Share

Bab 4. Memasuki Istana Taiyang.

Selama hampir satu sichen dua kereta mewah dari Kediaman Yu terus berlari dengan kecepatan sedang menuju Istana Taiyang. Salah satu dari kereta tersebut ditempati oleh Yu Jie bersama Chun, sementara kereta lainnya ditempati Li Qui bersama pelayan setianya. Nyonya Besar sengaja tidak menempatkan Yu Jie dan Li Qui di dalam satu kereta, sebab ia tahu kalau Li Qui selalu iri terhadap Yu Jie dan kerap mengganggu Yu Jie tanpa sepengetahuan dirinya. Ia menerima laporan itu dari beberapa pelayan setia yang telah ia tempatkan di kediaman untuk menjaga Yu Jie secara diam-diam.

Dan saat ini, dari dalam kereta yang membawanya menuju Istana Taiyang, Li Qui menyibak tirai jendela kereta yang berada di sisi kiri tubuhnya. Ia memperhatikan kereta Yu Jie yang bergerak di depan kereta yang ia tumpangi. Ada kecemburuan besar yang ia rasakan untuk Saudari tirinya itu yang pagi ini telah berhasil mendominasi perhatian Nyonya Besar hingga sang Nenek tidak memperhatikannya sama sekali ketika ia akan meninggalkan kediaman.

"Aku pikir Nenek sengaja mengirimnya agar bersaing denganku di saat pemilihan Selir Nanti," dengusnya kesal.

Pelayan setia Li Qui yang tengah duduk di samping Li Qui pun menanggapi ucapan Nonanya itu. "Kalau begitu, bukankah kesempatan Nona untuk terpilih sebagai Selir Kaisar Gao akan menjadi sangat kecil?"

"Maksudmu Yu Jie lebih baik dariku?!" Li Qui berpaling pada pelayan setianya, ia menatap gadis berusia 14 tahun yang kini sedang duduk di sisinya itu dengan tatapan tajam.

"Bu... Bukan begitu Nona," jawab sang pelayan terbata. Siapa yang tidak mengetahui apa yang akan dilakukan Li Qui ketika gadis itu sedang marah? Sebagai pelayan setia Li Qui... Yin, sangat mengenal tabiat Nonanya itu. Dan demi memperoleh kepercayaan Li Qui ia hanya perlu bermulut manis di hadapan Li Qui. "Mak... Maksud hamba, hari ini Nyonya Besar sengaja mendandani Nona Besar Jie dengan barang-barang mewah. Takutnya di Istana Taiyang nanti Nona Besar Jie akan menjadi pusat perhatian. Sedangkan kita tahu bahwa seharusnya Nona lah yang menjadi pusat perhatian karena Nona jauh lebih cantik dari Nona Besar Jie," terang Yin mencoba menjilat Majikannya agar melupakan kata-kata yang baru saja ia ucapkan.

"Dia? Menjadi pusat perhatian?" Li Qui tersenyum sinis. Ia tentu saja mengerti mengapa Yin seolah takut Yu Jie akan merebut perhatian Kaisar Gao, karena ia akui Yu Jie memang sangat cantik. Dan walaupun di kediaman Yu ia sangat disayang oleh Ayahnya. Namun sayangnya kedudukan Ayahnya berada di bawah Neneknya. Oleh sebab itu, selain cantik Yu Jie juga selalu mendapatkan barang-barang yang jauh lebih baik dari miliknya. "Gadis tengik itu benar-benar gadis murahan. Ibunya merebut Ayahku dari Ibuku. Dan dia... Dia merebut semua perhatian Nenek dariku. Tapi tenang saja, aku... Li Qui, tidak akan membiarkan dia menang di dalam pemilihan nanti," tukasnya sembari tertawa licik, membayangkan apa yang kelak akan ia lakukan untuk menjatuhkan Yu Jie.

Setelah berkendara selama satu sichen lebih, akhirnya kereta Yu Jie dan Li Qui pun melewati gerbang Istana Taiyang, masuk menuju halaman Istana yang telah dipenuhi oleh puluhan kereta lainnya. Untuk pemilihan Selir kali ini, dua puluh orang putri Bangsawan telah dikirim ke Istana Taiyang untuk mengikuti pemilihan. Semua putri Bangsawan itu saling berlomba untuk menjadi Selir Kaisar Gao. Begitu juga Li Qui yang pernah melihat Kaisar Gao berkuda di jalan ketika ia pergi untuk berbelanja. Ketampanan Kaisar muda yang baru berusia 21 tahun itu telah berhasil membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama. Karena itu ia membujuk Ayah dan Ibunya agar mengirimnya ke Istana untuk mengikuti pemilihan Selir.

Turun dari kereta, Chun dengan cepat menarik Yu Jie sambil membawa koper kayu kecil yang berisi pakaian Yu Jie dan sebuah buntalan kain yang berisi pakaiannya. Ia melakukannya demi menjauhkan Yu Jie dari Li Qui, tanpa pernah mengetahui bahwa sebelum pemilihan Selir dilakukan, semua calon Selir dan pelayannya akan ditempatkan di dalam satu aula besar yang telah dilengkapi dengan tempat tidur sebagai tempat tinggal sementara.

Untuk ke aula tersebut, para calon Selir dikumpulkan terlebih dahulu di halaman Istana. Lalu dipanggil satu persatu memasuki sebuah ruangan untuk diperiksa oleh dayang Istana yang akan melaporkan hasil pemeriksaannya kepada Kasim Kekaisaran. Apabila calon Selir dinyatakan lolos, maka calon Selir akan diantarkan ke aula.

Pemeriksaan dilakukan selama kurang lebih tiga sichen. Ada lima putri Bangsawan yang dipulangkan kembali oleh Kasim Kekaisaran karena tidak memenuhi syarat untuk menjadi Selir Kaisar Gao. Sisanya dinyatakan lolos untuk memasuki harem Kekaisaran, termasuk Yu Jie dan juga Li Qui yang langsung dibawa oleh para dayang Istana menuju aula untuk beristirahat agar bisa mengikuti uji bakat pada keesokan harinya. Uji bakat ini untuk menentukan kedudukan Selir di dalam harem.

Pada siang dan sore hari, para calon Selir dijamu dengan banyak makanan enak. Dan malam harinya, seluruh calon Selir diminta untuk tidur lebih awal agar bisa tampil segar di saat pengujian bakat. Yu Jie cukup beruntung karena ia mendapatkan tempat tidur yang tidak bersebelahan dengan Li Qui, selain itu putri Bangsawan yang menempati tempat tidur di sebelahnya juga sangat baik padanya.

Putri Bangsawan itu adalah seorang gadis bermarga Fu dan bernama Yueyin, Fu Yueyin. Di awal perkenalannya dengan Yueyin, Yu Jie langsung bisa akrab dengan gadis itu yang usianya satu tahun lebih tua darinya. Yueyin bahkan membelanya ketika Li Qui menghampirinya dan berbicara kasar padanya. Hal itu membuat Yu Jie sangat mengagumi Yueyin dan bersedia berteman dengan Yueyin tatkala gadis belia itu memintanya untuk menjadi Sahabatnya.

***

Malam hari, meski sekarang merupakan pertengahan musim gugur, tetapi di luar aula yang Yu Jie tempati angin bertiup sangat kencang. Gemerisik dedaunan yang saling bergesekan terdengar hingga ke dalam aula, membuat Yu Jie yang belum bisa memejamkan matanya menjadi sangat resah. Dari ia lahir sampai hari ini, baru kali ini ia meninggalkan kamarnya yang nyaman. Keluar dari kediaman tempat di mana ia selalu menghabiskan hari-harinya, dan itu bukanlah sesuatu yang mudah untuknya.

Hanya saja, bukan meninggalkan kediaman yang membuatnya menjadi resah. Tetapi sebuah perasaan yang saat ini tengah memenuhi hatinya. Ini dimulai sejak ia keluar dari kediaman, melewati jalanan di mana ia bisa menatap Laut Xishi dari kejauhan. Dan samar-samar ia seolah melihat bayangan seekor naga di sana. Naga putih yang memiliki sisik berwarna keperakan juga rambut putih perak di belakang kedua telinganya.

"Apakah yang telah kulihat tadi pagi adalah Dewa Naga Penguasa Laut yang selama ini mendiami Laut Xishi seperti yang tertulis di dalam legenda? Lalu apa hubunganku dengannya? Mengapa hatiku... Hatiku terasa sangat sakit ketika melihatnya?" gumam Yu Jie sembari meremas pakaiannya di bagian dada dengan perasaan gundah.

Comments (8)
goodnovel comment avatar
Abigail Briel
makasih kak...
goodnovel comment avatar
Imas Melinda
seru bangetttt
goodnovel comment avatar
Liya liyana
apa nantinya dewa naga emas juga bereinkarnasi menjadi manusia?
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status