Wu Mei Xiang merasa bosan menunggu Wen Liwei kembali dengan segala makanan pedas pesanannya. Dia berharap lelaki itu bisa memuaskan keinginannya.
Entah makanan apa yang akan ditawarkan, selama itu pedas maka akan bisa diterima. Kalau tidak pedas, maka akan menjadi masalah baru bagi sang jenderal yang kini merangkap sebagai pelayan pribadi dan babu sang ratu yang aneh.
Dia baru saja menjadi ratu dan sudah memiliki permintaan yang aneh. Sejak kapan ada iblis meminta makanan yang pedas? Tentu saja wajar jika dia belum bisa melupakan kehidupan manusianya.
Bosan menunggu Jenderal Wen, Wu Mei Xiang berjalan-jalan di istana bagian dalam. Dia memeriksa dan memperhatikan setiap sudut bangunan, taman dan juga dekorasi yang indah.
Sejujurnya, Wu Mei Xiang mengakui bahwa tempat ini terlalu indah untuk menjadi alam iblis.
“Ternyata iblis juga memiliki nilai estetika,” gumam Wu Mei Xiang pelan sambil berjalan-jalan di taman. Dia sengaja mengitari tama
Halo, terima kasih yaa sudah membaca sampai sejauh ini. Yuk, jangan ragu berkomentar.
Masih sibuk memikirkan harus diberi makanan apa tuannya, Wen Liweimondar-mandir di depan kolam teratai yang sengaja dibangun menjelang kedatangan Wu Mei Xiangke sana."Mengapa aku tidak menanyakan apa makanan kesukaan Tuan, aku sangat bodoh," ujar Wen Liweipelan.Kalau ada yang melihat Jenderal Hantu seperti itu pasti akan tertawa atau terkejut tidak percaya.Dia adalah jenderal yang terkenal dengan kemampuannya berperang dan sekarang, semenjak dinobatkan sebagai pelindung ratu, harga diri Wen Liwei berubah.Yah, walaupun tidak ada yang akan berani menghinanya karena tidak tahu apa yang terjadi. Namun, andaikan saat ini seseorang melihatnya pasti tidak akan sungkan menertawakan jenderal hantu itu."Apa yang kau lakukan di sini? Di mana Wu Mei Xiang?" tanya Cheng Litiba-tiba membuat Wen Liweiterkejut sampai tubuhnya hampir terpisah-pisah sangking kagetnya.Cheng Limenyadari kegugupan Wen Liwei, tetapi dia jug
Setelah berbicara beberapa saat, Cheng Li memutuskan untuk membawa istrinya ke kota manusia. Dunia dari mana istrinya berasal sebelum mati dan menjadi iblis.Awalnya, Wu Mei Xiang ingin menolaknya karena malas berurusan dengan manusia. Namun, ketika membayangkan makanan enak dan juga balas dendam mungkin bisa dilakukan saat ini, Wu Mei Xiang bersemangat.Dia sudah menjadi iblis, lalu apa lagi yang bisa ditakuti?“Baiklah, aku akan menanyakan dia, apakah dia memang berniat membunuh aku atau tidak sengaja,” pikir Wu Mei Xiang.Menjadi iblis tidak serta merta membuat dia kehilangan akalnya dan menjadi brutal. Wu Mei Xiang bukanlah iblis tanpa perasaan. Bisa dikatakan manusia bisa menjadi lebih iblis dibandingkan iblis itu sendiri. Anda pasti tahu dan sering melihat manusia jenis ini, yang lebih kejam dan mengerikan dibandingkan iblis sungguhan.“Kau yakin? Maksudku, kau sudah siap?” tanya Cheng Li.Seharusnya dia tidak m
Ucapan Cheng Liitu membuat Wu Mei Xiang terbahak-bahak sampai perutnya sakit dan rasanya laparnya melayang begitu saja digantikan dengan humor yang serendah itu.Dia tidak menyangka kalau suaminya yang kejam dan seram itu bisa menjadi sangat lucu dan bahkan membuat Wu Mei Xiang sulit berhenti tertawa.Melihat Wu Mei Xiang senang, Cheng Li hanya bisa pasrah walau dirinya dihina, dia akan menganggap itu bagaikan pujian. Anggap pria ini bodoh, tetapi dia memang bodoh karena cinta."Apa kau bodoh? Ini makanan cepat saji, tentu saja semuanya sudah matang dan tinggal makan," kata Wu Mei Xiang masih belum bisa menahan dirinya untuk tidak mencerca raja iblis itu.Cheng Limelepaskan tangannya perlahan dan dia memegangi dagunya dengan canggung.Dia pura-pura batuk beberapa kali, menatap ke kiri dan ke kanan dan memastikan tidak ada yang melihatnya. Dia akan menjadi sangat malu kalau ada yang menontonnya."Setidaknya aku perhatian terhadap kese
Wu Mei Xiangmembuka matanya perlahan dan dia terkejut mereka sudah tiba di kantornya, lebih tepatnya di ruangan kerjanya.Wu Mei Xiang masih terkejut karena dia belum terbiasa menggunakan kekuatan yang besar sebagai iblis baru. Yang lebih mengejutkan lagi, dia melihat Shen Jia, Shen Yandan Pei Rong berdiri di hadapannya. Tunggu! Ini miring dan dia tidak berdiri. Maksudnya, dia menatap orang-orang dengan posisi yang agak miring. "Kau sudah bangun," ucap Cheng Lidengan nada lembut.Dia bahkan terlihat bagaikana malaikat saat ini, bukan iblis. Wajahnya yang tampan, tatapan lembut dan suara merdu bagaikan nyanyian malaikat membuat orang akan salah paham. Bagi beberapa orang Cheng Li adalah raja iblis yang kejam, tetapi bagi Wu Mei Xiang, dia tidak kejam sama sekali. Bahkan, sangat jauh dari kata kejam. Terlepas dari makhluk apa pun, memang semua memiliki pengecualian pada seseorang yang dia sayangi. Tak terkeculi Cheng Li p
"Bagaimana bisa dia hidup kembali? Apakah dia manusia atau hantu. Mengapa dia malah terlihat baik-baik saja. Bukankah dia sudah mati?" kata Wu Mei Xiangsejenak. Dia berjalan ke depan Shen Jia dan hanya menyisakan beberapa sentimeter saja. Tepat di hadapannya dia berbicara lagi, "Kau pasti memikirkan itu, kan?" Wu Mei Xiangmaju lagi dan mendekati mereka satu per satu. "Nona Wu, Anda pasti salah paham. Kami sangat kehilangan," ujar Shen Yandengan polos. Pria ini mengatakan hal yang sebenarnya. Dia juga senang ketika melihat Wu Mei Xiang bisa kembali, walau dia juga merasa heran dengan semua itu. Dia belum tahu apa-apa soal Shen Jiadan Pei Rong yang membuat Wu Mei Xiangmati.Ada banyak pertanyaan di kepala pria tua itu. Pertama dia memikirkan apakah anaknya sudah melakukan kejahatan dan selama ini dia hanya memalsukan kematian Wu Mei Xiang. Atau, Wu Mei Xiang ini bukan wanita yang sama dengan yang dulu? Semua pertanyaan
Cairan itu semestinya berhasil untuk membunuhnya, tetapi lihatlah apa yang terjadi, Wu Mei Xiangsama sekali tidak terluka, sementara Shen Jiayang terkena sedikit percikannya merasakan sakit yang teramat.Dia meraung dan menangis.“Ba-bagaimana bisa?” Pei Rong hanya bisa mengucapkan dua kalimat itu. Dia sungguh ketakutan saat ini.“Kau! Kau membunuh aku!” teriak Shen Jia pada Pei Rong yang baru saja mencoba menyelamatkan diri mereka berdua. Perempuan itu terlalu bodoh untuk melakukannya.Perlahan-lahan tubuhShen Jia berasap danhancur dan itu sangat menyakitkan.Shen Jiaberteriak-teriak minta dibunuh saja sedangkan Pei Rong sudah ketakutan seperti orang gila.Wu Mei Xiang menatap Cheng Li karena dia merasa ada yang tidak beres dengan kejadian barusan. Seharusnya Pei Rong tidak mungkin salah atau meleset. Dia melemparkan benda itu pada Wu Mei Xiang dan kenapa malah Shen Jia yang terkena?
"Ada apa kalian datang? What the hell, kau bahkan membawa dua bodyguard. Ada apa ini? Jangan bilang kau akan membatalkan rencana," kata Yun Yao mulai curiga dengan apa yang dia lihat."Lakukan!" perintah Wu Mei Xiang dan perempuan itu langsung melaksanakan perannya."Yun Yao, kurasa kami melakukan kesalahan. Benda itu sangat berbahaya, karena itu ini aku membawa uangmu kembali," kata Pei Rong sesuai dengan rencana.Yun Yao tertawa terbahak-bahak dan dia menyadari kalau dua lelaki yang bersama Pei Rong sangat tampan."Mana bisa kau membatalkan sesuatu yang sudah dijual?"Benar juga perkataan lelaki itu. Itu murni kesalahan Shen Jia dan Pei Rong sementara Yun Yao hanyalah pembeli. Mana bisa disalahkan begitu saja."Tuan Yao, lebih kalau dibicarakan baik-baik daripada kekerasan," kata Wu Mei Xiang memulai ucapannya."Kau berani juga, tapi karena wajahmu tampan kumaafkan," balas lelaki itu.Cheng Li hampir saja meledak saat itu juga karena seseorang menggoda apa yang menjadi miliknya."Ka
Seusai membereskan urusan di dunia manusia, Wu Mei Xiang dan Cheng Li kembali ke alam iblis dan seperti biasanya Wu Mei Xiang akan membuat kekacauan agar tidak terlalu membosankan. Pertama-tama dia mengubah dekorasi kamarnya, membuat kolam teratai semakin luas dan mulai menerapkan aturan aneh. Misalnya, dia akan meminta makanan manusia walau dia sebenarnya tidak perlu makan. Lalu, dia menyuruh Pei Rong sebagai guru tari. Yang paling aneh adalah, dirinya rajin bangun pagi dan tidur cepat. Ditambah selera makan yang meningkat dua kali lipat. "Apa menurutmu aku semakin gendut? Mengapa aku merasa seperti om-om buncit usia lima puluhan," kata Wu Mei Xiang memeriksa perutnya yang sedikit menonjol dibandingkan sebelumnya. "Tidak, kau sama saja. Sama sekali tidak berubah," jawab Cheng Li memang tidak mempersoalkan urusan perut buncit atau kotak-kotak. "Apa kau merasa bebas berbohong hanya karena kau adalah iblis? Apa iblis tidak punya kode etik?" Wu Mei Xiang merasa Cheng Li hanya berpu