Share

Bab 7

"Di mana Laura?" tanya David pada sang kepala pelayan, saat baru menginjakan kaki di rumahnya.

"Apa-apaan sih kamu, Sayang? Masih ada aku, kamu sudah menanyakan wanita lain," sungut Linda kesal.

Mendengar perdebatan keduanya, Monica mendekati anak dan calon menantu pilihannya. "Jangan khawatir, Linda. Laura itu cuma anak dari kakak angkatnya David dulu. Mana mungkin dia menyukai wanita lain. Percaya deh sama tante, David hanya mencintaimu sayang," ucap Monica.

Linda hanya mengangguk. Sebenarnya, ia berpura-pura tidak mengetahui soal Laura. Padahal, ide pertunangan dadakan ini terjadi karena Monica sudah menceritakan pada Linda kalau David ada hubungan dengan anak ingusan itu.

Ck! Membayangkannya saja, ia sudah kesal.

Hanya saja, David terus berlalu--meninggalkan Linda.

"David! Mau kemana kamu, Nak?" teriak Monica seketika.

"Mandi," jawabnya ketus.

Melihat itu, Monica menghela napas panjang.

"David jadi dingin banget, Tante," adu Linda tiba-tiba begitu mereka duduk di ruang keluarga.

"Ini semua pasti karena gadis bodoh itu! Dia sengaja membuat David merasa bersalah padanya," sahut Monica.

"Aku juga heran, kenapa sih David bisa tidur dengan wanita itu? Kalau dibandingkan denganku, dia untuk jadi pelayanku saja tidak pantas!" serunya semakin membenci Laura.

Monica tentu saja menyetujui ucapan calon menantunya tersebut. Biar bagaimanapun Linda adalah keponakan dari Edward, kekasihnya.

Bibit, bebet, bobotnya lebih jelas dari Laura.

Selain itu, Monica juga sudah tidak sabar menunggu hubungan David dan Linda segera diresmikan. Sebab, Edward ingin keponakan dan David yang lebih dahulu menikah sebelum mereka.

"Kamu tenang saja sayang! Tante sudah memberinya peringatan padanya, dan tante yakin dia tidak akan berani macam-macam," balas Monica cepat.

"Tapi, bagaimana kalau dia nekat memberitahu David, Tante?"

Rosalinda tampak sangat khawatir. Ia teringat chat Monica tadi di butik kalau gadis bodoh dan miskin itu sedang berbadan dua. Jika David tahu ... bisa-bisa impiannya selama ini untuk menjadi Nyonya muda Aditama akan kandas di tengah jalan!

Linda tidak mau itu terjadi.

"Selagi Tante masih hidup semuanya akan berjalan sesuai dengan rencana kita, kamu tenang saja sayang, tante pastikan Laura akan menjadi salah satu pelayan di acara pertunangan kalian," janji Monica pada calon menantunya.

Rosalinda tidak pernah meragukan Monica sedikitpun. Ia yakin segala yang direncanakan oleh calon mertuanya ini pasti akan terwujud. Beruntung, dirinya merupakan calon menantu idaman dari wanita kaya raya ini.

"Terima kasih, Tante. Linda jadi lebih tenang setelah mendengar ini dari tante," ucapnya.

"Sama-sama, Sayang. Apapun, akan tante lakukan untuk mempertahankan hubungan kalian. Tante juga tidak sudi memiliki menantu miskin, seperti Laura. Sekarang masuklah ke kamar David, sebentar lagi tante akan meminta gadis miskin itu untuk membawakan minuman ke kamar David," ucap Monica dengan segudang rencana liciknya.

Rosalinda tersenyum menyambut bahagia rencana dari calon mertuanya.

"Baiklah tante, kalau begitu Linda ke kamar David dulu ya," pamitnya yang dibalas anggukan oleh Monica.

Setelah memastikan calon menantunya masuk ke dalam kamar sang anak, kini Monica memerintahkan sang kepala pelayan untuk memberitahu Laura agar membawakan minuman ke kamar David.

Awalnya sang kepala pelayan yang menawarkan diri, tapi dengan tegas Monica menolaknya.

Dia hanya mau Laura yang masuk ke dalam kamar itu.

Sang kepala pelayan jelas tidak memiliki kewenangan untuk melanggar perintah sang Nyonya rumah, dia pun melakukan perintah Monica untuk memberitahu Laura segera mengantarkan minuman ke dalam kamar David.

Dengan mata sembab akibat tangisan yang tak bisa Laura cegah, kini gadis cantik bertubuh mungil itu menaiki anak tangga satu demi satu.

Sampai akhirnya dia tiba di depan kamar David, dan kamar tersebut tampak sedikit terbuka.

"Kenapa kamarnya tidak dikunci?" gumamnya di dalam hati.

Laura menarik nafas berat, lalu membuangnya secara kasar. Jujur dia masih kecewa dan sakit hati pada David. Rasanya Laura ingin pergi dari rumah ini, tapi Laura takut kalau ancaman Monica benar-benar terjadi.

"Aku harus berpura-pura tidak terjadi apa-apa," ucapnya pada diri sendiri.

Laura pun mendorong pintu kamar David, matanya membelalak melihat David dan Rosalinda sedang berciuman bersamaan dengan suara cangkir yang jatuh hingga membuat David kaget.

Praaaaang!

"La–Laura," David terbata.

****

"Dengarkan penjelasanku, Laura," pinta David penuh permohonan.

Setelah kejadian tadi, Laura memilih masuk ke dalam kamarnya. Hanya saja, David baru menyusul Laura 2 jam kemudian.

David tidak ingin pembicaraannya dengan Laura nanti didengar oleh sang mama dan juga Rosalinda. Namun, tindakannya itu justru makin membuat Laura salah paham.

"Laura tidak apa-apa Om," jawabnya.

"Om?" David membeo karena panggilan itu kembali digunakan oleh Laura.

"Maaf, Laura lebih nyaman memanggil Om, juga untuk menghindari kesalahpahaman bila nanti Nyonya mendengarnya. Sekarang tak ada lagi yang perlu dijelaskan, Laura mau istirahat. Keluarlah," usir Laura lembut tanpa berani menatap ke arah David.

Pria ini sudah membohonginya habis-habisan. Laura sangat kecewa.

"Aku tahu kamu pasti marah. Sekarang tolong beri aku waktu untuk menjelaskan semuanya," pinta David.

Laura yang awalnya berdiri kini memilih duduk di atas ranjang. Lalu David berlutut di depan Laura, sambil menggenggam kedua tangan Laura.

Entah kenapa David merasa jadi manusia paling hina di dunia ini telah membuat Laura terluka. Dan ini justru terjadi disaat dirinya sudah merenggut kesucian gadis yang ia cintai.

"Aku minta maaf, kalau belum pernah menceritakan soal Rosalinda. Tapi percayalah aku hanya mencintaimu Laura."

David mengecup punggung tangan Laura yang di pegangnya. Laura memberanikan diri untuk bertanya mengenai hubungan David dan wanita bersama Rosalinda itu.

Meski Monica sudah menceritakan banyak hal tentang David dan Linda, tapi Laura ingin mendengar langsung dari mulut David.

"Apa benar dia kekasih Om?" tanyanya.

David membuang nafas kasar, situasi inilah yang tidak ia sukai jika berhadapan dengan wanita.

"Kami memang berpacaran sejak lima tahun yang lalu, itupun karena dijodohkan oleh Mama. Hubungan kami selama ini sangat tidak sehat, bahkan satu tahun belakangan kami tak pernah berkomunikasi. Sampai akhirnya dia datang ke Indonesia," ucap David menjelaskan.

David menceritakan semua yang dia lalui bersama Rosalinda, dia tak ingin ada yang ditutup-tutupi lagi di depan Laura.

Sebab rasa bersalahnya terhadap anak dari Kakak angkatnya ini begitu besar hingga membuat David merasa menjadi manusia yang paling hina.

David juga merasa menjadi pria paling pengecut di muka bumi ini.

Tak ada satupun kata yang keluar dari mulut Laura setelah mendengar penuturan David terkait hubungannya dengan Rosalinda.

"Sekarang aku mohon pengertianmu Laura. Aku meminta izin untuk bertunangan dengan Rosalinda. Aku janji akan mencari cara agar tidak sampai menikah dengannya. Ku mohon bersabarlah," bujuk David lagi.

Bulir bening berhasil keluar dari kedua sudut mata Laura. Dia sudah tidak respect lagi pada David

"Aku akan memberi izin asal Om mengabulkan permintaanku," jawab Laura.

"Apa Laura? Cepat katakan," pinta David.

Apapun yang Laura mau akan dikabulkan olehnya asal Laura mau bersabar menunggunya menyelesaikan masalah dengan Rosalinda.

"Aku mau hubungan kita berakhir sampai di sini."

Wajah David tampak terkejut. "Apa maksudmu?"

Komen (2)
goodnovel comment avatar
NitNoth
hua Laura... pergi aja dari rumah david.
goodnovel comment avatar
Chy Doang
Laki2 kok gk tegas goblog
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status