***
"Tapi, itu tak gratis. Kau harus membayarnya."
Mendengar penuturan Marvel, seketika senyuman yang terukir di bibirnya yang mungil pudar. Bagaimana ia harus membayarnya? Ponsel ini sangat mahal, dan ia membalikkan kotak ponsel itu. Melihat harga ponsel tersebut.21 juta rupiah.Grace gugup, ia harus bagaimana? Bagaimana cara membayar uang sebanyak itu? Apakah ia harus mengembalikan uang milik Marvel padanya?"Maaf, aku akan membalikkan ponsel ini padamu."Grace meletakkan kotak ponsel itu di atas dashboard mobil Marvel. Seketika wajah Marvel jadi muram dan ia merasa marah karena Grace menolak pemberiannya.Marvel menghela napasnya dengan kasar lalu meremas stir mobil. Melihat urat-urat di tangan kekar Marvel, ia ketakutan. Apakah nasibnya akan sama dengan stir mobil itu?Grace dengan sembunyi membuka pintu mobil itu. Tetapi tak bisa. Melihat gelagat Grace yang ingin kabur secara diam-diam diketahui Marvel.Seketika Marvel tersenyum smirk. Ia tahu jika Grace akan keluar dari mobilnya dan semuanya berjalan dengan mulus. Melihat senyuman Marvel seperti iblis, pupil mata Grace membesar. Ia seketika ketakutan."Buka pintunya. Aku udah telat, Om!" pekik Grace ketakutan.Marvel mendekati Grace yang meringkuk seperti anak kucing yang tertangkap sang serigala. Lucu dan menggemaskan.Secara bersamaan, Marvel menurunkan punggung kursi penumpang yang diduduki oleh Grace saat gadis itu berusaha mempertahankan dirinya. Grace juga mendorong sedikit dada Marvel yang akan menindih tubuhnya.Darah Marve berdesir ketika pandangannya ke wajah Grace yang ketakutan. Ia berhasrat lagi ingin mencicipi santapan yang sangat lezat di depan matanya.Melihat jakun Marvel yang bergerak ke atas dan ke bawah, Grace kembali mendorong Marvel. Tubuh pria itu sangatlah keras. Grace bisa saja memukul kepala Marvel lalu menendak selangkangan pria itu. Tetapi, entah ke mana mental dan energi itu hilang.Tubuhnya melemas, napasnya memburu tak beraturan, ia gugup ketakutan, keringat di pelipisnya mulai terlihat di kening gadis itu.Marvel mengangkat tangannya hendak mengelus pucuk kepala gadis itu, tetapi Grace menahannya, memegang pergelangan tangan kekar, besar dan berurat milik Marvel.Seketika atensi Marvel teralihkan ke pergelangan tangannya yang disentuh oleh Grace. Tangan putih gadis itu melingkar manis di sana.Segera Grace melepaskan tangannya dan ia memiringkan kepalanya ke samping kanan.Marvel mengembuskan napasnya, hingga membuat Grace merinding ketika karbom dioksida yang dikeluarkan Marvel mengenai kulit wajahnya. Tercium aroma mint di sana.Pria itu sangat menjaga penampilannya. Tak hanya penampilan dari luarnya saja, melainkan juga tubuhnya bagian dalam sekalipun. Hingga mulutnya.Grace juga teringat ketika Marvel melakukan hal ini padanya. Menindihnya dan mencium bibirnya.Grace menelan salivanya saat otaknya krmbali berputar ke kejadian semalam. Marvel yang melihat gelagat gadis itu, menurunkan bobot tubuhnya ke bawah, hingga sikunya lah yang menopang tubuh pria itu hingga Marvel dapat mencium aroma tubuh Grace. Parfum soft milik Grace membuatnya kembali menegang. Tetapi, Marvel berusaha mengalihkan atensi pada miliknya yang sesak sekarang kepada wajah Grace yang berada tepat di depan wajahnya."Bisakah Om jalankan mobilnya sekarang? Ini sudah jam 7," ujar Grace tanpa menatap Marvel yang berada di dekatnya."Sudah saya katakan, kamu harus membayarnya.""Maaf, Om. Tapi, saya gak bawa uang sebanyak itu." Grace kembali berkilah. Ia ingin ke sekolah secepatnya untuk menghindari Marvel. Tetapi, kenapa malah Marvel yang mencari dirinya?"Saya akan nencicipimu sedikit saja. Saya rindu kejadian semalam, saya gak bisa tidur nyenyak semalam," ujar Marvel dengan rayuannya dan matanya yang gelap akan hasrat.Grace yang mendengar suara Marvel berubah menjadi berat tersebut menoleh dan kembali mengalihkan pandangannya seperti semula. Melihat ke arah kaca mobilnya. Di balik spion mobil pun Grace bisa melihat dirinya dan tubuh Marvel yang mengukungnya.Marvel tersenyum menggoda melihat Grace yang diam. Ia mendekati wajah Grace lalu mencium pipi gadis itu. Mata Grace membola merasakan perlakuan Marvel selayaknya makanan bagi dirinya.Marvel kembali menjauhkan wajahnya 2 senti, melihat reaksi gadis itu dan melihat liurnya di kulit wajah Grace. Tercium aroma harum di sana serta mengkilatnya kulit Grace akibat salivanya yang tertinggal.Marvel kembali melakukan aksinya. Ia mengecup bekas liurnya di sana, lalu menjulurkan lidahnya yang runcing. Menelusuri pipi gadis itu, lalu ke belakang. Mengecup telinga Grace seraya mengembuskan napasnya di sana.Grace meremas rok seragamnya. Ia merinding dengan perlakuan Marvel yang sangat intim ini. Grace hanya bisa diam, mengembuskan napasnya gusar dan sesekali ia menggeliat kegelian akibat Marvel yang mencium, menjilat bahkan menggigit telinganya.Marvel menyibak rambut Grace lalu memegang kepala Grace dengan kedua tangannya. Grace menggeliat hebat, dan itu menyulitkannya untuk kembali mencicipi telinga gadis itu."Mm ..."Satu desahan lolos di bibir Grace. Marvel tersenyum bahagia, semalaman Marvel tak dapat mendengar desahan Grace karena Marvel terkesan lebih terburu-buru tetapi tetap dengan kelembutannya."O-Om ..."Grace menyebut nama Marvel saat mengecup dan menjilat rahangnya. Ini benar-benar keterlaluan. Kaki Grace bergerak tak beraturan, absurd.Marvel kembali menegakkan kepalanya. Melihat bibir mungil itu yang terbuka, memperlihatkan gigi Grace yang cantik. Grace segera melipat bibirnya saat mengetahui arah pandang Marvel.Tetapi, Marvel kembali mengecupi dagu Grace dan ke rahang milik Grace di sebelah kiri. Marvel kini menggerakkan kepala Grace ke sebelah kanan, menyibak rambut gadis itu dan kembali melanjutkan aksinya ke telinga gadis itu.Di sana, Marvel bisa menghirup dalam-dalam aroma rambut Grace yang sangat wangi. Aroma mawar. Sesekali Grace mengeluarkan desahannya. Bukan untuk menggoda Marvel, tetapi perlakuan Marvel yang membuatnya seperti itu. Ia sedikit kewalahan dengan Marvel. Hingga Grace memukul lengan Marvel untuk menghentikan perlakuan Marvel padanya. Berhasil.Marvel melihat wajah Grace yang memerah, napasnya yang memburu sama seperti dirinya dan rambutnya yang berantakan.Marvel kembali mendekati wajahnya pada wajah Grace. Menyatukan kening mereka berdua, hingga Grace menahan napasnya. Detik berikutnya Marvel mengecup lama dahi Grace lalu menaikkan kursi milik Grace dan kembali ke tempat duduknya.Marvel melihat arlojinya. Pukul 7.45 WIB. Astaga, ini benar-benar terlambat. Ia mengira akan menghabiskan waktu 10 menit saja. Tetapi sudah lebih 30 menit sekarang."Saya antar kamu ke sekolah sekarang, ambil ponsel itu."Setelah Grace memasukkan kotak ponsel itu ke dalam tasnya karena Marvel tak kunjung menghidupkan mesin mobil. Terpaksa ia mengambilnya daripada Grace tak masuk hari ini.Marvel menjalankan mobilnya menuju kuliahan Grace. Ia turun bersama Grace. Seketika Grace menoleh ke belakang."Ngapain, Om?" tanya Grace pada Marvel."Di mana kepala sekolah kamu? Sekarang semua kelas sudah masuk."Tak lama, datanglah satpam di tengah-tengah perdebatan mereka."Grace Mirza Rania, untuk kedua kalinya kamu terlambat. Menghadap ke meja piket," ujar satpam tersebut lalu melirik ke arah Marvel yang lebih tinggi darinya. Grace yang berjalan lebih dulu dari Marvel, ia melirik sekilas satpam tersebut lalu mengikuti Grace dari belakang.Hingga perjalanan keduanya sampai ke meja dosen. Dosen yang berada di sana pun menatap Marvel dan Grace dengan bergantian."Saya telat, Bu.""Hah, ya sudah. Masuk ke kelasmu sekarang."Grace menganggukkan kepalanya, ia membalikkan tubuhnya dan mendapati Marvel lagi."Masuk ke kelasmu, Nona." Marvel berkata seraya menyuruhnya agar menyikir dari hadapannya.Marvel tersenyum ke arah Grace yang masih melihatnya dan Grace hilang dari pandangannya ketika ia berbelok ke belakang gedung."Maaf, Bu. Saya ingin bertanya, di mana ruangan kepala kampus?" tanya Marvel kepalang santai."Kamu siapa?" tanya dosen perempuan tersebut."Saya salah satu wali dari mahasiswi di sini, Bu.""Oh, mari saya antar."Marvel mengikuti langkah wanita itu, hingga masuk ke dalam ruang dosen. Mereka yang berada di sana terpanah dengan pesona Marvel yang terbilang sangat tampan bak dewa Yunani."Ini, Pak. Silahkan masuk."Marvel berjalan masuk menuju ruang kepala kampus yang di sana sudah menunggu lelaki paruh baya yang tengah duduk seraya tersenyum padanya."Selamat datang, Pak," sapanya seraya menjabat tangan Marvel."Baik, Pak. Saya ada perlu dengan Anda," ujar Marvel."Silahkan duduk, Pak."Marvel menjatuhkan bobot tubuhnya di kursi merah tersebut lalu pria itu memperbaiki posisi kacamata yang bertengger di hidungnya."Saya gak bisa basa-basi, Pak. Tujuan saya kemari untuk mengurus pembayaran siswi kelas xxx atas nama Grace Mirza Rania," kata Marvel."Oh, iya. Sebentar, saya ambilkan dulu bukunya."Sapron sang kepala kampus Grace beranjak dari kursi kebesaran menuju rak buku. Di sana sudah tertulis nama mahasiswa kelas xxx, mahasiswa skor, mahasiswa keluar, mahasiswa pindah kampus dan lainnya.Sang bendahara yang ada di sana membuka almari kaca itu lalu mengecek satu per satu nama buku yang tertera di sana. Nama jurusan dan tahun ajaran mahasiswa yang melanjutkan pendidikan tinggi di sini.Sapron k
"Makanya jangan main cewek," kata Marvel."Bukan main cewek, Bang. Cuman pacaran," sahut Gio seraya menghempaskan tubuhnya di atas sofa.Gio adalah tipikal yang sangat sering gonta-ganti wanita. 1 bulan mungkin ada 21 kali ia memutuskan pacarnya. Terbuat dari apa otak dan hati Gio itu?"Sama aja," tandas Marvel dan Gio langsung diam tak menjawab ucapan Marvel. Memang benar adanya.Gio selalu menceramahi Marvel agar menerima istrinya. Tetapi, Marvel malah diam dan menutup telinganya. Bukan tak ingin mendengar perkataan Gio, tetapi Gio juga tak berpikir bagaimana buruknya dirinya dari pada sang kakak."Lu di sini aja. Gue ada rapat."Marvel beranjak dari kursi kebesarannya. Ia mematikan komputernya, mencabut flashdisk dari CPU. Lalu Marvel mengambil kunci mobil, dompet dan ponselnya.Gio hanya menganggukkan kepala dengan santai saat Marvel berjalan melintasinya. Setelah pintu ruangan Marvel ditutup oleh sang pemiliknya, Gio membaringkan tubuhnya di sofa. Ia sangat lelah habis dikejar ol
Diperjalanan, Grace selalu memegang perutnya. Dia menahan lapar, karena hanya meminum segelas besar jus alpukat saja tak membuat perutnya kenyang lebih lama.'Duh, jangan sampai dia tahu aku kelaparan sekarang. Perut, jangan bunyi, ya. Kalo sempat bunyi, gak aku kasih jatah makan sampai besok-besok pagi. Ingat itu,' batin Grace seraya mengedipkan kepalanya beberapa kali dan mengusap perutnya dari luar seragam yang dia kenakan.Kruk ....Grace memejamkan matanya, malu sangat. Ternyata perutnya tak bisa berkompromi dengan dirinya. Astaga, Marvel yang mendengar suara aneh dari arah Grace pun menoleh.Marvel melihat Grace tengah memalingkan wajahnya ke arah jendela mobil seraya memegang perutnya. Sesaat ia tersenyum kecil melihat kelakuan Grace.Tadi dia menanyakan keadaan dirinya apakah dia lapar atau tidak. Tetapi, Grace mengatakan tidak dan sekarang malah perutnya yang berbicara. Mengatakan bahwa perut mungil Grace benar-benar lapar.Marvel mengembuskan napasnya dengan kasar."Katanya
30 detik kemudian, Marvel melepaskan bibirnya. Ia membuka mata, melihat Grace yang diam dengan matanya terbuka itu pun ia merapatkan kembali tubuhnya."Itu adalah aset berharga saya. Yang nantinya akan membuat kamu ketagihan dan juga akan merasa puas," bisik Marvel."Jangan kayak gini, Om. Gak nyaman," ungkap Grace sambil memainkan kukunya.Marvel yang mendengar penuturan gadis itu tersenyum. Ia mengangkat tubuh Grace ala bridal style. Membaringkannya di sofa yang lebar itu lalu kembali menyesap bibir Grace dengan gairahnya yang kembali berkobar.Marvel menindih Grace dengan lembut, ia menggunakan kedua sikunya untuk menopang tubuhnya yang berat agar tak menabrak tubuh Grace.Kini tangan Marvel terangkat untuk memegang kepala Grace yang bergerak ketika ia mencumbu Grace.Grace hanya diam, ia belum tahu bagaimana respon ketika seseorang berciuman. Tangan Grace keduanya terkepal di atas dadanya. Ia takut jika nanti tubuh kekar Marvel menindih tubuhnya yang mungil. Tak bisa ia menahan be
Marvel mengembuskan napasnya secara perlahan, lalu ia beranjak dari ranjang. Marvel berjalan menuju toilet untuk membersihkan diri. Sampai di rumah, sudah menunjukkan pukul 7 malam.Selesai mandi, Marvel duduk di tepi ranjang dengan keadaan setengah telanjang. Tubuh bagian atasnya terekspos apalagi jika tetesan air di rambutnya itu berjatuhan di bahunya.Marvel menghidupkan ponselnya. Ia melihat kontak Grace yang terhubung langsung dengan aplikasi hijau.Marvel berselancar menuju aplikasi WhatsApp itu, mencari kontak Grace yang ia beri nama Sweetie. Terlebih dahulu Marvel melihat status dari kontak Grace apakah sedang online atau offline.[Sayang.]Marvel mengirim pesan tersebut pada Grace lalu tanda centang abu-abu. Berarti Grace online. Ia menekan tombol kamera dan melakukan panggilan video.Tak berapa lama, Grace menerima panggilan video dari Marvel. Astaga, Grace yang melihat dada bidang Marvel itu langsung menjauhkan kamera ponselnya dari wajahnya. Ia sangat malu melihat keadaan
Grace tersenyum singkat lalu ia keluar dari mobil sport Marvel. Grace berlari masuk ke dalam pekarangan kampusnya sementara Marvel menunggu Grace hilang dari pandangannya. Setelah Grace menghilang dari kerumunan mahasiswa, Marvel menghidupkan mesin mobilnya lalu menjalankan mobil sport itu menuju kantor.Sesampainya di parkiran, Marvel keluar dari mobilnya seraya menenteng jas hitam mengkilat di lengan kiri. Ia berjalan masuk ke dalam lobi kantor tanpa staff-nya ketahui bahwa mereka tengah menggosipi Marvel dan Grace."Siapa yang nyuruh kalian berkerumun seperti ini?!" bentak Marvel membuat mereka terkejut. Tetapi, beberapa orang memilih diam tak melanjutkan perkataan mereka saat Marvel masuk ke kantornya dengan mata terbelalak."Apa yang kalian bicarakan, ha?!" bentaknya lagi pada perempuan yang berpakaian seragam milik mereka. Para staff perempuan itu hanya bisa menundukkan kepala mereka. Takut jika melihat wajah sangar Marvel sekarang, ditambah lagi dengan Marvel yang menyingsingka
"Gak usah Om. Bunda gak pake kayak begituan.""Ih, kamu gimana, sih? Orang saya yang mau beli kok."Terpaksa Grace memilih bungkam karena Marvel yang keras kepala. Padahal hari ini Marvel telah mengeluarkan banyak uang dan lihat, banyak sekali paperbag yang ditenteng Marvel dan satu hanya ada pakaian milik Grace saja.Lalu mereka berdua berjalan menuju perlengkapan dapur. Marvel memilih sayuran segar, sementara Grace memilih buah-buahan sambil mendorong troli. Marvel juga memasukkan beberapa sereal Quaker Instant Oatmeal dengan berat 550 gram, beberapa tomat, 3 piring strawberry, anggur, jeruk kesukaan Marvel, dan juga daging 250 gram.Setelah selesai berbelanja, Marvel dan Grace kembali masuk ke dalam mobil setelah membayar barang mereka. Sampai di villa milik Marvel, Grace sangat terpukau akan keindahannya. Villa Marvel berlantai dua seperti modern house dan sangat luas halamannya. Terdapat kolam berenang juga di sana, tempat duduk santai dan tempat berjemur. Apalagi ketika melihat
10 menit kemudian, Marvel membuka pintu kamar mandi tersebut hingga membjat Grace tersentak kaget mendengarnya karena Grace sejak tadi memfokuskan pikirannya pada ponsel pintar itu.Marvel datang dengan keadaan tubuh bagian atas yang terekspose sementara tubuh bagian bawah ia tutupi dengan handuk putih batas pinggang ke lututnya.Bentuk tubuh Marvel itu body goals maka jika dilihat dari mana saja akan terlihat ototnya yang atletis membuat siapa saya yang sekarang berada di posisi Grace akan terpanah, payah menelan salivanya dan napasnya tercekat. Sungguh melihat Marvel itu membuatnya mati mendadak.Marvel mengambil kaos pendek lengannya, boxer dan celana pendeknya. Ia kembali masuk ke dalam kamar mandi, tapi sebelum itu Marvel mengedipkan sebelah matanya ke arah Grace yang sesari tadi menatap aktivitasnya.Grace yang mendapatkan kedipan Marvel segera memalingkan wajahnya ke arah lain. Ke arah depan.Tak berapa lama, Marvel keluar membawa hair dryer. Ia berdiri depan tubuh Grace lalu m