Share

4. Assa Zachary

Assa Zachary Welsh adalah seorang pewaris tunggal Welsh Company yang sudah sangat lama menginginkan seorang Alyssa. Gadis yang selalu memenuhi mimpi-mimpinya. Tepat di depan matanya kini Alyssa berbaring dengan tenang setelah dokter datang dan merawatnya lagi.

“Helga! bisakah kau menggantikan pakaiannya dengan pakaian tidur agar dia bisa beristirahat dengan nyenyak?"

Helga menghela lelah nafasnya. Sejak kedatangan Alyssa, tuan mudanya itu belum juga pergi ke perusahaan untuk bekerja. Ketika Alyssa pingsan di depan mansions Assa langsung memerintahkan pengawalnya membawa Alyssa ke rumah yang ada di belakang mansion dan meminta dokter keluarganya untuk datang tanpa tetapi.

“Baiklah tapi, setelah ini Anda harus berjanji untuk pergi ke kantor, Tuan Muda.”

“Bukankah ada ayah di sana? Lalu untuk apa aku datang?”

Assa tidak bisa dibujuk seperti anak kecil yang jika diiming-imingi permen maka, akan langsung menurut. Helga sudah kehabisan alasan untuk disampaikan pada tuan besarnya perihal putra semata wayangnya yang enggan melangkahkan kakinya untuk ke kantor.

“Hari ini Anda pertemuan dengan Mark  and Moo Enterprises, Tuan Muda. Jika Anda tidak datang maka, perjanjian dengan mereka akan otomatis batal dan perusahaan akan merugi lebih dari lima ratus pounds, dan saya tidak ingin disalahkan untuk hal ini.”

Ucapan Helga berhasil membuat Assa terkekeh. Wanita itu sejak kecil tak pernah bosan merecoki hidupnya. “Helga, kau bukan sekretarisku, jadi tidak perlu ikut campur urusan pekerjaan. Tugasmu adalah di rumah.”

Helga melirik pada seseorang yang berdiri di ambang pintu, Argo sekretaris seorang Assa yang datang ke rumah hanya agar bisa membawa tuannya itu ke kantor, tapi gagal karena Assa lebih betah memandangi lelapnya Alyssa di tempat tidur, maka berakhirlah Argo dengan memohon pada Helga untuk membujuk Assa.

Argo yang di ambang pintu merapatkan kedua telapak tangannya di atas dada sebagai tanda memohon pada Helga agar Assa mau pergi ke kantor. Argo yang lebih muda dari Assa itu sering kali kalah berdebat dengan tuannya.

Lagi-lagi Helga dibuat menghela nafas lelah. “Baik kalau begitu, saya akan kembali ke kediaman tuan besar dan tidak akan mengurus Anda ataupun Alyssa lagi. Selamanya!”

Ancam Helga berhasil membuat Assa berdiri. “Hah! Kau seperti ibu, pandai mengancam. Baiklah aku akan pergi, tapi rawat Alyssa baik-baik. Dia harus tetap ada di sini.”

Helga tersenyum menang, “Tentu. Dengan senang hati, Tuan Muda. Sekarang silahkan ikut Argo dan pergilah ke kantor.”

Jelas saja Assa langsung berpaling menatap Argo yang tersenyum canggung padanya. Assa menggerutu. “Kalian berdua benar-benar bersekongkol untuk menjatuhkan ku.”

“Kalau saya berusaha menjatuhkan Tuan Muda, mungkin sudah sejak lama saya dorong Anda dari balkon rumah Anda yang megah ini,” komentar Argo menanggapi ucapan Assa.

“Sudahlah, ayo pergi.”

Ketukan-ketukan sepatu Assa nyaring terdengar mengisi ruangan. Argo berjalan di sisi membuka gadget berisi daftar kegiatan Assa. “Sebelum rapat dengan Mark and Moo lebih dulu Anda ada kunjungan ke yayasan tuan muda,”

“Hmmm,” balas Assa malas.

“Rapat akan dimulai setelah makan siang, dan dijadwalkan selesai pukul tiga sore. Setelahnya Anda harus menghadiri Gala Dinner dan menerima penghargaan dari Genius Youth.”

Assa berhenti melangkah dan berbalik memandang Argo dengan sengit. “Kau sama saja tidak bisa diajak bekerja sama,” lalu kembali berjalan.

“Maaf Tuan tapi, saya sudah bekerja sama dengan Anda ketika saya berusia lima tahun.”

“Ah! Iya benar, kau bocah yang lima tahun lebih muda dariku tapi, kau juga lebih banyak mengatur hidupku seperti Helga.”

Argo hanya mendengarkan ocehan Assa sambil terus berjalan. Sedangkan hitam sudah menunggu mereka. Assa masuk dan duduk di belakang, sementara Argo di depan bersama sopir pribadi Assa, Jeff.

“Jeff, jangan dengarkan apa pun yang diucapkan oleh Argo,” ucap Assa begitu duduk nyaman di belakang.

“Saya mungkin tidak mendengarkan ucapan Argo tapi, saya mendengarkan ucapan tuan besar,” balas Jeff yang membuat Argo terkekeh dan tentu Assa menggeram kesal karena Jack tidak membelanya.

***

Welsh Company sebuah korporasi layanan keamanan swasta itu mempunyai dua gedung yang menjulang tinggi. Assa bukanlah seorang anak yang bersembunyi di balik kekayaan orang tuanya. Apa yang diwariskan padanya memang sangat pantas untuk Assa yang juga seorang lulusan militer. Assa piawai memainkan senjata, membahas taktik dan juga mahir berkelahi.

Hanya saja rupanya menipu. Wajah Assa terlalu terlihat muda untuk pria berusia tiga puluh dua tahun tapi, kharismanya sebagai seorang pemimpin jelas tidak terelakkan. Assa terlalu memesona dalam setiap langkahnya. Tak sedikit wanita langsung jatuh hati padanya.

Bahkan ketika kakinya menapaki lobi gedung banyak sorot mata langsung tertuju padanya. Assa melirik Argo. “Bukankah sudah aku peringatkan untuk menusuk mata mereka yang masih menatapku seperti itu?”

Argo tersenyum kecil. “Jika semua mata yang ada di sini ditusuk maka, siapa yang bekerja untuk Welsh, Tuan Muda?”

“Sialan.”

“Kita langsung ke ruang rapat, semua sudah menunggu.”

“Hmmm,”

Ruang rapat berada di lantai lima. Begitu sampai di depan lift, Argo dengan cekatan langsung menekan angka tersebut, dan masuk begitu lift terbuka. Assa sedikit mengambil jarak dari Argo.

“Kenapa?” tanya Argo kesal.

“Kau tahu sendiri bukan bahwa di luar sana ada banyak isu yang mengatakan kalau kita berkencan. Aku tidak mau itu merusak image-ku.”

“Kalaupun aku harus berkencan dengan lelaki, tentu itu bukan Anda, Tuan Muda.”

“Ya, sebaiknya memang jangan aku.”

Mereka sampai di lantai lima, melangkah menuju ruang rapat. Dua pengawal di depan pintu membukakan pintu untuk Assa dan Argo. Semua sudah duduk menunggu kedatangan mereka. Assa langsung mengambil tempat tapi, suara retakan kaca mengalihkan perhatian.

Argo yang menyadari ada sebuah peluru menembus kaca gedung itu langsung mendorong kursi Assa agar tak mengenai tuan mudanya itu. Keduanya terjatuh di lantai dengan suara yang nyaring. Gerakan refleks Argo itu menghasilkan sebuah tenaga yang kuat hingga keduanya membentur dinding dengan keras.

Prang!

Peluru itu mengenai vas di atas meja dekat di dinding. Semua mata menatap kaget dengan kejadian secepat kilat itu. Kedua pengawal di luar langsung masuk begitu mendengar kegaduhan dari dalam. Keduanya dengan sigap membantu Assa dan Argo berdiri.

Assa berdiri, tajam matanya menatap keluar jendela. Ada gedung lainnya di sana. “Sam, cari tahu siapa yang berusaha membunuh saya hari ini!” perintahnya pada Sam salah satu pengawalnya.

“Baik Tuan Muda!”

Argo memungut peluru yang jatuh di lantai bersama pecahan keramik dari vas bunga. “SS two, V seven Subsonic.”

Assa mendekati Argo, dia mengulurkan tangannya agar Argo memberikan peluru itu padanya. Argo meletakan itu di telapak tangan Assa sambil berdiri. Lalu kedua mata mereka menatap pada yang menghadiri rapat hari ini.

Berjalan ke meja rapat Assa berkata pada semua yang datang hari ini. “Terima kasih untuk sambutannya. Ini membuat saya harus mengeluarkan uang lagi untuk mengganti kaca gedung dengan kaca anti peluru,” mata Assa lalu tajam memandang pada pemilik Mark and Moo. “Rapat kita lanjutkan.”

Salah satu dari mereka berkata. “Apa tidak sebaiknya ditunda dulu dan menyelidiki siapa yang melakukan hal itu pada Anda?”

“Tidak perlu, ada Sam dan juga Wolf yang akan melakukan itu untukku. Tugasku adalah menyelesaikan pekerjaan hari ini.”

Assa kemudian memberikan peluru itu pada Sam. Wolf melakukan tugasnya menggunakan teropong mengamati gedung yang jaraknya satu kilo meter di seberang sana. Itu adalah gedung yang belum selesai dibangun. Di sana hanya terlihat senjata yang digunakan untuk menembak Assa tanpa ada tuannya.

Seseorang dalam rapat meremas tangannya sendiri karena kesal. Seseorang yang sejak tadi tak lepas dari mata seorang Argo.

 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status