ini adalah awal musim semi. Seperti biasa aku melakukan pemotretan alam yang terlihat sangat indah.Kelopak kelopak sakura beterbangan terbawa angin.Saat aku ingin memotret kelopak sakura yang beterbangan terbawa angin, aku melihat seorang wanita cantik bagai bidadari yang terlihat menikmati angin sejuk itu."Cantik...." gumamku.Rin memotret Wanita itu. Senyuman yang terlihat alami. Sehingga hasilnya sangat sempurna.Aku mendekati wanita itu, "permisi, Nona cantik..." Wanita itu berbalik dan menatapku. Mata coklat terang dan senyumannya membuat dadaku berdenyut dan jantungku seketika berdetak dengan cepat seperti habis berlari.Wanita cantik itu mundur satu langkah kebelakang. Hal itu membuatku sedikit bingung. Tapi aku wajar, mungkin dia
Hari ini adalah persiapan Festival kembang api di musim panas. Kali ini, keluarga Rin berpartisipasi dalam acara kali ini. Sumbangan dana yang diperlukan disalurkan langsung oleh Papa Rin untuk mengisi acara malam ini. "Rin, semua persiapan sudah aku buat di sini. Coba kau lihat apa ada yang kurang?" ucap Ayano yang menyerahkan sebuah kertas pada Rin. Rin melihat persiapan yang dirancang Ayano. "Hey, Ayano. Aku ingin memesan beberapa kembang api lagi." ucap Rin yang masih menatap ke kertas yang diberikan oleh Ayano. "Hah?....apa yang ini masih kurang?" ucap Ayano yang heran dengan temannya ini. "Tidak. Ini sudah lebih dari cukup." "Lalu, untuk apa kau membeli beberapa lagi?" "Aku ingin membuat sebuah kejutan yang spesial untuk seseorang." "Seseorang? Apa wanita yang ada di foto kemarin?" tanya Ayano. Rin menatap Ayano, "Kau selalu banyak tanya, ya." ucap Rin sedikit kesal. Rin berjalan ke mobilnya dan meninggalkan Ayano di sana. "Hey! Tunggu...." Ayano menyus
Malam Festival....Zeyna pergi bersama Kyoyo, karna Festival kali ini akan sangat ramai.Kyoyi khawatir jika membiarkan Zeyna pergi sendiri."Hay, Zey." sapa Ayumi.Zey tersenyum tipis dan melambaikan tangannya ke arah Ayumi.Ayumi bersama dengan Akio menghampiri Zeyna dan Kyoyo.Ayumi langsung merangkul lengan Zeyna dan tersenyum manis."Apa kamu baru sampai juga, Zey?" tanya Ayumi.Ayumi menatap Zeyna penuh arti, sedangkan Zeyna tidak mengerti kenapa Ayumi menatapnya seperti itu."Kak, kenapa kamu menatapku begitu?" tanya Zeyna yang merasa canggung saat di tatap demikian dengan Ayumi.Ayumi sedikit berjinjit dan membisikkan sesuatu pada Zeyna."Apa Rin sudah menemuimu?" bisik Ayumi."Ak....Hah? Maksudnya?"Ayumi tersenyum menusuk nusuk lengan Zeyna."Bukankah kau dan Rin sangat dekat? Dia bahkan memberitahu dirimu lebih dulu soal Festival kembang api ini. Ayolah Zey, jangan di rahasiakan dari kakakmu ini." ucap Ayumi yang masih menggoda Zeyna."Tidak. Kakak salah paham, saat itu Rin