Suasana pagi ini begitu cerah. Matahari memberikan kehangatan yabg begitu pas untuk bumi. Suasana yang memberikan semangat bagi seorang Liam untuk berangkat ke sekolah.
Dengan berjalan cepat pria itu menenteng sebuah paper bag berisi lunch box berwarna pink cantik. Sesekali Liam menatap isi di dalam paper bag itu. Dan pemandangan pagi yang membuat satpam penjaga begitu heran adalah Liam datang paling pagi hari ini. Padahal biasanya bocah itu menjadi langganan terlambat.
"Tumben dateng pagi-pagi?" Tanya Sang satpam berkumis tebal pada Liam.
"Kesiangan dimarahin. Kepagian diomongin," gumam Liam ketus.
"Dasar Kids jaman now ga punya sopan santun," ucap Sang satpam membuat Liam terkekeh.
"Ya maap," ucap Liam kemudian melenggang pergi.
Liam pun segera memasuki kelas. Dan benar saja. Kali ini dia menjadi makhluk pertama yang datang ke dalam ruang belajar itu. Liam menunggu dengan sabar gadis pujaannya. Dan kini waktu yang dia buang tak sia-sia. Li
AssalamualaikumSemoga suka dengan kisah The beautiful fat girl ya kakakTerik matahari yang menyengat membuat wajah gadis bernama Putri itu memerah. Gadis itu masih setia menunggu sebuah angkutan umum di pinggir jalan. Kali ini dia sendirian karena dia harus menyelesaikan tugas ekstra kurikuler sebelum pulang. Hal ini tentu saja dimanfaatkan oleh tiga gadis cantik yang ingin mengerjainya.Dengan gerakan cepat tiga gadis segera menghampiri Putri yang sendirian berdiri di pinggir jalan. Mereka menatap sengit ke arah Putri yang tampak santai."Heh cewek ganjen," ucap Citra mendorong bahu Putri dengan kasar.Putri pun terhuyung ke belakang karena dirinya sama sekali tak siap. Gadis itu mengerjap bingung. Pasalnya dia tak pernah merasa berurusan dengan gadis kasar bernama Citra. Terlebih pada geng centilnya itu. Kini Putri memutar tubuhnya enggan berhadapan dengan Citra."Heh gue lagi ngomong sama Lo," teriak Citra berjalan ke hadapan Putri.
Dan kini Liam hanya terpaku. Sungguh tak menyangka. Putri, gadis yang ditaksirnya. Ternyata bukan hanya seorang kutu buku tapi juga gadis bersabuk hitam. Tak hanya itu, Liam benar-benar tak menyangka dengan kata-kata yang dilontarkan oleh Putri. Kata-kata yang sukses mencabik-cabik hatinya. "Kalo Lo suka sama Liam. Ambil aja. Gue engga minat, punya cowok bego yang bisanya cuma cari masalah di sekolah. Enggak level sama gue." Kalimat itu terdengar begitu menyakitkan. Tapi Liam tak gentar dia akan berusaha menjadi pria yabg diharapkan oleh Putri. Liam masih bersembunyi di balik pohon besar yang rindang. Pria itu menatap ke arah tiga gadis yabg masih cekcok. Liam benar-benar kesal. Dia sama sekali tak berminat pada gadis manja seperti Citra. Liam pun segera berjalan meninggalkan pohon besar. Langkah kaki jenjangnya yang dihiasi celana abu-abu itu tampak cepat dan panjang. Rupany
"Aku becanda, Put. Maaf. Aku tuh mau belajar sama kamu. Biar ketularan pintar. Boleh engga?" Tanya Liam membuat Putri heran. Si raja bolos mau belajar biar pintar? Rasanya ini mustahil.***Putri berusaha untuk tenang menghadapi cowok aneh di hadapannya. Gadis itu lagi-lagi menarik nafas panjang sebelum menghempasnya ke udara bebas. Sungguh dia bukan orang yang pelit. Andaikan temannya yang lain yang minta diajarkan olehnya pun akan segera dia terima walau harus menyita banyak waktu. Tapi yang minta belajar dengannya saat ini adalah cowok malas yang suka tidur di kelas. Cowok sok pinter yang suka bikin cewek keleper-kleper. Cowok super super nyebelin yang suka macarin cewek terus ninggalin. Tiba-tiba mau belajar biar pinter.Salah enggak sih kalau Putri berpikir cowok ini modus?"Kamu modus ya sama aku?" Tanya Putri tanpa basa-basi."Kok kamu engga percaya sih sama aku?" Tanya Lia
"Kok bapak-bapak itu panggil Putri, Non?"****Gumaman liam terdengar jelas di telinga Putri. Gadis itu pun segera meraih tangan wanita dihadapannya untuk dikecup. Kemudian tangan pria itu untuk dikecup pula punggung tangannya."Ini Pakde, yang ini Bude," ucap Putri membuat Liam bangkit dari balai bambu. Cowok itu pun ikut melakukan hal yang sama seperti yang Putri lakukan."Assalamualaikum, Pakde, Bude. Saya Liam temannya Putri," ucap Liam sopan memperkenalkan dirinya."Dia teman sekelas Putri. Lagi belajar sama Putri. Enggak apa-apa kan Putri sama Liam belajar bersama di sini?" Tanya Putri."Ya enggak apa-apa dong, Non. Ayo sini masuk, tapi rumah Pakde sama Bude jelek. Rombeng," ucap Bude tersenyum.Sedangkan Pakde tampak membuka gembok pintu dan mempersilahkan masuk mereka berdua."Ayo sini masuk. Pakde gelar tiker dulu ya," uc
"Udah jangan banyak ngomong. Sini tas nya!" Teriak Putri menarik tas yang ada di pelukan Liam. Seketika wajah pria itu pucat saat Putri membuka isi tasnya.Dan setelah tahu apa yang ada di dalam tas Liam. Putri pun menatap tajam ke arah remaja itu, membuat Liam tersenyum canggung.*****Gadis cantik dengan pipi gempi yang menggemaskan pun mulai mengerucutkan bibirnya. Tepat di saat dia melihat isi di dalam tas Liam. Sungguh Putri heran. Karena tak ada satupun buku yang di simpan di dalam sana. Yang ada hanya kamera SLR."Kamu ke sekolah enggak bawa buku sama sekali?" Tanya Putri menahan kesal. Sungguh dia saja kesal melihat kelakuan cowok super rese ini. Apalagi orang tuanya jika tahu putranya sekolah tanpa ada buku satupun di dalam tasnya?"Ya kan tadi aku udah bilang. Aku engga bawa buku. Kamu nya aja yang enggak percaya," ucap Liam mengerucutkan bibirnya manja. Sikap itu justru membuat Putri berdecak kesal."Kamu engga kasihan
Liam tersenyum jenaka melihat hujan datang bertepatan dengan sumpah serapahnya. Sungguh dia berharap sumpah itu didengar malaikat lewat. Sedangkan Putri benar-benar kesal. Dia berharap ini hanyalah sebuah kebetulan."Duh, Non. Kok malah main hujan-hujanan sih. Bajunya jadi basah kan," ucap Bude membuat Putri segera masuk ke dalam. Bude pun mengikuti anak majikannya masuk ke dalam."Bude aku pinjem baju dong.""Ada sih tapi daster. Mau emangnya, Non?" Tanya Bude."Mau Bude enggak apa-apa. Sekalian pinjam baju pakde juga buat teman Putri.""Ada sih, Non. Tapi modelnya tua. Emang mau temannya Non memakai baju kuno?" Tanya Bude khawatir. Menyadari Liam pasti bukan dari kalangan menengah ke bawah melihat wajahnya yang tampan dan bersih layaknya anak orang kaya."Pasti mau. Dari pada masuk angin kan," ucap Putri."Yaudah ayo ke kamar Bude," ucap Bude mengajak Putri ke kamarnya.Wanita yang sudah membantu mengurus Putri sejak kecil pu
Setelah Liam pergi, Putri pun berpamitan kepada bude dan pakde untuk pulang ke rumahnya. Kini gadis itu memesan ojek online untuk pulang. Karena hari sudah menjelang sore, Putri memilih untuk naik ojek online agar bisa segera sampai di rumah.Jantungnya berdebar tak karuan. Sungguh dia takut jikalau kakak-kakak perempuannya menyadari dia pulang telat.Ternyata benar, baru saja Putri turun dari ojek online. Rupanya dua kakak perempuan yang super perhatian sudah menunggunya di depan gerbang besar sebuah mansion.Ya ...Sebenarnya Putri adalah anak dari pewaris tunggal Felix corp. Yaitu Aurelia Audrey Felix dan seorang dokter kandungan bernama Muhammad Rayyan Surya. Tapi gadis itu enggan memperlihatkan identitas sebenarnya yang menjadi seorang anak super tajir. Dia tidak mau teman-temannya mendekati dia hanya karena statusnya. Dia ingin teman yang tulus."Assalamualaikum," ucap Putri saat masuk ke gerbang."Kamu dari mana aja, De? T
Pagi ini Putri sudah bersiap dengan seragam putih abu-abu miliknya. Gadis itu segera berlari meraih tas sekolah dan bergegas ke meja makan. Pasalnya ini sudah cukup siang. Gadis itu sarapan roti selai coklat dengan terburu-buru."Sayang, hati-hati makannya," ucap Aurel menasihati putrinya."Iya, Mom. Aku harus buru-buru soalnya udah siang. Angkutan umum kan jalannya lama," ucap Putri membuat Aurel tersenyum."Sekali-kali biar Kak Aray anterin kamu ke sekolah. Kakak mau kan anterin Dede ke sekolah?" Tanya Aurel pada putri sulungnya."Ya mau dong. Udah tenang aja nanti Kakak yang anterin kamu ke sekolah," ucap Aray memamerkan jempolnya."Ih Mommy. Dede mau naik angkot aja ah. Lagian Kak Aray kasihan. Arah sekolah aku sama kantor kan berlawanan," ucap Putri yang memang selalu menolak jika harus diantar kakaknya.Pasalnya mobil kakaknya adalah mobil sport Maybach hitam mengkilap yang mentereng di jalanan. Bagaimana tidak mentereng. S