"Kamu bisa berdiri sendiri? Mau aku bantu gak?" tanya Arjuna .Ayu hanya diam dan mencoba untuk berdiri, namun hampir saja terjatuh ke lantai, untunglah Arjuna siap siaga memegang tubuh wanita cantik itu."Makanya kalau gak bisa bilang, jangan keras kepala. Turunin ego nya," sambung Arjuna."Iya, maaf." balas Ayu yang memanyunkan bibirnya dan memalingkan wajahnya"Eh, bibirnya minta dicium lagi? Hmm," goda Arjuna.Ayu menatap tajam pria tampan tersebut dan memukul pelan lengan kekar Arjuna."Main cium anak gadis orang, udah main ambil first kiss gue sekarang main cium sesuka hati, bikin kesel." jawab Ayu."Tapi kamu balas ciumanku loh," sambung Arjuna.Ayu mematung dan wajahnya sudah memerah. Arjuna mencubit pelan pipi gadis cantik itu, karena merasa gemas."Lucu banget sih, gadis kesayanganku ini.." ujar Arjuna."Dih, apaan sih. Gak jelas banget jadi cowok!" balas Ayu yang semakin malu.Arjuna tertawa pelan dan membantu Ayu untuk berjalan ke arah parkiran. Gadis itu mencoba untuk berp
Setelah makan bersama di cafe, tiga hari yang lalu. Ayu dan Arjuna mulai disibukkan dengan tugas kuliah yang diberikan para dosen mata kuliah mereka. Bahkan mereka tidak sempat untuk bertegur sapa selama tiga hari ini. Ayu tengah berada di dalam ruangan sambil mengetik tugas, miliknya. Tiba-tiba ada pesan masuk yang membuat, gadis cantik itu menghentikan aktivitasnya."Arjuna?" ucapnya saat melihat Arjuna sedang memegang tangan wanita lain.Gadis itu mematikan ponsel-nya dan melanjutkan mengerjakan tugas miliknya. Dadanya terasa sakit, saat melihat Arjuna menyentuh wanita lain, tapi apa boleh buat. Ia bukan siapa-siapa Arjuna, jadi dia tidak berhak mengatur kehidupan pria tampan itu.'Gila sakit bener dada gue, Njirr.-' batin Ayu.Semua Mahasiswa/i masuk ke dalam rungan, karena mata kuliah akan segera dimulai. Salah satu Mahasiswi, fakultas lain memasuki ruangan Dokter gigi, untuk menyampaikan pesan dari Pak Herman."Ayu, disuruh dekan ke kantor. Karena mau membicarakan olympiade..." u
Para Mahasiswa/i sudah pulang ke rumah mereka masing-masing. Namun, berbeda dengan Ayu yang masih berada di atas rooftop bersama Arjuna. Sedari tadi Arjuna tidak mau melepaskan tangan gadis cantik itu, bahkan pria itu sudah terlelap dengan posisi kepala di paha Ayu.'Kenapa ganteng banget sih? Kalau seperti ini, gimana caranya gue bisa move on sepenuhnya dari dia? Huh, dasar cowok! Hobi buat orang salah tingkah setelah itu malah menjauh tanpa kabar, cowok emang ngeselin!-' batin Ayu.Ayu mengusap lembut surai berwarna hitam milik Arjuna. Ia menatap intens wajah tampan yang sangat ia rindukan selama 5 tahun ini."Kak, bangun. Udah sore loh. Orang-orang udah pada pulang semua." ucap Ayu dengan lembut.Arjuna membuka kedua matanya dan menatap mata indah yang dimiliki Ayu. Ia tersenyum dan mengecup singkat bibir tipis gadis yang ia cintai."Kita ke taman bentar ya, ada yang mau aku bicarakan," balas Arjuna.Gadis itu hanya mengangguk dan langsung berdiri, saat Arjuna sudah berada dalam pos
Sabtu, pukul 07.00 WIB.Ayu membuka kedua mata, sambil merenggangkan otot-otot badannya. Ia berjalan ke arah jendela kamarnya, membuka gorden jendela kamar dan terkejut saat melihat sosok pria tampan tengah berbincang dengan ayahnya."Kak Arjuna, ngapain di halaman rumah gue pagi-pagi?" tanya Ayu yang bingung.TokTok"Buka, dek. Ada yang mau ketemu sama lo tuh. Jangan molor terus heh!" teriak Bambang."Sabar!" ketus Ayu.Gadis itu berjalan ke arah pintu dan membuka pintu kamarnya. Terlihat kakak laki-lakinya sudah berpakaian rapi, dengan rambut yang cukup rapi. Seperti orang yang akan pergi berkencan di pagi hari."Eh, buju buset. Mau kemana pak bos? Mau kencan lo, ya kali kencan pagi-pagi gini. Mabok lo ye," ucap Ayu."Lah, masalah buat lo. Mau gue kencan atau kagak, bukan urusan lo. Tuh, Arjuna nungguin lo di bawah..." sambung Bambang yang langsung meninggalkan Ayu di depan kamar.Ayu langsung menuruni tangga secara perlahan, kemudian menuju ruang tamu. Terlihat Arjuna tengah meminu
Ayu, Arjuna dan Anisa sudah tiba di gedung tempat olimpiade akan diselenggarakan. Anisa juga diutus oleh Pak Herman, peraturan 1 hari yang lalu sudah diperbaharui. Jadi harus ada tiga utusan, yang mengikuti olimpiade tersebut."Kak, anter aku ke kamar nanti ya..." ucap Anisa."Lah, situ punya kaki 'kan? Ngapain minta antar sama cowok, mana harga dirimu, ukhty." ketus Ayu."Diem deh, gue lagi ngomong sama Kak Arjuna. Jadi yang gak berkepentingan harap diam," tegas Anisa.Ayu hanya menghela napas dengan kasar, dan akan pergi dari gadis titisan iblis itu. Namun, Arjuna menahan tangan Ayu, dan akhirnya gadis itu mengurungkan niatnya untuk pergi."Pergi sendiri, saya ada urusan..." ucap Arjuna menarik tangan Ayu dengan lembut.Tentunya Anisa menjadi kesal dan menghentakkan kakinya dengan keras. Ia berjalan kearah penginapan yang bertepatan di sebelah gedung tempat olimpiade akan diselenggarakan."Awas aja tuh cewek ganje.." ketus Anisa.-Di taman depan gedung.Ayu duduk di kursi taman, sam
Jam menunjukkan pukul 16.00 WIB.Arjuna membuka kedua matanya secara perlahan. Ia menatap sekeliling ruangan, dan tersenyum saat melihat Ayu tengah berbaring di samping brankar, dengan posisi kepala bersandar di atas brankar."Sayang, aku haus." ucap Arjuna dengan lemas.Ayu terbangun dan langsung mengucek matanya, ia terkejut saat melihat Arjuna sudah sadar dan gadis itu langsung mengambil minuman untuk kekasihnya"Minumnya pelan-pelan. Jangan terburu-buru." ujar Ayu.Arjuna pun minum secara perlahan, dan setelah air di dalam gelas habis, Ayu meletakkan kembali gelas tersebut ke meja samping brankar."Makasih," ucap Arjuna.Gadis itu hanya tersenyum dan mengusap lembut rambut tebal kekasihnya. Kemudian, Ayu mengusap punggung tangan Arjuna."Kok bisa sesak napas sih?" tanya Ayu."Tadi, Anisa bersihin tangannya di depan wajahku. Jadi, hidungku terhirup debu yang ada di tangan Anisa. Makanya jadi drop kayak gini." jelas Arjuna.Ayu mengangguk tanda mengerti dan menatap manik mata Arjuna.
Di ruang medisArjuna tengah duduk di atas brankar, sedangkan Ayu tengah mencari kotak P3K untuk mengobati wajah kekasihnya."Maaf," ucap Arjuna."Untuk apa?" Tanya Ayu yang langsung duduk di depan kekasihnya."Lima tahun yang lalu, alasan aku memutuskan hubungan kita itu karena kakakku," sambung Arjuna.Ayu yang tengah membuka kotak P3K, langsung menghentikan kegiatannya. Ia menatap Arjuna dengan tatapan bingung, sedangkan yang ditatap hanya bisa menundukkan kepalanya karena merasa bersalah."Ceritakan padaku, Kak." ucap Ayu sambil mengusap tangan Arjuna.Pria itu menganggukkan kepalanya dan mulai menceritakan alasan ia harus mengakhiri hubungannya dengan Ayu.Flashback -"Akh, Ibu dadaku sesak sekali..." ringis Arjuna."Tahan ya, Ayah dan kakakmu lagi dijalan sayang. Jun jangan tutup mata ya sayang, jangan tinggalkan, Ibu." tangis Nyonya Winda.Arjuna hanya diam dan memukul dadanya yang terasa sangat sakit. Tuan Candra dan Putra membuka pintu rumah, kemudian menggendong Arjuna yang t
CeklekSuara pintu terbuka membuat Arjuna langsung menatap ke arah pintu, untuk melihat siapa yang baru saja membuka pintu ruang kesehatan. Terlihat gadis hitam manis, tengah tersenyum dan langsung mendekat ke Arjuna."Kak Arjuna gapapa 'kan, mana yang sakit? Ya ampun, kakak tahu nggak aku khawatir banget ngeliat Kakak tiba-tiba pingsan." Tanya Nisa yang menyentuh wajah Arjuna.Pria itu merasa risih, kemudian ia menepis tangan Nisa yang berada di wajahnya. Menatap datar Nisa, dan langsung tersenyum saat melihat Ayu tengah membuka pintu sambil menenteng banyak makanan."Eh ngapain Lo disini? Kagak ada kerjaan ya lo," ketus Nisa.Ayu hanya diam dan meletakkan makanan di atas nakas samping brankar Arjuna. Ia tersenyum ke arah Arjuna dan memasukkan bubur ke dalam mangkok yang ia bawa."Anjir, gue bicara sama lo setan. Malah kagak di jawab..." sambung Nisa."Yang, kok bubur sih?" Tanya Arjuna."Kamu lagi sakit, jadi lebih baik makan bubur aja yaa. Terus nanti makan buah, biar cepat sembuh.