Selesai menyesuaikan karakternya, Della segera mengecek daftar peringkat pemain. Wajahnya mendingin, saat dia melihat ketua guild yang dulu berjuang bersamanya benar-benar menduduki peringkat satu tanpa bergeser sedikit pun. Bukan hanya peringkat dalam level dan kekuatan, orang itu juga menduduki peringkat atas dalam beberapa kategori yang lain. Orang itu menikmati kemewahan setelah menekan orang-orang yang lemah dalam guildnya. Dan mereka yang bersamanya, tidak kalah buruk karena hanya diam demi mendapatkan keuntungan yang sama.
Ketika Della mengklik deskripsi tentang pemain nomor satu tersebut, matanya membola terkejut saat dia melihat orang itu telah berhasil mengumpulkan banyak sekali julukan dalam waktu dekat. Semua julukan itu adalah julukan super langka yang hanya bisa didapatkan dari mengerjai misi yang sangat sulit. Dengan atribut yang dikenakan orang itu dan jumlah julukan yang dia miliki, Della mau tidak mau harus menerima kenyataan bahwa orang itu tampaknya telah tumbuh lebih kuat ketika dia memulai dari awal lagi.
Dengan perbedaan kekuatan yang jelas itu, tidak peduli seberapa baik Della dalam memainkan game, tampaknya dia tetap tidak akan bisa secara langsung mengalahkan orang hebat seperti itu. Orang itu bisa bertahan di peringkat satu ketika Della tahu game ini tidak kekurangan pemain kuat. Kekuatannya pasti sangat hebat. Mereka sudah beberapa minggu ini tidak mau bersama, jadi Della benar-benar tidak tahu bahwa orang itu terus bertambah kuat sebelum memutuskan untuk membuangnya begitu saja.
Akan tetapi, semuanya masih baik-baik saja.
Della datang dengan rencana yang bahkan lebih jahat daripada mengalahkan orang itu begitu saja. Saat ini, Della sendiri bahkan masih tidak tahu siapa yang sebenarnya menyarankan agar dia dikeluarkan dan apa penyebab sebenarnya dari keputusan sepihak itu. Della hanya tahu bahwa hanya ketua guildlah yang bisa menendang anggota guildnya. Pria itu memang menjadi target utamanya untuk saat ini. Namun itu bukan berarti Della akan memaafkan guild itu sendiri dan orang-orang yang terlibat di dalamnya.
Bukan hanya mereka terus bersikap seenaknya pada pemain lain, guild licik seperti itu juga telah menanamkan sikap serakah bagi para anggotanya. Mereka terus-menerus mencuri dungeon-dungeon milik guild lain. Mereka bukan guild yang bersih lagi. Jadi akan lebih baik, jika Della juga bisa sekalian menghancurkan guild jahat semacam itu demi kebaikan pemain lain.
Yang lebih membuat miris, Della tidak percaya bahwa masih banyak orang yang mengincar posisi kosong di guild itu setiap harinya. Mereka bahkan rela membayar harga yang mahal, hanya agar mereka bisa menjelajahi dungeon dengan kualitas tinggi yang saat ini banyak dikuasai oleh Guild Domination.
Della hampir saja menutup world chat saat obrolan mulai berpindah ke topik lain. Ini hari ketiga sejak dia tidak membuka game itu lagi. Namun orang-orang, tampaknya masih betah untuk membicarakan karakter lamanya.
[Snow: Aku tidak online sejak kemarin dan tertinggal berita terbaru. Aku melihat daftar pemain sebelumnya dan tidak melihat Xena berada dalam daftar peringkat lagi. Dia pemain yang kuat, mengapa dia tiba-tiba menghilang dari daftar peringkat?]
Xena merupakan nama karakter Della yang sebelumnya. Della biasanya tidak akan begitu peduli pada world chat karena dia harus memanfaatkan waktu bermainnya dengan sebaik-baiknya. Akan tetapi tanpa Della sadari, ternyata orang-orang juga memperhatikannya karena dia benar-benar memiliki kekuatan.
Jadi alasan bahwa tidak ada yang menerimanya karena kemampuannya itu seharusnya tidak dapat diterima. Della mengerutkan keningnya, saat dia tiba-tiba tertarik untuk terus mengamati perkembangan dalam percakapan dunia tersebut.
[Imaking: Ah, kamu telah melewatkan peristiwa yang besar. Melihat bahwa dia tiba-tiba menghilang dari daftar peringkat dan daftar pertemanan, Xena tampaknya benar-benar menghapus akun gamenya kini. Kita tidak bisa menyalahkannya. Dia telah menyinggung seluruh anggota guild itu dalam satu waktu.]
[Snow: Ah? Bagaimana bisa dia menyinggung semua orang di guild tersebut dalam satu waktu? Bukankah dia salah satu anggota inti yang bergabung sejak awal terbentuknya game tersebut? Selama ini, hubungan antar anggota inti bisa terbilang baik bukan?]
[Imaking: Ya ampun, kamu benar-benar tertinggal info belakangan ini. Mulai dari sekarang, baca baik-baik penjelasan yang akan aku berikan tentang peristiwa menghebohkan itu. Beberapa waktu yang lalu, seorang anggota baru mengeluh tentang betapa tinggi iuran guild setiap minggunya. Dan ternyata, iuran tinggi itu selama ini diusulkan dan dikelola oleh Xena sebagai bendahara guild. Ketua guild dan yang lain tidak bisa melarangnya karena mereka telah menjadi teman seperjuangan sejak guild itu baru saja berdiri. Namun ketika laporan yang menyatakan bahwa iuran itu sudah benar-benar keterlaluan, Ketua guild akhirnya terpaksa mengeluarkan Xena dari guild. Menurutku, mereka sebenarnya masih cukup baik dalam menangani anggota yang mencemarkan nama baik guild seperti Xena. Mereka tidak menghakimi Xena seperti yang biasa dilakukan oleh guild lain. Mereka hanya mengeluarkannya. Namun Xena mungkin takut dengan kemarahan publik sehingga dia memutuskan untuk menghapus akun gamenya untuk selamanya.]
[Snow: Ah... Jadi itu yang sebenarnya terjadi. Sejujurnya, aku juga merasa bahwa iuran Guild Domination mulai tidak masuk akal lagi. Pantas saja dia sangat kuat selama ini. Siapa tahu dia akan menyalahgunakan jabatannya untuk melakukan hal semacam itu?]
[Imaking: Aku juga berpikir demikian. Sekarang setelah dia pergi, mari berharap bahwa dia tidak akan pernah berani lagi menunjukan wajahnya dalam game ini.]
[Snow: Ya. Guild Domination akan kembali bersinar lagi dengan perginya dia.]
Kepala Della seakan-akan kesemutan saat dia membaca semua percakapan itu tanpa mengatakan apa pun. Dia memang bendahara guild. Namun dia adalah salah satu anggota inti yang telah menyarankan agar iuran anggota diturunkan jumlahnya agar tidak memberatkan siapa pun lagi. Namun tidak peduli berapa kali Della mencoba mengangkat tentang topik mendesak ini, teman-temannya terus-menerus memaksa agar dia makin menaikkan jumlah iuran. Mereka beralasan bahwa keadaan akan kacau jika mereka tidak mematok harga yang tinggi untuk para anggota baru. Mereka harus memastikan semua anggota akan setia dengan guild mereka, untuk menghindari tindak pengkhianatan di masa depan.
Ucapan Della selalu dianggap angin lalu oleh mereka. Namun ketika yang lain mulai mempertanyakan keputusan mereka, semua orang malah berbalik untuk menyalahkan semua kesalahan padanya seorang?
Della tersenyum sinis, saat dia mengatur semua petunjuk menjadi satu jawaban.
Sekarang semuanya menjadi masuk akal. Mengapa teman-teman guild memblokirnya, mengapa orang-orang menolaknya, semuanya tiba-tiba saja menjadi masuk akal saat ini.
Dia... Telah dijadikan kambing hitam demi membersihkan nama teman-temannya saat ini.
"Ahahaha..."
Della tertawa pelan. Gadis itu tertawa sebentar, sebelum suara tawanya tiba-tiba menghilang begitu saja.
Baiklah. Dia sudah menetapkan tujuannya dengan lebih pasti saat ini.
Di masa depan, tidak peduli bagaimana pun caranya, Della berjanji akan benar-benar serius untuk membawa kehancuran bagi guild yang busuk tersebut.
Della mengerang pelan saat dia tidak bisa menahan dirinya untuk tidak menguap setelah dia menyelesaikan pelajarannya. Akhir-akhir ini, Della benar-benar terbakar api balas dendam sampai dia bermain game lebih lama dari sebelumnya. Dia bermain game sampai lebih dari tengah malam. Wajahnya terlihat mengantuk, saat dia mengikuti pelajaran seperti biasa. "Ya ampun, bahkan kamu saja sampai menguap ketika mendengarkan guru tersebut bicara. Ah... Aku benar-benar ingin segera pulang saat ini. Kapan kita bisa pulang Della?"Adam, teman seduduk Della berbicara saat gadis itu menggosok ringan matanya lalu memperbaiki posisi duduknya lagi. Della menatap teman sebangkunya itu setelah Adam bicara. Gadis beralih untuk melirik jam yang melingkar di tangannya, sebelum bicara dengan suara pelan. "Masih ada satu jam lagi sebelum kita memasuki jam pulang sekolah. Berdoa saja semoga guru ini tidak memperpanjang waktu belajar kita," ujar Della memberi tahu. Guru yang mengajar di pelajaran terakhir sekola
Della kembali ke rumahnya dengan tergesa-gesa setelah itu. Hari ini, gadis itu hanya memiliki waktu dua jam sebelum kelas sorenya dimulai. Della tahu hanya dalam waktu dua jam itu, dia harus bisa menuntaskan event besar yang diadakan oleh game favoritnya tersebut. Ketika Adam mengingatkannya, Della baru ingat bahwa hari ini merupakan hari ulang tahun game favoritnya tersebut. Para pemain sangat menantikan event itu karena di situs resminya, developer game berjanji akan memberikan hadiah yang memuaskan untuk pemain yang online dan mengikuti event khusus ulang tahun dalam kurun waktu tertentu. Della hampir saja lupa ada event semacam itu jika saja Adam tidak membahasnya tadi. Dia menghela napas lega, saat sadar dia masih memiliki waktu sekitar dua puluh menit sebelum event yang dinantikan oleh banyak orang benar-benar dimulai. Tubuh Della basah oleh keringat karena dia terburu-buru untuk pulang. Jadi untuk membuang waktunya, gadis itu lebih memilih mandi terlebih dahulu sebelum akhirn
[Zee: Kamu sepertinya baru saja keluar dari kota pemula. Apakah ini pertama kalinya bagimu untuk memainkan game ini?]Della sempat terdiam untuk beberapa saat. Gadis itu pertama-tama menimang jawabannya, sebelum akhirnya tetap memilih jujur saja pada teman setimnya itu. Lagipula, mengulang permainan dengan karakter baru bukanlah hal yang aneh dalam dunia game. Hanya saja pada kasusnya, mungkin akan ada keributan besar jika orang-orang tahu bahwa pemain bernama Xena mengulang game dengan karakter baru bernama Athena. Della merasa bahwa dia hanya perlu mengungkapkan setengah kebenaran, dan mengubur setengah kebenaran lain jauh di dalam pikirannya. [Athena: Aku pernah memainkan game ini, tetapi itu saat game ini baru saja rilis. Event-event semacam ini ... Aku tidak mengingatnya lagi.]Sebenarnya karena di masa lalu Della terlalu sibuk mengurus Guild Domination yang terus membesar, gadis itu tidak bisa lagi mengikuti beberapa event khusus yang tidak berkaitan langsung dengan ranking g
Mereka berjalan entah berapa lama sampai cahaya terang tiba-tiba menerangi mereka. Melewati lorong yang gelap sepertinya sudah menjadi pengaturan dasar dalam game tersebut. Namun tiap kali cahaya terang menerangi karakternya dan mengungkap tempat luar biasa yang tersembunyi di dalamnya, Della tidak pernah gagal untuk terpukau begitu hutan yang berwarna cantik menyambutnya begitu mereka keluar dari kegelapan. [Zee: Apa kamu mengenal dungeon dengan jenis seperti ini?] Della menatap sekelilingnya dengan seksama, sebelum dengan ragu-ragu menjawab pertanyaan teman setimnya tersebut. [Athena: Ini ... Hutan Ajaib?]Balasan lain dengan cepat masuk setelah itu. [Zee: Ya. Tampaknya kita mendapat bagian untuk menyelesaikan Dungeon Hutan Ajaib kali ini. Wow, keberuntungan kita tidak buruk juga.]Karena jumlah dungeon di permainan Tales of Dungeon itu sangat banyak, para pengembang game akhirnya menyediakan model dungeon yang sama untuk beberapa tingkat kesulitan. Untuk pemain lama sepertinya,
Della dengan cepat membuka halaman peringkat para pemain lagi. Nama pertama masihlah nama ketua guild lamanya. Tidak ada yang berubah, jadi Della mulai mencari pada peringkat di bawahnya. Della mencari dengan teliti sampai peringkat ke lima puluh. Namun tidak peduli seteliti apa pun Della menatap daftar peringkat itu, dia tetap tidak dapat menemukan nama Zee dalam daftar tersebut. "Apa ada kesalahan?" pikir Della dengan hati-hati. Namun game Tales of Dungeon bukanlah game kecil. Tales of Dungeon merupakan game besar yang terkenal dengan tingkat keprofesionalan pengembang gamenya yang sangat tinggi. Mereka seharusnya tidak melakukan kesalahan sebesar itu. Karena semua pemain peringkat atas, selalu menjadi harta karun pengembang game yang bisa menjadi figur dari game itu sendiri. Ding! [Zee: Apa ada sesuatu yang ingin kamu tanyakan langsung padaku? Kamu terus saja diam sejak tadi.]Ketika Della tengah berpikir, Zee tiba-tiba bertanya padanya lagi. Della terdiam. Rasanya tidak sopan,
Suasana hati Della sangat rumit setelah dia selesai memeriksa peringkat Zee sebenarnya. Setelah Della menutup daftar peringkat tersebut, entah mengapa Zee terasa sangat luar biasa baginya. Tanpa diragukan lagi, pria itu bahkan lebih kuat dari Ketua Guild Domination saat ini. Orang semacam itu ... Della tidak mengerti mengapa Zee sampai terjebak di guild aneh semacam guild barunya ini.Dengan kekuatan dan level yang Zee miliki, rasanya tidak mungkin jika pria itu tidak mendapat undangan untuk masuk ke dalam guild-guild yang lebih kuat. Della ingat. Bahkan di guild lamanya saja, mereka menugaskan beberapa staf perekrut untuk mengajak orang-orang kuat bergabung dalam guild mereka. Memiliki orang-orang kuat dalam guild secara otomatis akan menaikan rating guild mereka. Jadi melihat Zee malah bertahan dalam guild yang tidak jelas ini membuat Della mulai berpikir. "Jangan-jangan guild ini memiliki rating tinggi karena Zee?!"Della menatap Zee lama, sebelum akhirnya membenarkan ucapannya sen
Selesai dengan permainannya, Della mematikan laptopnya dengan perasaan puas. Gadis itu menatap jam yang sudah menunjukkan waktu tidur. Dia tidak menyangka, waktu bermain yang biasanya terasa panjang benar-benar bisa habis tanpa terasa ketika dia bermain bersama Zee. Dengan cepat, Della segera bersiap untuk tidur sebelum orang tuanya bisa melihat bahwa dia masih terjaga di waktu selarut ini. Di rumahnya, walaupun memang tidak ada waktu jam malam, Della yakin pasti hasilnya tidak akan bagus jika orang tuanya tahu dia masih terjaga selarut ini karena bermain game. Niat awal, Della ingin langsung tertidur setelah bermain game. Namun ketika memori tentang permainannya kali ini terputar segar di dalam otaknya, Della tidak bisa membantu tetapi merasa segar kembali dan bangkit dalam posisi duduk di atas tempat tidurnya. Sebelum mengenal Tales of Dungeon, Della sebenarnya bukan seseorang yang senang menghabiskan waktunya untuk bermain game. Ah tidak. Lebih parahnya, Della selalu menganggap be
Hari masih pagi, tetapi Della sudah berjalan seperti biasa untuk mencapai sekolahnya. Bahkan jika dia tidak tidur dengan nyenyak tadi malam, Della tahu dia tetap harus bangun tepat waktu di setiap paginya. Suara alarm membangunkannya tepat waktu. Memberi Della waktu untuk bersiap, dan segera berangkat sekolah dengan berjalan kaki karena letaknya memang tidak terlalu jauh dari rumahnya sendiri. Della berjalan dengan perlahan. Karena dia berangkat sedikit awal dari biasanya, gadis itu tahu dia memiliki cukup waktu untuk sekedar memerhatikan kehidupan kota yang padat. Gadis itu tanpa sadar menghela napas lelah, saat hari lain yang dipenuhi kebisingan harus dia lewati seperti biasanya. Mungkin karena tadi malam Della terlalu memikirkan perkataan ibunya, mood Della tidak terlalu bagus hari ini. Sejak kecil, dia tidak pernah bisa dekat dengan kakaknya. Namun setiap saat, Della tetap harus baik pada sang kakak karena orang tua mereka memintanya demikian. Bahkan jika dia ingin memberi sang